Kiezi menatap bundanya untuk meminta penjelasan. Dia sangat bingung kenapa Bevan tidak menikahi Fiola. Dia menentang karena Fiola kakak Zen. Dia juga tahu itu tapi mereka sudah jadi vamore. Darah manusia yang sudah menjadi vamore sudah bukan darah manusia yang murni.
"Bunda, jelaskan! Sebenarnya tadi kalian berdua berbicara tentang apa?" Tanya Kiezi dengan raut wajah sangat serius. Gleya menatap sedikit ragu ke aran Kiezi.
Dia tidak bisa menceritakan tentang apa yang dibicarakannya dengan Bevan. Gleya menghela nafas kasar, tapi anaknya ini beda dengan orang-orang pemaksa lainnya. Auranya membuat orang benar-benar takut dan ya harus diberitahu.
"Kiezi, aku tidak bisa menjelaskan tapi, soal Bevan tidak mau menikahi Fiola i-itu aku tidak tahu! A--"
"Kau tidak bisa membohongiku bunda, apa perlu aku menggunakan kekuatanku untuk melihat saat beberapa jam lalu?" Potong Kiezi menatap tajam.
"Baiklah, sebenarnya itu kami..."
Flashback [ON]
Bevan dan Gleya tidak bisa saling tatap, mereka merasakan keanehan di diri mereka masing-masing. Entah mereka masih menyimpan rasa atau tidak tapi yang jelas dua vampir ini tidak berani sali tatap.
"Ba-bagaimana ka-kabarmu?" Suara berat Bevan memecah keheningan di antara keduanya.
"Hah? Oh kau sudah lihatkan? Masih untung juga sebenarnya saat kau menyerang sekolahan aku juga tidak apa." Jawab Gleya membuat Bevan menghela nafas kasar.
"Maaf, soal itu aku hanya ingin menguji sampai mana kekuatan Kiezi." Ucap Bevan menunjukkan raut bersalah. Gleya berdiri dari duduknya dan mendekat ke jendela kamar, dia membuka pelan jendela itu.
Dia menghela nafas kasar, sekelabat ingatan tentang mereka berdua pernah bersama. Mereka pernah melakukan hal-hal yang indah bersama. Ciuman, pelukan, ungkapan rasa, dan semua yang sering mereka lakukan bersama.
Gleya menundukkan kepalanya lalu dia tersenyum kecil, dia bingung dengan perasaannya sendiri. Dia bingung, kenapa dia masih mencintai sosok yang dia harusnya benci. Tapi kenapa? Kenapa Gleya harus mencintai Bevan Lucifer?
Suara isak tangis mulai terdengar, Bevan menatap Gleya dan berdiri dia memeluk Gleya dari belakang.
"Maaf, aku salah. Harusnya aku bilang padamu soal ini semua. Harusnya aku bilang, sampai-sampai aku harus mengorbankan anakku juga. Maafkan aku Gleya." Lirih Bevan dengan benar-benar meminta maaf.
Gleya membalikkan badannya dia menatap iris mata merah yang sama dengannya itu. Dia menatap mata itu begitu lama hingga dia sadar, dia masih mencintai laki-laki di depannya ini.
Bevan mencium bibir Gleya, Gleya menerima dan membalas hingga mereka mulai kehabisan nafas mereka menarik bibir mereka masing-masing. Bevan memeluk erat Gleya. "Aku mencintaimu." Lirih Bevan pelan.
"Bukannya kau mencintai Fiola?" Tanya Gleya dengan raut wajah menatap dengan sorot curiga. Bevan menatap Gleya lalu tersenyum.
"Aku kira memang begitu tapi ternyata aku mencintaimu. Aku tidak yakin dengan perasaanku kepada Fiola. Ternyata benar aku masih mencintaimu." Balas Bevan sambil tersenyum ke arah Gleya.
"Berarti kau tidak akan menikahi Fiola?" Goda Gleya dengan santainya.
"Aku tidak akan menikahi Fiola!" Balas Bevan tidak terima. "Kalau Galeo, kelihatannya dia mencintaimu." Ujar Bevan menatap Gleya.
"Aku tidak tahu."
"Aku mencintaimu."
"Aku juga mencintaimu."
Flashback [OFF]
Kiezi menatap Gleya tidak habis pikir, dia tidak menyangka kalau kedua orang tuanya ini begitu aneh.
"Oh... begitu? Kenapa Bevan tidak cerita dengan Fiola? Biar ini tidak jadi salah paham. Apalagi mereka sekarang sedang bertengkar dan Fiola memaksa Bevan un--"
"Hei! Kau ini kenapa tidak memanggil dia dengan sebuatan ayah!?" Tegur Gleya yang baru sadar kalau anaknya tidak memakai ayah saat menyebut Bevan.
Kiezi mengerucutkan bibirnya kesal, "tidak mau! Aku tidak mau memanggil dia ayah! Kalau dia tidak memanggil aku Ezi jadi aku tidak akan memanggil dia ayah!"
"Ya sudah terserah kamu, urusan Fiola biar ayahmu itu yang mengurusnya. Lebih baik kau istirahat saja sana. Kau butuh istirahat lebih Kiezi."
---
Bevan menatap anaknya dengan bingung, kenapa anaknya ini tidak pernah lagi memanggil dia dengan sebutan 'ayah' lagi? Apa salah Bevan?
"Kiezi kau kenapa?" Tanya Bevan kepada anaknya yang sedang tidur. Bevan memang berniat berbicara sesuatu dengan Kiezi tapi melihat wajah Kiezi yang tidak bersahabat membuat Bevan kebingungan.
"Tidak apa, ngapain kemari?"
"Ayah ingin berbicara dengan kamu Kiezi," ujar Bevan yang dibalas dengan tatapan tajam Kiezi. "Kau kenapa sih Kiezi? Kau marah padaku kenapa?"
"Kalau kau tidak memanggil aku 'Ezi' aku tidak akan memanggilmu ayah!"
---
VINAANANTA
REVISI : MINGGU, 8 OKTOBER 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD ✔
Про вампировBook #1 BLOOD Series (Completed) [18 +] Aku Kiezi Lucifer, aku adalah seorang vampir yang kejam. Aku mempunyai seorang vamore, dia adalah Zenard Fiolasond. Dia yang bisa membuat aku tersenyum. Umurku sekarang sudah ratusan tahun lebih. Aku adalah v...