Reina dan Farel sedang berada di kafe yang jaraknya lebih dekat dengan rumah Reina.
"Rel gimana tentang basket kamu, ada perkembangan?" tanya Reina karena ia juga bingung harus berbicara tentang apa. Dan sesekali menyedot minuman cokelat dingin yang ia pesan.
"Oh biasa lah, gitu-gitu aja, grup kamu sendiri jadi gimana setelah nanti nggak ada mereka?" tanya Farel yah mereka kenal karena mereka yang sama-sama ketua ekstrakurikuler yang saling membutuhkan.
"Ya gitu deh, sama aja tapi aku nggak tau nantinya kalo grup aku nggak ada temen-temen aku," ucap Reina karena ia juga memikirkan itu sekarang-sekarang ini.
"Ya udah kamu sabar aja, dan mereka itu pengen kamu buat nggak bully Reno lagi, niat mereka baik Reina," ucap Farel menjelaskan apa yang sebenarnya tujuan mereka, mencoba membuka hati Reina agar berubah lebih baik.
"Tapi aku nggak bisa Rel, aku nggak tau Rel, aku bingung, aku juga pengen berhenti buat ngebully Reno lagi tapi seakan-akan tuh ya badan aku tuh nyuruh aku buat ngelakuin itu," Reina juga bingung kenapa dirinya bisa seperti ini.
"Tenang aja nanti aku coba bantu kamu biar kamu bisa berubah," ucap Farel.
Karena Farel sendiri sangat kasihan melihat Reno yang selalu menjadi pelampiasan Reina dan dibully habis-habisan oleh Reina.
♡♡♡
Retna saat ini ingin sekali cepat sampai rumah dan menanyakan hal dirinya dan Reno yang menjadi saudara kandungnya.
Sampai sebuah mobil mercy putih berhenti di depannya, saat itu juga Retna masuk.
Ceklek...
Di perjalan tak henti-hentinya ia memikirkan masalah tadi siang. Ia sedikit merasa.... sedih? Entahlah rasa peduli kepada sahabat. Sebenarnya ia tak mau melakukan ini, maksudnya membuat persahabatan mereka itu menjadi berantakan.
Tapi mau bagaimana lagi, ini yang terbaik. Ia harus membuat sahabatnya itu berubah.
Saking hanyut dari pikiran, membuatnya tak sadar jika dirinya sudah berada di dalam halaman rumah. Ia sadar pun karena supir pribadinya yang mengingatkan.
Retna membuka pintu rumah yang berwarna cokelat itu. Berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua tentu bersebelahan dengan kamar Devan, Kakaknya yang sudah kuliah.
Retna segera menaruh tas sekolah di meja belajarnya yang berwarna putih.
Dan langsung menghempaskan tubuhnya di ranjang dengan badan yang ia terlentangkan jika dilihat dari atas akan seperti bintang.
"Huhh..."
Sampai akhirnya ia kembali bangun dan berjalan menuju ruang keluarga untuk menemui Nadia, Mama Retna.
"Mah.. aku mau nanya," ucap Retna dan segera duduk di sebelah Nadia yang kosong.
"Mah, bener nggak sih kalo Retna saudaraan sama Reno?" tanya Retna sambil melitik sekilas Nadia.
"Iya, emang kenapa sih sayang?" tanya Nadia balik dengan mata yang masih fokus di film horor yang sedang tayang.
"Reno yang Reno Aldi Alfansyah 'kan?" tanya Retna lagi merasa ia perlu dan dengan mata yang fokus dengan film.
"Iya sayang...," ucap Nadia lagi. Dan kali ini menghadap Retna. "Aku udah bilang ke dia mah tapi dia nggak percaya."
"Ya udah nggak papa kamu harus tetap semangat, dia yang Mamah tau dari Papah emang keras kepala, jadi wajarin aja, oke?" ucap Nadia dan kembali menontot film.
KAMU SEDANG MEMBACA
DONT GO
Teen Fiction(TAMAT) (Warning! Belum revisi) Reina adalah cewek yang sangat terkenal di SMA BAKTHI sekolah yang sangat terkenal dengan prestasinya dan sangatlah mewah. Tetapi ia sangat memiliki otak yang pas-pasan dan orang tuanya yang memasukinya kearah model...