[16.]Ledakan (2)

4.6K 273 12
                                    

Banyak ledakan yang terjadi, entah kenapa ledakan itu terus terjadi. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Apa semuanya sudah terlambat?" Gumam Bevan dengan raut wajah sedih, "apa aku sudah tidak bisa membangkitkan kerajaan Lucifer lagi?"

"Apa yang harus aku lakukan?"

Duar!

Duar!

Suara ledakan terus terjadi membuat Bevan ikut resah, tidak ada yang tahu ledakan apa itu. "Kiezi," lirih Bevan pelan. Dia memang berharap anak satu-satunya itu ada di sini.

"Bevan." Panggil Fiola pelan, "ada apa?" Jawab Bevan.

"Ledakan yang terjadi semakin menyebar luas, tidak hanya daerah sini saja. Daerah vampire school juga terjadi ledakan, apalagi di Lucifer City."

Bevan menghela nafas kasar, apa yang bisa dia lakukan. "Fiola, kamu jangan meninggalkan aku."

Fiola menggelengkan kepalanya, "aku tidak akan meninggalkan dirimu Bevan, aku akan selalu di sampingmu," ujar Fiola sambil memeluk erat Bevan.

Bevan menyentuh pelan pipi Fiola, Fiola merasa tenang akan sentuhan itu.

Wajah Bevan mendekat, Fiola diam. Hingga batas di antara keduanya menghilang. "Aku mencintaimu Bevan," lirih Fiola pelan tetapi dapat di dengan Bevan.

Bevan tersenyum, "aku juga mencintaimu." Lirihnya walau sebenarnya itu tidak pasti.

---

"Ini teleport terahkir," ujar Kiezi sambil mengatur nafasnya yang sesak. "Baiklah kita harus ke sana!"

"Aku ingin bertanya," ujar Zen membuat Kiezi berhenti.

"Apa?" Balas Kiezi dengan senyum kecil di wajahnya.

"Aku setuju kamu membangkitkan kembali kerajaan Lucifer." Kiezi terdiam, dia tersenyum kecil lalu mengangguk seperti anak kecil.

"Terima kasih, aku akan membangkitkannya! Pasti!"

"Ayo!"

Mereka mulai berteleportasi, ini terahkir mereka berteleportasi, rasa lelah sudah menyerang mereka. Hingga mereka tiba langsung di sebuah daerah yang sangat luas, di sana ada beberapa runtuhan bangunan.

"I-ini di daerah kerajaan Lucifer," ujar Kiezi pelan.

"Hah?" Zen tampak terperengah dengan reruntuhan bangunan kerajaan Lucifer.

"Begitulah, ini adalah kerajaan Lucifer." Kiezi dan Zen berjalan untuk mencari seseorang tentunya.

Duar!

Duar!

Suara ledakan kembali terdengar, entah apa yang sebenarnya terjadi. "Kenapa ledakan terus terjadi? Apa yang sebenarnya terjadi?" Gumam Kiezi dengan raut wajah sangat terlihat khawatir.

"Ka-kalian datang?" Suara yang sangat mereka kenali. Kiezi menatap ke arah Bevan yang sedang menatap dirinya dengan pandangan aneh.

"Hahh... aku datang karena aku perlu kemari," ujar Kiezi yang berjalan menuju ke arah Bevan.

"Kamu mau membantuku?" Tanya Bevan yang membuat Kiezi diam.

Zen juga memilih diam, walaupun semuanya ia juga tahu. Tapi tetap saja semuanya tetap di tangan Kiezi, Kiezi adalah putri dari kerajaan Lucifer.

Kiezi masih diam, Kiezi menghembuskan nafasnya kasar. "Sebelum aku kembali menghidupkan jantung Lucifer... aku akan bertanya."

"Apa yang ingin kamu tanyakan?" Tanya Bevan tenang.

BLOOD ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang