Reina tahu dia bukan siapa-siapa Reno. Reina juga tahu bahwa Reno tahu Reina mencintainya. Tapi Reno tak pernah tahu bahwa Reina sangat membenci kenyataan yang pernah ada dalam hidupnya.
Reina ingin hidupnya seperti remaja yang lain. Mempunyai pacar yang pengertian, dan bisa menemukan jodohnya diSMA.
Mungkin Reina terlalu berharap, dan terlalu berkhayal. Tapi memang itu yang sangat diinginkan Reina.
Dan saat ini Reina sedang tertidur dengan keadaan masih memakai baju yang sehabis ia pakai.
Jam baru menunjukan pukul dua belas siang. Tapi Reina sudah tertidur.
Tok!! Tok!! Tok!!
Pintu terus diketuk tapi Reina tak kunjung bangun. "Rein!!" Suara Pangeran yang memanggilnya membuatnya terbangun. Walau mata masih memejam tapi Reina tetap melangkah kearah pintu.
Dug!!
"Aduh...!!" Tiba-tiba saja kepalanya menyentuh pintu dengan kencang yang membuat mata membuka. Dan merasakan perihnya terantuk pintu.
Diluar Pangeran bisa merasakan Reina yang terantuk pintu yang membuatnya tertawa kencang. Reina membukanya dengan wajah garang. "Diem lo! Bukannya bantuin," sambil terus mengelus dahinya yang mulai membengkak, dan membiru.
"Maap deh, ya udah sinih gue obatin," ajaknya sambil terus melihat dahi Reina. "Nggak usah gue bisa sendiri. Sakit tau jidat gue," Pangeran menahan senyumnya takut Reina memarahinya lagi.
"Mau ngapain lo panggil gue?" Tanya Reina. "Gue cuman mau minta saran ke lo, gue diterima sama Niki," dan membuat Reina terkejut.
"Lo... lo abis nembak Niki?" Kali ini Reina butuh jawaban. "Iya dan dia nerima gue. Gue ngajak dia ketemuan nanti sore dikafe deket rumahnya," jelas Pangeran. Tanpa sadar Reina memeluk Pangeran. Dan kembali menangis.
"Rein jangan bercanda napa gak lucu tau," Pangeran bingung melihat Reina yang memeluknya dengan erat.
Didalam pelukan Pangeran, Reina sesenggukan. Reina melepaskan pelukannya. Menatap mata Pangeran. Dan lagi tiba-tiba saja wajah Pangeran berubah menjadi wajah Reno.
Dia melihat didepannya Reno menatapnya dengan wajah putus asa. "Rein maafin gue," itulah yang Reina dengar dan wajah itu kembali berubah kembali menjadi wajah Pangeran.
"Rein, Rein," Pangeran terus mencoba menyadarkan Reina yang terus melamun dan membuatnya canggung adalah karena Reina terus menatapnya tanpa ekspresi.
Apa gara-gara kejedot ya? Jadi kaya gini? Batinnya. "Rein," kali ini Pangeran menepuk pelan bahu Reina. Dan Reina terbangun dari lamunannya.
"Hah?" Dengan wajahnya yang polos membuat Pangeran tertawa sebentar. "Ngelamun mulu sih," dan kembali menjelaskan. "Gimana dong, gue harus pake baju apa?" Tanyanya dengan wajah yang sangat semangat.
"Mmm... Pang emang lo udah yakin dia nerima lo itu tulus? Bukannya gue nggak seneng lo punya pacar, tapi masalahnyakan gue sama Niki lagi nggak akur udah gitu Niki benci sama gue, apa lo nggak berfikir kalo dia mau bales dendam kegue lewat pacaran sama lo?" Pangeran pun baru berfikir kesana. Dia juga bingung bagaimana caranya agar dia tahu Niki benar-benar suka kepadanya.
"Jadi gue harus gimana?" Tanya Pangeran. Karena ia juga tidak tahu solusinya. "Mmm... gini aja," Reina mendekatkan mulutnya ketelinga Pangeran dan saat itu juga Pangeran mengerti.
---
Dan saat ini Pangeran sudah berada dikafe. Menunggu Niki yang katanya sedang dijalan.
Suara bell kafe berbunyi yang menandakan seseorang masuk. Pangeran langsung menoleh kearah pintu. Dan benar Niki yang membuka pintunya.
Niki langsung duduk dihadapan Pangeran dengan senyum yang Pangeran tak tahu senyuman apa. "Mmm... maaf yah aku telat?" Pangeran mengangguk.
"Ya udah aku pesen makanan dulu yah," Niki mengangguk. Niki memainkan ponselnya sambil menunggu pesanan datang. "Inih Ni---,"
Byur!!
Walaupun sengaja tapi Pangeran sebenarnya kasihan. "Nggak papa kok ini bisa dibersihin," sambil tersenyum tulus yang membuat Pangeran percaya bahwa Niki memang tulus menerima sebagai pacarnya.
"Maaf yah," Pangeran jadi merasa kasihan. "Mmm... Ya udah aku mau ngambil jaket dulu yah," tanpa tunggu persetujuan Pangeran berlari dengan cepat menuju parkiran motor. Untung saja ia membawa jaket.
Sesampainya didalam kafe. Ia melihat Niki yang terus mencoba membersihkan noda yang berada ditshirt pastelnya.
"Nik ini aku ada jaket, sementara kamu pake ini dulu yah?" Niki tersenyum dan mengangguk. "Makasih ya," Niki langsung memakainya. Aroma khas Pangeran tercium. Niki sangat menyukai wanginya.
"Pangeran aku mau ngomong sesuatu,"
"Niki aku mau ngomong sesuatu,"
Ucap mereka bersamaan.
"Ya udah kamu dulu,"
"Ya udah kamu dulu,"
Pangeran menghela nafas lelah. "Pang sebenarnya aku mau bilang, kita maksudnya aku, Bella, Retna, Anya itu nggak pernah benci atau ngerebut kepopuleran Reina."
"Maksudnya?" Sambil mengernyitkan alis menandakan dirinya bingung.
"Kita semua sayang Reina, kita nggak ada sekali pun berfikir buat ngerusak kebahagiaan dia, kita cuma mau dia berubah, dan ngehargain orang lain...," tunda Niki.
"Dan mungkin waktu Retna ngatain Farel itu. Karena dia emang lagi kesel sama Rangga," jelas Niki. Dan pada saat itu juga Pangeran ingin marah dan kesal kepada Reina.
"Kamu nggak boongkan?" Mungkin saat ini wajahnya sudah memerah. Karena amarah. "Nggak, aku baru pertama pacaran dengan serius, dan aku nggak akan pernah mungkin ngebohongin kamu," ucap Niki. Mungkin Niki jahat kepada Reina tapi itu pun karena untuk kebaikan Reina sendiri.
"Oke aku percaya sama kamu. Dan Nik maafin aku yah, sebenarnya aku sengaja nyiram sedikit jus itu. Maaf sekali lagi maaf," sambil menyatukan kedua tangannya.
"Aku udah tau kok, dan aku juga udah maafin kamu kok," dan kembali tersenyum dengan sangat manis. "Ya udah sebagai gantinya aku ajak kamu kemall buat gantiin baju kamu yang basah," jawab Pangeran enteng.
"Nggak usah, ini cuma tinggal dicuci doang kok. Nanti juga ilang," bukan Pangeran namanya jika dia menurut.
"Udah yuk kemall," paksa Pangeran sambil menggandeng Niki menuju kasir.

KAMU SEDANG MEMBACA
DONT GO
Ficção Adolescente(TAMAT) (Warning! Belum revisi) Reina adalah cewek yang sangat terkenal di SMA BAKTHI sekolah yang sangat terkenal dengan prestasinya dan sangatlah mewah. Tetapi ia sangat memiliki otak yang pas-pasan dan orang tuanya yang memasukinya kearah model...