[42.]Kawan atau Lawan

4K 209 5
                                    

Zen langsung membuka matanya lebar, nafasnya menderu. Jantungnya juga berdetak lebih cepat.

Dia memegangi kepalanya, kepalanya terasa pusing. Mimpi yang membuat dia teringat dengan sosok Kiezi sekali lagi.

Entah sampai kapan dirinya akan seperti itu. Dia menghela nafas secara kasar. Dia berdiri dan menuju ke arah balkon. Dia membuka jendela balkon lalu berdiri di situ.

Hari masih malam, di kota juga masih gelap. Zen menatap ke arah langit malam.

Tanpa sadar air mata menetes dari pelupuk matanya. Dia menangis. Dia tidak bisa menahan rasa sakit di dadanya.

"Ki, seandainya saat itu aku bisa membantumu," lirih Zen dengan nada yang bergetar.

Matanya yang bewarna merah itu perlahan menggelap menjadi merah darah. Mata itu menatap kosong ke arah langit malam.

Hingga tiba-tiba seseorang datang dan membuat Zen langsung berbalik dan menatap tajam ke arah seorang wanita dengan pakaian yang kurang bahan.

"Siapa kau?" Tanya Zen langsung sambil menutup pintu balkon menggunakan rantai yang hampir persis dengan milik Kiezi. Zen memang mempunyai rantai itukan?

"Memangnya aku harus memberitahu siapa aku?" Balas wanita itu dengan nada yang dibuat manja.

Zen hanya diam sambil terus menatap tajam ke arah wanita itu.

"Siapa kau? Bagaimana kau bisa kemari?" Tanya Zen lagi dengan kesabaran.

"Cih... aku di sini ditugaskan oleh raja Yervy untuk menangkapmu! Aku adalah klan serigala! Namaku Rosalin Wersilft. Kau bisa memanggilku Ro--"

"Aku tidak bertanya," potong Zen dan langsung menusukkan rantainya di perut Rosa.

Tes! Darah menetes dari perut Rosa, Zen mendekat dan Rosa menggeram kesal. Rosa langsung menjadi serigala bewarna putih, dan luka yang dia dapat langsung sembuh.

Zen mundur dan langsung lompat dari balkon kamarnya karena Rosa sudah menerjang dirinya. Untung saja saat Rosa menjadi serigala, Zen langsung membuka balkon dengan rantainya.

Sekarang keduanya sudah ada di area hutan yang luas. Zen terbang menggunakan sayap bulunya. Tiba-tiba rambutnya berubah menjadi hitam dan matanya semerah darah. Serta pakaiannya berubah menjadi jubah bewarna hitam.

"A-apa ini?" Gumam Zen yang tidak mengerti, dia memang pernah meminum darah Kiezi tapi kalau kekuatan Kiezi sampai seperti ini berarti dia sudah bukan vamore?

Rosa menatap tajam ke arah Zen, dia benci karena Zen sudah melukai dirinya. Untung saja kemampuan penyembuhan milik Rosa bisa diandalkan.

"Sebenarnya apa mau kerajaanmu itu? Kenapa dia ingin menangkapku? Aku saja tidak tahu dia siapa!?" Zen berteriak dengan nada sangat kesal.

"Bukan urusanmu, lebih baik kau menyerah dan menyerahlah dirimu padaku. Maka aku tidak harus melukaimu," ujar Rosa dengan nada sombong.

Zen berdecak kesal, "dasar anjing berbulu."

"Apa?"

"Kau ini anjing berbulu yang tidak tahu malu sama sekali! Jangan mentang-mentang kau berubah menjadi anjing seperti itu kau bisa membuat aku takut!" Teriak Zen marah, auranya sangat gelap.

Rosa menggeram dan langsung berlari dan menerjang Zen, tapi Zen lebih dulu menghindar tapi akibat dia menghindar, dirinya sampai menabrak pohon dan terjatuh.

Suara tawa jahat dari sosok Rosa membuat sosok Zen kesal, dia berdiri dan menggunakan kekuatan petirnya dan aliran petir itu berubah menjadi rantai. Rantai itu terus berjalan dan mencari jantung dari musuhnya.

Rosa yang terus menghindar dan berdecak kesal karena sepertinya rantai itu terus mengejar ke manapun dirinya pergi. Rosa terpaksa berlari dan berniat menerjang rantai itu.

Saat dia hampir mencapai rantai itu dengan senyum yang sinisnya. Rantai itu lebih dulu menembus jantung miliknya, tubuh serigala Rosa merosot ke tanah dan perlahan berubah kembali ke wujud semula. Tubuhnya telanjang tanpa ada pakaian sama sekali.

Zen mendekat dan Rosa terbatuk dan mengeluarkan darah, Zen berjongkok lalu membelai pelan rambut pirang Rosa.

Zen terdiam dan perlahan mendekatkan wajahnya ke arah telinga Rosa. Rosa yang ketakutan langsung mundur, tubuhnya yang telanjang itu penuh dengan darah.

Zen melepaskan bagian mantel miliknya dan berniat memberikan kepada Rosa tapi Rosa lebih dulu menusukkan kuku panjangnya di leher dan Rosa bunuh diri, dia mati dengan membunuh dirinya sendiri.

Zen menatap tubuh Rosa yang perlahan berubah menjadi bunga melati lalu terbanh tertiup angin.

Zen terdiam, dia menunduk dalam. Zen teringat kembali dengan sosok Kiezi karena rambut Rosa sama dengan Kiezi pirang. Walaupun sekarang rambutnya sudah berubah warna menjadi hitam.

"Aku rindu denganmu Ki."

---

Tery terus memegangi dadanya yang terasa sakit, dia merasakan rasa yang sangat aneh. "Rosa? Dia mati? Aku merasakan sakit di dadaku. Bagaimana bisa dia kalah dari seorang vamore?"

Tery terbatuk dan langsung mengeluarkan darah bewarna merah kental. Dov langsung membantu rajanya itu.

"Lord, putri Rosa telah mati. Saya tidak bisa merasakan lagi baunya serta energi serigala miliknya," laki-laki berambut biru itu.

"Aku tahu! Sekarang Yena! Aku memerintahkanmu untuk mencari siapa yang membunuh Rosa! Apa benar vamore sialan itu yang membunuhnya!"

Wanita seksi yang dipanggil Yena tadi menyeringai lalu membungkuk hormat, "baik My Lord, saya akan segera mencari tahu."

"CEPAT! JANGAN KEMBALI SEBELUM KAU MENDAPATKAN INFORMASI!" Teriak Tery marah.

Yena mengangguk lalu langsung pergi dari situ. Yena perempuan berambut ungu muda itu langsung pergi menuju ke arah kerajaan Lucifer.

"Aku akan mendapatkannya! Rosa, lihat saja aku akan membalaskan dendammu!" Geram Yena dengan nada kesal.

---

GIMANA?

AKU MAU TANGGAPAN KALIAN?
#GAK HARUS DIJAWAB KOK

SALAM, VINA ANANTA

BLOOD ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang