Kyle Ty POV

39K 3.5K 78
                                    

"Brenda. Maaf aku terburu-buru. Aku sudah telat. Aku titip Evan." Ucapku pada Brenda tetanggaku. Sudah biasa aku menitipkan Evan padanya setiap kali aku harus bekerja. Lagipula Brenda juga sendirian dirumah. Dia memang sangat baik dengan kami.

"Baiklah nak. Sini sayang." Evan langsung menghambur kepelukan Brenda.

"Sayang. kamu jangan nakal disini. Papa mau bekerja dulu. Aku berangkat dulu." Ucapku.

"Hati-hati nak !" Aku tersenyum dan mengangguk.

Sungguh bagaimana bisa aku telat seperti ini. Aku berlari agar cepat sampai ke halte bus. Mungkin memang ini gara-gara semalam aku tidak bisa tidur. Akhirnya, bangun siang dan kulihat jam. Aku semakin kaget saat kusadari ternyata aku sudah telat sepuluh menit. Entahlah nanti apa yang terjadi. Semoga saja bosku masih berbaik hati padaku.

Aku terus berlari hingga sampai halte. Beruntung bagiku karena baru saja aku sampai di halte, ternyata sudah ada bus yang berhenti. Tanpa menunggu lama, aku langsung mempercepat langkahku dan masuk kiedalam bus. Didalam perjalanan akuselalu berdoa agar tidak terjadi apa-apa. Bosku sangatlah tegas. Pernah sekali aku telat lima menit dan akhirnya gajiku lah yang dipotong. Bayangkan hanya lima menit. Sekarang ? Bahkan rasanya seperti didorong dari atas bukit dan jatuh dengan ribuan paku tajam menusukmu. Semoga saja pekerjaanku tak terancam. Aku tak berani melihat jam. Karena kalau aku melihat jam, rasanya jantungku akan lepas dari tempatnya.

Bus telah berhenti dan terlihat sudah tempat kerjaku. Langsung saja kuturun dan berlari hingga sampai. Sesuai peraturan, karyawan yang baru masuk dan ingin absen harus lewat pintu bagian belakang. Semua seperti itu tidak terkecuali pengantar kue sepertiku.

"Kyle ? Kau sangat rajin ya." Aku menundukkan kepalaku mendengar sindiran dari seorang wanita yang memang bertugas untuk mengabsen dan mengkontrol semua karyawan.

"Maafkan saya Mrs.Erren."Jawabku menundukkan kepalaku. Sungguh aku tak mau melihat wajahnya yang cukup seram. Bukan hanya aku saja yang bilang kalau wajahnya seram. Bhakn semua pegawai disini sering menyebutnya dengan Mrs.Evil.

"Maafmu aku terima. Tapi sayangnya aku telah melaporkan kepada atasan. Ini bukan pertama kalinya kau telat Kyle. Kau tahu bukan setiap tindakan pasti ada konsekuensinya ? Dan ini konsekuensimu." Wanita didepanku menyerahkjan sebuah kertas padaku. Kuterima dan kubaca perlahan.

Deg

"Ma-maksudnya ?" Tidak ! Mungkin saja aku salah melihat. Atau mungkin juga hanya salah ketik.

"Ya itu benar. Mulai sekarang kau tidak lagi bekerja disini. kau sudah dipecat Kyle. Dan ini uang gaji terakhirmu." Aku menatapnya tak percaya. Dia benar-benar evil . Aku menerima amplop uang tersebut.

"Terimakasih Mrs.Erren." Ucapku padanya dan kulangkahkan kakiku pergi. Sungguh rasanya lemas sekali. Aku sudah tidak mempunyai pekerjaan. Bagaimana ini ? Kulihat hidupkan ponselku dan kulihat jam. masih pagi. Sepertinya masih ada cukup waktu untuk bekerja. Tapi apa bisa ?Bahkan aku belum mempersiapkan semuanya.

"Kyle ?" Aku menolehkan kepalaku kesumber suara. Jorge menatapku iba. Mungkin dia sudah mendengar kalau aku dipecat.

"Aku punya teman, dia pemilik restoran dan sedang membutuhkan seorang pelayan. Upahnya tak seberapa tapi setidaknya masih bisa meringankanmu. bagaimana ?" Ya tuhan. Sungguh aku harus berterimakasih padamu dan juga Jorge. Beruntung masih ada keberuntungan yang berpihak padaku hari ini. Aku langsung menganggukinya. Tidak peduli berapa gajinya. Setidaknya masih bisa untuk biaya kehidupanku dan Evan sehari-hari.

"Baiklah kalau kau mau. Kau datang saja di tempat ini. Nanti akan ku hubungin dia. Ini alamatnya." Aku menerima kertas yang bertuliskan alamat restoran teman Jorge.

Hurt To Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang