Chapter 14

2.1K 93 0
                                    

Reina sedang menikmati udara yang sejuk. Menatap jalanan jakarta dibawah sana yang sangat padat dengan kendaraan.

Ia tidak menyesal jika tidak jadi istirahat dengan Pangeran. Jika penggantinya adalah menatap dan menikmati semilir angin.

Ceklek!

Suara pintu rooftop yang terbuka membuat Reina menoleh. Dan tersenyum melihat siapa yang datang.

"Sini," Reina langsung menyediakan tempat duduk disebelahnya yang kosong untuk seseorang itu.

"Rein lo tadi kenapa?" Kalian tahu. Itu adalah Pangeran. Reina menghela napas sebelum menjawab pertanyaan Pangeran.

"Gue abis berantam sama Retna," dengan nadanya yang sepertinya sangat kesal membuat Pangeran sangat heran.

"Kok bisa," Reina berdecak kesal. "Jadi ceritanya gue pengen kekelas lo. Terus tiba-tiba aja ada tiga 'mantan' temen gue terus Retna kaya sengaja banget nabrak gue dan kaya saling sindir-sindiran terus karna gue males ladenin tuh bocah akhirnya gue langsung pergi aja.

Tapi belum sempat pergi Retna kaya ngomong yang ngebuat gue kesel banget ya udah gue tampar terus nyindir Retna terus kesini deh," panjang lebar Reina berbicara.

Dan Pangeran masih setia mendengarkan keluh kesah Reina walaupun Reina tak bisa membantunya mendekati Niki.

"Emang Retna ngomong apa sampe buat lo berubah jadi singa lagi?" Pangeran sengaja memberikan sedikit candaan agar suasana tak begitu tegang.

"Katanya gue itu apa yah? Seinget gue sih gue itu dibilang pengecut yang ninggalin masalah gitu deh gue nggak tau," karena ia lupa dengan kejadian tadi. Dan karena memang sebenarnya ia malas membahas ini.


"Gini ya, coba deh lo kan suka sama Niki terus lo nggak ngejar dia dan gue bilang lo pengecut yang nggak bisa ngejar dia apa lo marah?" Reina mengungkapkan dengan penuh semangat apalagi saat sekarang Reina melihat raut wajah Pangeran yang sepertinya kesal.

"Nah kan sekarang lo kesel kan," melihat raut wajah yang kesal sepertinya ia jadi merasa bersalah. "Maaf Pang gue nggak niat buat bilang kaya gitu," Reina merasa bersalah sampai tiba-tiba saja Pangeran tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Reina yang sangat berlebihan.

Yap... Pangeran sedang mengerjai Reina. Reina melotot sempurna karena ia sudah tertipu oleh adikya sendiri. "Ih... lo tuh nyebelin banget sih...," Reina menjambak rambut Pangeran penuh semangat.

Pangeran meringis kesakitan yang membuat Reina langsung melepaskan jambakannya.

"Abis lo nyebelin baget segala banding-bandingin gue lah," sedikit kesal itulah yang Pangeran rasakan. Bagaimana tidak dia tidak salah apa-apa. Tapi Reina malah membanding-bandingi dengan perasaannya.

Oke bukannya berlebihan tapi memang itu lah yang berada dipikiran Pangeran.

Belum Reina berbicara. Bel istirahat selesai sudah berbunyi.

"Rein gue duluan ya mau ada ulhar," Reina mengangguk dan ia ikut bangkit dari duduknya. Karena ia juga harus kembali kekelas sebelum guru yang akan mengajar datang.

Pangeran sudah keluar dari rooftop. Sedangkan Reina dia masih berjalan keluar. Belum sampai keluar suara familiar membuatnya malas.

DONT GOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang