Chapter 7

2.8K 116 1
                                    

Retna masih mengejar Reno yang berusaha lari darinya. Memang Reno saat ia sudah beberapa bulan dilahirkan orang tuanya bercerai. Dan Reno diasuh oleh Mamahㅡ  Hena, dan ayahnya, Stefan memilih untuk bersama dengan istri pertama, yaitu Mama Retna yang sudah lebih dulu melahirkan anak Stefan, yaitu Retna.

"No dengerin gue?!" teriak Retna  yang membuat murid di sekeliling mereka menatap mereka dengan heran.

Sudah sampai ujung koridor dan tidak ada jalan lagi, ia pun berhenti dan membalikkan badan menatap Retna yang tersengal-sengal karena Reno yang lari begitu cepat.

"No ini bukan salah gue, dan ini salah bokap kita," ucapnya dengan napas yang mulai normal.

"Kok kamu jadi nyalahin Ayah saya?" tanyanya kesal.

"Jelas-jelas kamu yang aneh ngaku-ngaku, dasar gila," ucap Reno tidak terima.

"No lo itu nggak tau apa-apa," ujar  Retna ingin mencoba menjelaskan.

"Gue mau jelasin ke lo." Retna mulai mendekat di saat punggung Reno sudah menempel pada dinding yang menjulang sebagai pembatas.

"Tolong jangan mendekat, kita itu belum muhrim," ucap asal Reno yang malah membuat Retna terkekeh.

Dan tiba-tiba saja Retna memeluk Reno dengan penuh sayang. Reno sudah tidak bisa berkutik. Reno mulai merasa ketenangan yang menjalar di tubuhnya karena pelukan Retna. Dan itu sangat nyaman.

"No apa lo merasa ketenangan sama apa yang  gue rasain? No gue udah terima lo sebagai adik gue No walaupun kita saudara tiri," ucap Retna masih di dalam pelukan mereka.

"No, lo tau nggak walaupun waktu saat gue belum tau kalo lo adik gue, tapi pas gue ngeliat lo dibully gue ngerasa kesian sama lo," ucap Retna mengungkapkan semua yang ia alami saat ia belum mengetahui fakta mengenai mereka adalah saudara.

"Lepasin!" sambil mencoba memberontak Reno berteriak.

"No tapi gue tau kalo lo itu merasa tenang dipelukan tadi," ucap Retna dan melepas pelukan mereka.

"Saya tidak merasa tenang dan saya benci kamu."

Reno lalu pergi meninggalkan Retna yang masih ingin memeluk Reno lebih lama, mencoba merasakan pelukan seorang saudara yang tak pernah bersama.

"No walaupun lo bilang gitu, tapi gue tau kalo lo nyaman di dekapan gue dan gue harap lo segera sadar," ucap Retna yang masih terdiam seperti patung.

Dan saat Retna sedang terdiam. Tiba-tiba saja ada sebuah tangan mungil yang menepuk bahunya pelan, tentu membuat gadis itu terkejut dan membalikan badan. Penasaran siapa yang telah menepuknya.

"Na boleh nggak kita berteman sama lo lagi?" tanya Bella yang mewakili semuanya.

Retna pun mengulas senyum tulus. "Gue udah berharap daritadi Bel, Nik, Nya."

Mereka saling memeluk, seakan sudah lama tak berjumpa.

"Maafin kita yah Na? Harusnya kita itu mendukung lo, bukan menjauhkan lo saat lo lagi butuh," ucap Anya merasa menyesal.

"Kalian nggak salah, mungkin kalian cuma kaget aja sama masalah ini," ucap Retna.

"Terus Reina gimana?" tanyanya heran dan melepaskan pelukan mereka.

"Oh... masalah itu lo nggak usah khawatir, kita sengaja ngejauhin dia sementara biar dia sadar kalo yang dia lakukan itu nggak bener," ucap Niki menjelaskan semuanya.

"Ya udah yuk kita ke kelas?" ajak Bella dan dibalas dengan anggukan.

♡♡♡

DONT GOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang