Mobil Reno sudah berada didepan pagar besar berwarna hitam. Reina langsung membuka pintu mobil dan setelah mengucapkan terimakasih.
Reno mengangguk. Setelah melihat mobil Reno pergi Reina langsung memanggil supir plus satpamnya.
"Pak bukain?!" Sebenarnya didekat pagar ada bel kecil tapi karena rusak jadi Reina tak bisa memakainya.
"Iya non!!" Teriak Pak Tarjo yang baru keluar dari pos satpam. "Makanya ada bell tuh benerin," bentak Reina yang langsung dianggukan ragu oleh Pak Tarjo.
Reina langsung berjalan menuju dua pintu besar dan membukanya dan membawanya masuk kedalam ruangan besar nan mewah.
----
"Seneng banget anjir," Reno tertawa puas dan menghempaskan tubuhnya diatas kasur kamarnya yang empuk dengan seprai dan selimut berwarna putih.
Ia menekuk kedua tangannya dibawah kepala dan menatap langit kamarnya yang tak terias apa-apa.
Memikirkan kejadian beberapa menit yang lalu. Disaat ia mencium pipi Reina dan membuat perempuan itu blushing.
"Apa dia masih suka sama gue?" Ia menanyakannya kepada dirinya sendiri. Menghembuskan nafas lelah. Biarkan pikiran itu ia hapus dulu dan biarkan dirinya merasa bahagia. Dan pelan-pelan memejamkan mata dan terlelap ia sudah masuk kedalam mimpinya.
Seorang lelaki berseragam biru putih sedang berlari sekencang mungkin dikoridor. Ia sedang menghindar perempuan yang terus mengejar dan memanggil namanya.
"Reno tunggu!!" Perempuan itu terus mengejar. Reno menuruni tangga lantai dua menuju lantai satu.
Buggg!!
Sesuatu terjatuh. Dan membuat Reno membalikkan badan. Perempuan itu sudah tidak berdaya dengan darah mengucur dikeningnya. Perempuan itu terjatuh dipertengahan tangga lantai satu dan lantai dua.
Reno mendekati perempuan itu. Ditangan itu terdapat foto keluarga bahagia dan surat kecil yang tidak tahu perempuan itu dapat darimana.
"Hah!!" Reno kembali bermimpi masa lalunya. "Sial!!" Mimpi itu mengingatkannya lagi saat dimana Reina yang tergeletak tak berdaya dengan foto keluarga Retna yang terlihat bahagia dan surat kecil yang ditulis oleh Stefan--ayah Reno.
"Kenapa sih itu lagi?!" Ia mengacak rambutnya frustasi. Baru sebentar ia bahagia tapi mimpi buruknya itu membuat dirinya kesal.
Ia berjalan menuju ruangan yang tak pernah ia kunjungi. Ia buka pitu yang berada disebelah lemari bajunya.
Ia buka. Terlihat ruangan luas dan hanya ada samsak cermin-cermin berjejer ditembok.
Reno berjalan menuju cermin-cermin itu. Ia menatap dirinya dicermin lekat-lekat.
"BANGSAT!!" Teriakan Reno bersamaan dengan kepalan tangan kanannya yang mendarat kencang dicermin.
Tiba-tiba saja butiran kecil terluncur keluar dari mata Reno. Ia usap dengan kasar butiran kecil itu. "Dasar cengeng," ia mengingat ucapannya itu saat dulu. Dimana Reina menangis sambil menunduk dan Reno sadar dan mengucapkan sama yang tadi ia ucapkan.
Hayo pada penasaran ya? Terlalu percaya diri. Hahah... Abaikan maaf ya part ini aku buat dikit terus lanjut ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DONT GO
Teen Fiction(TAMAT) (Warning! Belum revisi) Reina adalah cewek yang sangat terkenal di SMA BAKTHI sekolah yang sangat terkenal dengan prestasinya dan sangatlah mewah. Tetapi ia sangat memiliki otak yang pas-pasan dan orang tuanya yang memasukinya kearah model...