Di dalam hutan seorang wanita berjalan dengan sangat waspada penuh. Saat dia sudah sampai di tengah hutan tiba-tiba bayangan hitam muncul, membuat wanita baru baya itu menelan salivahnya susah payah.
Pertama-tama dia mengira bayangan itu adalah Bevan dan Fiola tapi ternyata seorang gadis sangat cantik dan seorang anak laki-laki semumuran dengan gadis itu.
Gadis itu lalu mengeringai licik dengan penuh kebencian. Dia menatap Ovir dengan pandangan kejam sangatlah kejam.
"Kau... berniat memberitahu kepada Bevan kan?" Pertanyaan Kiezi membuat Ovir gemetar ketakutan dia langsung mundur beberapa langkah dan menelan salivahnya.
"Bagaimana kau tahu?" Tanya Ovir dengan padangan ketakutan.
"Aku tahu jika kau yang mengikutiku, aku tahu juga kau yang membuat semua pembunuhan yang harusnya jarang bisa ditemukan jadi bisa ditemukan, semua yang kau lakukan itu sudah ketahuan olehku dari awal. Jadi jangan pernah kau menganggap kau menang dalam hal ini, karena kau itu kalah," ujar Kiezi dengan sangat dingin.
"Apa maksudnya ini? Bibi Ovir?" Tanya Zen yang ada di sebelah Kiezi. Dia bahkan tidak mengerti dengan apa yang Kiezi katakan.
"Cih... aku akan membunuhmu Ovir," gumam Kiezi penuh penekanan.
"Jangan kira aku akan kalah begitu mudah darimu Kiezi! Kau pasti sudah tahu jika aku mempunyai jiwa iblis berkat ayahmu yang kejam itu! Aku juga bisa mengalahkanmu!" Teriak Ovir lalu tubuh Ovir langsung terangkat dan berubah menjadi semacam monster.
Walau dia wanita paruh baya tubuhnya berubah menjadi sexy dan cantik. Kulitnya yang tadinya penuh kerutan berubah menjadi seperti gadis muda. Lalu sayap berbulu muncul.
Kiezi menatap dengan pandangan datar seakan-akan Ovir hanyalah burung terbang yang mudah untuk dibunuh.
"Zen... kemarilah," ujar Kiezi seperti bisikan.
Zen lalu berjalan perlahan mendekat ke arah Kiezi, lalu Kiezi langsung memeluk Zen lalu Zen berteriak keras saat merasakan darah dihisap oleh Kiezi.
Zen jatuh terduduk dengan tangan yang memegangi lehernya yang mengalir dengan darah segar.
"Maaf," lirih Kiezi tiba-tiba.
Lalu sebuah rantai keluar dari tubuh Kiezi membentuk seperti sayap besar. Kiezi lalu melesat cepat ke arah Ovir. Mereka bertarung di langit dengan sangat cepat dan tidak terlihat sama sekali.
Galeo yang ada di atas atap rumahnya hanya diam menatap ke arah Kiezi dan Ovir yang bertarung tanpa henti.
"Kiezi, selamatlah."
Kiezi terus menyerang Ovir tanpa pandang bulu, Ovir menyeringai dengan senang karena Kiezi tidak dapat membunuhnya dengan mudah.
Kiezi menggeram kesal lalu menarik sayap berbulu milik Ovir lalu membantingnya ke arah hutan membuat suata erangan keras. Kiezi lalu mendekat dan menusukkan rantainya yang tajam di dada Ovir membuat Ovir berteriak keras.
Tanpa disangka-sangka tubuh Ovir langsung tidak kuat dan meledak karena tanpa di duga. Kiezi menggunakan kekuatan listriknya.
Lalu sebuah portal terbuka, Bevan beserta naganya turun dari sana. Bevan menatap ke arah Kiezi dengan tatapan mata tak terbaca.
"Hah... aku tak menyangka jika Ovir mati semudah itu. Tubuhnya tua tak bertenanga," ujar Bevan dengan sinis sambil menatap ke arah Kiezi.
"Apa maumu?" Tanya Kiezi dengan tajam.
"Entahlah," ujar Bevan.
"Tapi... suatu saat nanti kau akan tahu apa yang aku inginkan Ezi," ujar Bevan membuat Kiezi terdiam seribu bahas.
Bevan pergi memasuki portal itu, Kiezi memejamkan matanya. "Ayah... seandainya kau bukan ayahku, aku akan menaruh rasa benci yang sangat besar."
---
Setelah kejadian malam itu, Kiezi dan Zen menjadi sangat dekat. Gleya membaik entah kenapa, Galeo selalu di dekat Gleya. Zen telah mengenali Gleya dan Galeo.
Ahkirnya Zen saja yang mengetahui Jika ketiga orang ini adalah orang yang meminum darah manusia kecuali Galeo.
Zen berubah sikap menjadi pendiam, dia jarang berbicara dengan siapapun. Sekarang dia hanya dekat dengan Kiezi dan tanpa sadar rasanya mulai tumbuh.
---
VINAANANTA
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD ✔
VampireBook #1 BLOOD Series (Completed) [18 +] Aku Kiezi Lucifer, aku adalah seorang vampir yang kejam. Aku mempunyai seorang vamore, dia adalah Zenard Fiolasond. Dia yang bisa membuat aku tersenyum. Umurku sekarang sudah ratusan tahun lebih. Aku adalah v...