[17.]Kemarahan Kiezi!

4.6K 261 15
                                    

"Inilah Kerajaan Lucifer!"

"A-apa? Tidak mungkin ke-kerajaan Lucifer kembali terbangun? Ga-gawat!" Gleya tampak begitu kebingungan.

"Segel Galeo Devanio buka!" Tubuh Galeo terangkat dan menjadi Elang.

Kiezi yang ada di atas punggung Zen yang saat ini masih menjadi naga sudah terbang dengan sayapnya sendiri langsung menutup segel milik Zen.

"Apa ini? Sayap? Bagaimana aku bisa memiliki sayap?" Gumam Zen kebingungan.

"Zen, kau sama denganku, kau pernah meminum darah dari Kiezi?" Fiola bertanya yang hanya diatanggapi denyan perkataan ketus dari Zen.

"Aku tidak tahu." Jawab Zen dengan ketusnya. Fiola juga mempunyai sayap sendiri.

Dia sudah tahu lama kalau dia juga memiliki sayap iblis milik Bevan. Bevan pernah memberikan darah miliknya kepada Fiola, saat Fiola dulunya terluka.

Gleya menatap Kiezi tidak percaya, "Kiezi! Apa yang kau lakukan? Kamu membuat masalah besar!" Bentak Gleya yang sudah sampai di depan Kiezi.

Kiezi diam saja, dia menatap ke arah bunda yang paling ia sayangi. "Aku tidak salah mengambil tindakan bunda! Aku bukan lagi Kiezi yang dulu! Aku adalah rat--"

"Bicara apa kamu!? Kamu mau kita semua mati?" Potong Gleya dingin.

"Tidak! Aku harus membangun kerajaan ini kembali bunda! Harus! Kalau tidak perperangan akan terjadi!" Teriak Kiezi tak terima.

"Terserah kamu Kiezi! Sekarang kamu bukan lagi teman kami! Kamu adalah musuh kita!" Semua anak-anak langsung berkumpul menjadi satu, Kiezi terdiam.

Dia menatap ke arah bundanya tidak percaya. Dia tahu bundanya itu sangat membenci Bevan tapi ini demi semua orang yang ada di dunia vampir. Mungkin mereka belum tahu soal perang yang akan terjadi.

"Bunda! Aku membangun kembali ke--"

Bledarr!

Duarr!

Duarr!

Petir tiba-tiba menyambar membuat semuanya langsung memilih turun, begitu juga Bevan dan Fiola langsung mendarat di atas atap istana kerajaan Lucifer.

Sedangkan Zen dan Kiezi berusaha menghadang petir itu dengan menarik petir yang terus menyambar.

Tiba-tiba muncul sebuah kapal sangat besar di atas langit itu. Kapal itu melayang tepat di hadapan kerajaan Lucifer.

Kiezi langsung terbang ke sana diikuti oleh Zen. "Apa-apaan ini? Kenapa?"

"Keparat kau! Kau berjanji untuk tidak menghancurkan kota ini! Tapi kau datang kemari! Kau menghancurkan segalanya Zeras!" Bentak Bevan kepada seorang laki-laki yang sudah berjenggot.

"Hahahaha! Dan kau percaya begitu saja! Hahahahaha!" Tawa jahat dari Zeras menggelegar, aura jahat sudah terpancar jelas dari dirinya.

Kiezi mematap tajam ke arah Zeras lalu mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

Petir mulai menyambar membuat kapal milik Zeras oleng, para murid-murid mulai berlindung begitu juga Zen dan Bevan serta Fiola. Sepertinya emosi Kiezi tidak bisa dikendalikan lagi.

Tubuh Kiezi melayang ke atas tepat di depan kapal Zeras dia menembakkan petir miliknya dan kapal milik Zeras oleng dan hancur. Tapi Zeras dan pasukannya masih hidup dan menatap tajam ke arah Kiezi.

"AKU TIDAK AKAN MENGAMPUNIMU! SEMUA ANGGOTA KERAJAAN LUCIFER BANGKIT! TUNDUKLAH PADAKU KIEZI LUCIFER RATU KERAJAAN LUCIFER YANG BARU!" Teriak Kiezi penuh kemarahan.

Semua anak-anak dan para vampir rendah langsung berlindung, mereka bahkan juga merasakan aura gelap dari sosok Kiezi sekarang.

"Dia harus dihentikan," ujar Bevan dengan sangat lirih. Zen menatap Bevan dengan tatapan bingung. Bevan menjulurkan tangan lalu mengekang sosok Kiezi dengan rantai miliknya.

Rantai itu berhasil melilit tangan Kiezi tapi langsung retak dan hancur. "Jangan ganggu aku Bevan, atau kau juga akan mati."

Deg!

Bevan menatap sendu ke arah putrinya itu, dia menyesal rasanya. Dia hanya bisa diam dan memegang kepalanya yang mulai terasa sangat sakit.

Kiezi membangkitkan pasukan Lucifer, keluarga setengah iblis dan vampir itu. Dia menatap tajam Zeras. Dia menggerakkan pasukan Lucifer dan berhasil memukul mundur pasukan Zeras tapi tidak untuk sosok Zeras.

"Bagaimana kalau kita bertarung Ratu Kiezi?" Tanya Zeras dengan nada sangat sinis, Kiezi tertawa jahat. Aura gelap keluar dari tubuh Kiezi.

"Kalau memang kau mau melawanku, kau harus lepas dari liontin perak itu! Aku tau kau memakai liontin merah supaya kau bisa menyembuhkan lukamu sangat cepat, karena kau sudah tua renta. Dan juga kau bukan dari keluarga iblis terhebat," ucap Kiezi menatap dingin Zeras.

Zeras melotot, begitu juga dengan Bevan dan yang lain. Mereka tidak tahu kalau Zeras yang mereka kira bisa mengobati lukanya dengan sangat cepat itu ternyata memakai liontin perak dari kaum iblis.

"Kau! Bagaimana bisa kau tahu!?" Teriak Zeras marah. Kiezi tertawa jahat.

"Bagaimana? Apa kau takut denganku?" Kiezi mengabaikan pertanyaan Zeras dan memilih bertanya tentang Zeras berani atau tidak.

"Kau! Cih... jangan sombong dulu! Kalau kau kalah kau harus memberikan kerajaan Lucifer kepadaku jika kau yang menang maka aku akan pergi," ujar Zeras dengan sombongnya.

"Baiklah kalau begitu," gumam Kiezi.

---

VINAANANTA

REVISI : SABTU, 7 OKTOBER 2017

BLOOD ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang