[38.]Kinan dan Jonathan

3.6K 194 6
                                    

WARNING 17+

---

Kinan berjalan santai menuju ke taman belakang istana. Dia bosan terus menerus di dalam kamarnya, dia juga tidak ada teman.

Kinan memilih menuju ke taman belakang, karena sekarang dia sudah boleh keluar, dia tidak akan bosan lagi.

Zen tidak akan mau kalau diajak menuju ke kota, Zen lebih suka di dalam ruangan perpustakaannya.

Dia berjalan santai keluar istana, banyak keluarga Lucifer di sana. Banyak yang menunduk hormat kepadanya.

Sesampai di taman dia memilih duduk di salah satu kursi panjang, dia vampir tapi dia tidak segalak ayahnya. Dia pernah bertanya kenapa ayahnya kurang perhatian padanya.

Tapi jawaban ayahnya tetap sama, "Aku sayang padamu Kinan, jangan berpikir kalau aku kurang perhatian kepadamu."

Kinan menghela nafas secara kasar, dia memandang bunga-bunga yang ada. Dia tersenyum kecil, jujur dia malah merasa bukan anak asli dari sosok Gleya dan Bevan. Apalagi Zen sedikit tidak suka padanya.

Apa karena aku seperti anak kecil maka mereka membenciku? Apa karena aku tidak sehebat kedua orangtuaku juga? Aku lelah seperti ini, batin Kinan sedih.

Srek! Sebuah suara yang berasal dari hutan dekat dengan taman belakang istana Lucifer itu membuat Kinan sangat terkejut.

Tiba-tiba Kinan merasa takut, tapi karena dia juga sangat penasaran dia memutuskan untuk menuju ke dalam hutan itu dan melihat apa yang ada di sana.

Dia mulai masuk dan menuju ke dalam hutan lalu, dia menyusuri sampai ke dalam hutan. Cahaya matahari sedikit tertutup dengan pohon-pohon yang sangat tinggi.

Dia menghela nafas secara kasar, kenapa dia sampai ingin tahu seperti ini? Memangnya ada apa?

Sebenarnya tadi suara apa? Aku sangat penasaran sampai tidak sadar ini sudah terlalu jauh, batin Kinan.

Dia berbalik berniat pergi dari hutan, tapi tiba-tiba ada sebuah tangan yang menepuk pundaknya dan itu membuat Kinan merinding.

Dia berniat kabur tapi kakinya merasakan lilitan sebuah tali. Dia terdiam dan memilih menutup mata. Dia ketakutan, harusnya tadi dia tidak ke hutan.

Seharusnya aku tidak penasaran, lirih Kinan dalam hati.

"Hei," suara yang familiar memanggilnya. Tapi Kinan tetap menutup matanya. Dia masih takut.

"Hei, ada apa? Aku tidak akan mencelakaimu. Aku hanya tertarik dengan kecantikanmu saja," ujar lelaki itu. Kinan membuka matanya lebar. Dia menatap ke arah laki-laki yang pernah ia temui itu.

"Kau, Jo-Jonathan? Pe-peri itu?" Tanya Kinan pelan. Jonathan mengangguk, dia tersenyum kecil.

"Ada apa kau mengikutiku?" Tanya Jonathan pelan, dia mendekatkan wajahnya ke wajah Kinan. Kinan dapat merasakan hembusan nafas sosok Jonathan.

Kinan menahan nafas dan wajahnya sedikit memerah. Dia meneguk salivahnya. Deru nafas yang tidak teratur.

"A-aku ti-tidak meng-mengikutimu," ujar Kinan pelan, dia tidak bisa mundur karena kakinya masih terlilit sebuah tali.

"Begitu, tapi kenapa kau bisa di sini?" Tanya Jonathan yang belum menjauhkan wajahnya sama sekali.

"I-itu..." Kinan kebingungan, mulutnya terasa tidak bisa bicara apalagi saat tangan Jonathan melingkar di pinggang sosok Kinan.

Kinan tersentak dan sedikit menjauhkan wajahnya yang merona. Dia tidak dapat menahan air mata yang keluar.

Jonathan kaget saat melihat Kinan menangis. Dia kebingungan lalu berniat melepaskan pelukannya, tapi dia tidak jadi saat mendengar sebuah suara.

Jonathan langsung naik ke atas pohon. Lalu memeluk erat sosok Kinan.

Seandainya aku masih bisa terbang, batin Jonathan kesal.

Kinan diam dipelukan Jonathan, harum tubuh Jonathan membuat sosok Kinan betah. Kinan ketakutan lagi saat mendengar suara teriakan.

"Jangan bergerak, di sana ada seseorang. Kau vampirkan? Sepertinya dia adalah peri yang benci bangsa vampir. Di sana... liat itu adalah debu dari vampir yang tadi dibunuh oleh peri," Jonathan menunjuk sebuah abu yang sudah terbang.

"I-iya," lirih Kinan pelan.

Dia memeluk Jonathan erat, Jonathan tersenyum kecil dia langsung melompat dari pohon satu ke yang satu. Dia tidak bisa terbang tapi pandai dalam melompat.

Jadi suara tadi itu peri yang mengincar vampir, batin Kinan.

Jonathan menurunkan Kinan di taman Kerajaan Lucifer, dia mengecup pelan dahi Kinan. Wajah Kinan sedikit merona.

Dia terdiam lalu menatap sosok Jonathan. "Mungkin aku seorang peri, mungkin ada bangsa peri yang membenci vampir. Tapi aku tidak membencinya karena 'dia' telah menolongku."

Dia?

Dia siapa? Batin Kinan.

"Aku... em... terima kasih," ucap Kinan pelan. Jonathan tersenyum kecil, dia mendekatkan wajahnya lalu mengecup pelan bibir Kinan.

Kinan tidak bereaksi, dia terdiam. Wajahnya merona. Jonathan masih menempelkan bibirnya di bibir merah Kinan.

Saat Jonathan kesal karena tidak ada reaksi dari Kinan. Dia melumat pelan bibir Kinan. Kinan tersentak dan memberikan ruang bagi Jonathan untuk menikmati bibirnya.

Dia tidak membalas, tapi lama-lama kelamaan Kinan terbuai. Dia membalas ciuman lembut Jonathan.

Jonathan menarik pinggang Kinan mendekat, Kinan mengalungkan tangannya. Dia menikmati ciuman lembut Jonathan.

Jonathan memeluk erat Kinan, dia turun ke arah leher. Dia mengecup pelan leher Kinan.

Kinan mendesah pelan, dia membiarkan Jonathan menidurkan tubuhnya di atas rumput. Rumput yang bersih, hanya sedikit basah.

Kinan merasakan aneh di tubuhnya, ada desiran aneh di dadanya. Seingat Kinan dia memiliki jantung yang berdetak tidak berdetak. Tapi kenapa dia merasa ada yang berbeda?

"Aku menyukai bibirmu Kinan," bisik Jonathan pelan di leher Kinan. Kinan mendorong pelan tubuh Jonathan hingga jatuh ke tanah juga.

Dia duduk di atas Jonathan lalu menciumnya. Dia menikmati ciuman yang membuat dia gila. Dia merasakan sesuatu yang membuat dirinya sedikit merasa lupa.

Bukannya aku mencintai Zen, tapi kenapa aku menikmati ini? Batin Kinan bingung.

Jonathan yang sadar dirinya sudah kelampau batas langsung melepaskan ciuman itu. Kinan tersentak, syok.

Kenikmatan tadi hilang seketika, Jonathan membantu dia berdiri. Tapi Kinan merasakan aneh. Dia merasa ada yang hilang.

Dia menatap Jonathan, Jonathan memang tampan. Matanya yang bewarna biru, serta rambutnya yang bewarna hijau tosca.

"A-aku..." wajah Kinan masih merona. Jonathan mendekat dan menyentuh kening Kinan.

Muncul cahaya dan tubuh Kinan terjatuh ke pelukan Jonathan. "Maaf aku harus melakukan ini, aku harus membuat kamu melupakan tentang ini semua. Kamu belum boleh mengingatku," lirih Jonathan.

Dia menggendong Kinan lalu menidurkan tubuh Kinan di sebuah bangku taman. Dia mengecup pelan bibir merah Kinan.

"Aku..."

----

VINAANANTA

REVISI : SELASA, 10 OKTOBER 2017

BLOOD ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang