[26.]Fiola?

3.9K 229 18
                                    

Flashback [ON]

Fiola, Gleya, dan Galeo juga Garva yang dibantu oleh Galeo untuk berjalan menuju ke kamar tamu, tiba-tiba ada aura gelap yang membuat mereka bingung, mereka sekarang sedang was-was.

Fiola yang terus menatap sekeliling mereka untuk melihat apakah ada masalah atau tidak tiba-tiba dia merasakan pusing, juga tiba-tiba muncul asap yang membuat mereka tidak bisa melihat.

Gleya berteriak memanggil Galeo, "Galeo! Garva! Fiol--uhuk... sial, asap apa i-ini?" Gleya bertemu dengan Galeo tapi tidak dengan Fiola.

Fiola yang sedang berada jauh juga sudah jatuh pingsan langsung ditangkap oleh seseorang, orang itu seorang perempuan. Perempuan itu menangkap Fiola dan langsung membuka sebuah portal dan tersenyum sinis.

"Selamat tinggal Fiola."

Perempuan itu berpura-pura menjadi Fiola lalu meredakan asap yang ia buat, lalu berjalan menuju ke arah Gleya serta yang lainnya.

Flashback [OFF]

---

"Di mana Fiola?"

Mereka semua membelalakan matanya saat melihat Kiezi menusukkan tangannya ke perut Fiola membuat Fiola langsung terbatuk dan mengeluarkan darah.

"K-kau, ap-apa maksudmu?" Tanya Fiola dengan nada kebingungan.

"Jangan berbohong kalau tidak mau aku langsung bunuh!" Teriak Kiezi menatap tajam ke arah Fiola.

"A-aku Fiola!" Sentak Fiola keras dengan nada sangat kesal, dia berusaha melepaskan tangan Kiezi dari perutnya tapi sia-sia.

Kiezi terus memperdalam tusukannya membuat Fiola membatukkan darah lagi, dia menatap Kiezi lalu perlahan tubuh Fiola menjadi wujud lain, mereka yang ada di sana langsung kaget.

"De-Delia?" Gumam mereka bersamaan, Kiezi menatap dingin Delia, dia menghela nafas lalu menarik tangannya membuat Delia langsung jatuh tersungkur tidak bedaya.

Dia menatap Delia dengan tatapan kesal, dia sudah tahu dari awal. Dia adalah Delia bukan Fiola, dari iris mata mereka sudah sangat berbeda. Apalagi tingkah mereka, Fiola memang cinta dengan Bevan tapi dia tidak sebrengsek Delia.

"Ba-bagaimana bisa kau tahu ka-kalau ak-aku adalah D--"

"Cih... iris mata bisa membedakan kalian! SEKARANG DI MANA FIOLA!? KAU MAU AKU BUNUH ATAU MAU AKU AMPUNI!?"

"Ma-maaf, aku sebenarnya... sebenarnya... sebenarnya yang menyuruhku untuk menangkap Fiola adalah pangeran Darvo," jawab Delia dengan lirihan dan berusaha menahan rasa sakit di perutnya.

"Sekarang Fiola di mana?" Tanya Bevan yang sedari tadi baru di sadari sudah memegangi dadanya. Tubuhnya terasa sangat sakit.

"Be-Bevan," gumam Gleya sambil membantu suaminya itu. Kiezi terdiam, dia menutup mata dan berusaha merasakan aura Fiola.

Sesuatu yang membuat Kiezi terdiam, dia merasa seolah apa yang ia rasakan saat ini itu palsu, dia melihat tubuh Fiola yang sudah berada di tangan Darvo itu, dia melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh orang lain dari jarak sejauh ini.

Tubuh Fiola sudah terbelah, banyak darah di sekitar tubuh Fiola, entah Fiola masih hidup atau tidak, tapi yang pasti Kiezi sudah tidak merasakan hawa kehidupan dari sosok Fiola.

Suara jeritan dan cipratan darah membuat semua terdiam, aura gelap ini membuat Zen yang ada di luar langsung masuk ke dalam dan betapa terkejutnya saat melihat pakaian dan muncul sebuah sayap yang bewarna hitam.

Kiezi memegang kepala Delia yang sudah lepas dari tubuhnya, dia tidak peduli dianggap pembunuh atau apapun itu. Tapi yang penting sekarang dia sedang marah. Sangat marah dan harus menghabisi sosok Delia.

"Brengsek! Aku sudah mengampuninya tapi putranya berbuat hal yang membuat aku marah." Desis Kiezi tajam lalu pergi dari jendela yang barusan saja ia rusak.

"Kiezi!!" Teriak semuanya memanggil sosok Kiezi, Kiezi tidak peduli dan memilih langsung terbang menuju ke tempat yang harud ia tuju sekarang, dia sedang sangat marah.

Fiola mati, walau dia membenci wanita itu tapi tetap saja, dia kakak Zen dan vamore bagi Bevan... bila tidak ada vamore maka...

Vampir akan lemah dan tidak meiliki tenaga. Walaupun bisa menggunakan darah hewan tapi tetap saja darah seorang manusia yang memang sudah khusus untuk seorang vampir itu beda.

---

Zen, Galeo, Gleya, dan juga Bevan serta Garva yang sudah sadar dari pingsannya langsung membersihkan sisa tubuh Delia yang sudah tidak terbentuk sama sekali.

"Sebenarnya ada apa dengan Kiezi? Kenapa dia membunuh Delia sampai seemosi itu?" Tanya Bevan yang masih berusaha menahan sakit di sekujur tubuhnya yang sudah lembam.

"Bevan, apa mungkin sesuatu terjadi dengan Fiola? Kau kesakitan terus Bevan." Gleya menatap suaminya dengan sorotan khawatir.

"Mending kau putuskan terlebih dahulu hubungan dar--"

"Tidak! Kalau aku memutuskannya, maka... maka... maka aku tidak akan bisa mengetahui keadaanya." Lirih Bevan yang dimaklumi oleh sosok Gleya.

"Kita harus mencari Fiola."

---

VINAANANTA

REVISI : SELASA, 10 OKTOBER 2017

BLOOD ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang