"Kiezi, apa yang terjadi? Ini semua kenapa?" Tanya Garva dengan raut wajah sangat kebingungan. Dia menatap segalanya dengan tatapan bingung, wajahnya yang sudah banyak keriputnya itu membuat matanya menjadi sangat sipit.
"Ini semua kau yang membuat." Tiba-tiba Bevan dan Gleya serta Fiola dan Galeo datang. Mereka tadi berlindung di dekat istana untuk melihat pertarungan. Mereka tidak berani maju juga karena Kiezi yang mengamuk.
"A-apa?"
"Kau dikendalikan oleh seseorang," balas Gleya dengan pelan. "Aku teringat tadi ada anak kecil datang padaku lalu memberiku sebuah permen lalu membuat aku... aku... aku lupa."
"Sudahlah, tidak penting. Sekarang aku akan membangun kembali istana Lucifer," ucap Kiezi pelan lalu berjalan ke arah istana dan menyentuh pelan sisi bangunan itu yang belum hancur. Lalu tangan Kiezi bercahaya dan istana Lucifer kembali terbentuk.
"Garva, kau ke dalam dulu. Istirahatlah."
Garva mengangguk dan langsung pergi bersama Geleo dan Fiola serta Gleya. Sedangkan Kiezi, Bevan, dan Zen pergi menuju ke taman belakang dan duduk di sana.
"Sepertinya ada seseorang di balik ini semua, aku merasakan aura yang sama saat aku ada di ruangan kerjaku, juga saat Garva tiba-tiba datang," ucap Kiezi sambil menatap langit yang sedikit mendung.
"Sama, aku juga merasakan itu," balas Zen juga, Kiezi menatap ke arah tangannya sendiri. Apa ada yang salah? Kenapa Kiezi merasa ada yang menerornya.
Saat tiba-tiba ada angin besar padahal tempatnya masih tertutup atau juga aura aneh di sekitarnya. Itu membuat Kiezi benar-benar kebingungan. Walaupun dia tidak takut, dia tetap merasa terancam.
"Mungkin ada yang membencimu Kiezi, coba kita cari tahu dulu saja," ujar Zen menatap Kiezi dan Bevan. "Kita harus selalu jaga-jaga, jangan sampai lengah."
"Ya sudah, ayo kita ke dalam."
Mereka berjalan masuk ke dalam istana tanpa menyadari ada seorang laki-laki di balik pohon besar dekat dengan mereka tadi duduk, "hahaha, aku akan buat kalian kebingungan. Aku akan membunuh kalian satu persatu, terutama kamu Kiezi. Kau sudah buat ayahku lemah tidak berdaya."
"Pangeran Darvo, saatnya kita kembali, hari mulai malam. Tubuh anda tidak akan kuat jika hari sudah malam," ucap seorang perempuan sangat cantik bernama Monica.
Laki-laki yang dipanggil Darvo tadi menghela nafas, masih untung perempuan ini tidak datang saat Kiezi dan kedua orang tadi di sini. Bisa ketahuan.
"Monica, aku bisa sendiri!"
Darvo Luciferio, anak dari Zeras, dia adalah pangeran iblis. Dia anak satu-satunya di kerajaan iblis.
"Baik pangeran."
---
Bevan menatap Fiola dan Gleya yang sedang bertengkar, sedangakan Galeo malah geleng-geleng kepala tidak mengerti. "Galeo, tadi mereka kenapa?" Tanya Bevan penasaran.
"Me-mereka tadi... aku saja tidak tahu. Aku tadi membantu Garva menuju ke kamar tamu, tahu-tahu mereka bertengkar, masalah tentang kau dan Gleya, Fiola menentang," jelas Galeo membuat Bevan menghela nafas.
"Sudahlah kita biarkan saja mereka bertengkar." Kata Bevan pasrah, mereka berdua melihat kedua wanita ini bertengkar.
"Kau yang merebut Bevan dariku!" Bentak Fiola dengan menatap tajam Gleya yang balik melotot ke arah Fiola dengan kesal.
"Kau! Dia masih menjadi suamiku! Enak saja!" Gleya menentang dengan rasa kesal dan sangat emosi.
"Terserah aku mau kau dan Bevan cerai! Aku dan Bevan akan menikah!" Teriak Fiola membuat Kiezi yang sedari tadi diam langsung melotot kesal dan menimbulkan aura sangat gelap.
"Eh? Kiezi kenapa? Kau... kau auramu?" Bevan, serta Galeo melihat ke arah Kiezi dengan tatapan ngeri. "Kiezi aku akan memberitahu Fio-"
"Keparat! Aku sudah tidak bisa sabar dengan perempuan jalang seperti dirimu!" Bentak Gleya menatap tajam ke arah Fiola, Fiola balas menatap tajam ke arah Gleya tanpa rasa takut.
Kiezi berjalan maju dan langsung berdiri tepat di depan Fiola lalu menampar Fiola hingga terdengar seperti suara dentuman. Fiola jatuh tersungkur dengan muka melongo, sudut bibir Fiola berdarah.
"Kau ingin menikah dengan Bevan? Wow, kau jalang sekali Fiola!" Bentak Kiezi dengan menatap Fiola sangat dingin.
"Kau! BRENGSEK! APA YANG KAU LAKUKAN HAH? KAU MENAMPARKU? KAU KIRA KAU SIAPA!? KAU BUKAN SIAPA-SIAPA!" Teriak Fiola dengan aura yang berbeda, Kiezi dan yang lain langsung kaget. Aura Fiola sama dengan aura Garva tadi, itu semua membuat semuanya langsung was-was.
Kiezi diam dan menatap Fiola dengan tatapan datarnya. Lalu dia menghela nafas dan langsung menusukkan tangannya di perut Fiola membuat Fiola terbatuk dan langsung mengeluarkan darah.
"Di mana Fiola?"
---
VINAANANTA
REVISI : SELASA, 10 OKTOBER 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD ✔
Про вампировBook #1 BLOOD Series (Completed) [18 +] Aku Kiezi Lucifer, aku adalah seorang vampir yang kejam. Aku mempunyai seorang vamore, dia adalah Zenard Fiolasond. Dia yang bisa membuat aku tersenyum. Umurku sekarang sudah ratusan tahun lebih. Aku adalah v...