"Hachih! Hachih!" Reina terus membersin membuat hidungnya merah. "Tolong!! Hachih!!" Ia merutuki kelakuan Vero. Awas aja lo kalo gue udah bisa keluar dari sini gue bacok lo batin Reina.
Kalian tahu? Saat Vero sudah datang Vero membawakan barang-barang yang banyak debunya ia sengaja melakukan itu agar Reina semakin merasa bahwa dirinya mengerikan disini.
"Hahaha.... Gimana enak bersin-bersin terus?" Dengan senyuman mengejek. "Kayanya udah puas deh gue nyiksa lo," Reina mengerutkan dahinya bingung. Apa yang dimaksud Vero?
Vero langsung mendekati Reina dengan menyeringai. Ia menatap lekat-lekat wajah Reina. Reina mulai curiga. Tiba-tiba saja tangan Vero mengelus pipi Reina.
"Gue nggak sudi lo pegang-pegang," sambil melengos menatap kearah lain. Vero terkekeh. Ia langsung mencekram dagu Reina untuk menghadapkan wajahnya kearah Vero.
Ia menatap mata Reina yang berwarna cokelat dan turun menatap ping bibir Reina dan tersenyum menyeringai.
Reina yang sadar ada tatapan itu langsung mencoba untuk melengos kearah lain. Tapi usahanya sia-sia karena bibir Vero sudah mendekat.
"Mmmhmmpft...," terus mencoba menolak wajah Vero yang semakin mendekat.
Brakk!!
Pintu gubug yang memang sudah tua langsung terjatuh dan menampakkan Reno yang berpenampilan layaknya superhero difilm-film.
Vero langsung melepaskan cengkramannya dari dagu Reina yang sepertinya sudah merah akibat tercengkram sangat kuat.
"Oh... Ada pahlawan kesiangan nih," Reno menatap tajam Vero. "Dasar gila!!" Kesal Reina. "Diem lo?!" Bentak Vero yang langsung dijawab malas oleh Reina.
"Reno lepasin gue dong?" Mohonnya dengan memasang puppy eyes. Melihat wajah Reina yang sangat parah karena pipi Reina yang merah, rambut yang acak-acakkan, dan sudut bibir Reina yang sedikit mengeluarkan darah membuat Reno merasa kasihan.
"Heh, jangan coba-coba yah lo tolong dia, inget No dia udah bikin lo kesiksa," Reno geram kepada Vero. Katanya ia sangat mencintai Reina tetapi malah membuat Reina seperti ini. Kalau memang mencintai dengan tulus seharusnya relakan saja Reina bersenang-senang.
"Gue nggak mau denger lo BACOT!!" Reno langsung memukul rahang Vero dan membuat Vero tersungkur kebawah. Reina terkejut melihat Reno yang seperti ini. Ternyata ini yang dinamakan 'Jangan bangunkan macan tidur' karena jika sudah bangun mungkin reaksinya akan seperti ini.
Tak kalah Vero pun membalasnya dengan pukulannya dihidung Reno.
Reno langsung menghapus darah yang keluar dari hidungnya. Dan kembali memukul Vero dibagian perut membuat Vero tersungkur dengan memegang perutnya yang terasa sangat sakit.
Reno mendekati Vero yang sudah menahan rasa sakit. Ia kembali memukulnya dengan membabi buta. "Reno udah!! Mukanya udah ancur!!" Akhirnya ia menghela napas kesal. Sebenarnya bukannya ia ingin berhenti memukuli Vero dan peduli Vero yang akan mati tapi karena ia sadar bahwa Reina harus diselamatkan terlebih dahulu jadi ia mendekati Reina dan mencoba melepaskan Reina.
Sedangkan Vero ia sudah sangat lemah. Karena melihat Reno yang sedang melepaskan ikatan Reina. Jadi ia memilih kabur dengan kaki yang pincang.
Saat Reno membalikkan badannya. "Sialan!!" Kesal karena belum sempat ia meneruskan pukulannya tetapi Vero sudah kabur duluan. "No makasih yah lo udah nyelametin gue sampe hidung ngeluarin darah," Reno merasa jantungnya berdetak kencang.
Reina mencari tasnya dan mendapatkannya disamping bangku. Ia mengambil tisu dari tasnya dan mendekati Reno.
Ia mengelap darah yang berada dibawah hidung Reno dengan pelan. "Duh No keluarnya banyak banget lagi," Reina langsung berpikir dengan logikanya. Ia menekan hidung Reno memakai tisu.
Reina berjinjit mencoba menyamakan tinggi Reno. Dan benar saja setelah melakukan ide itu darah yang tadinya keluar sudah tak lagi keluar.
Wajah Reina dan Reno sangat dekat. Sampai hembusan nafas Reina terasa diwajah Reno. "A-aa... Mmmmm... Kayanya darahnya udah nggak keluar tuh," mencoba menormalkan keadaan dan juga jantung keduanya yang sudah berdegup sangat kencang.
Dan menurunkan badannya yang tadinya berjinjit. "Dasar nggak nipak," itulah yang keluar dari mulut Reno yang membuat Reina berkerut bingung.
Reno langsung menempelkan bibirnya dipipi Reina yang merah bekas tamparan Vero. Reina langsung merasa ada bunga-bunga jatuh yang berada diperutnya.
Bukannya merah pipi Reina kembali menjadi putih tetapi malah menambah merah. "Lo bulshing?" Tebak Reno saat sadar pipi Reina yang merah karena dirinya.
"Ng-nggak," duh Reina segala gugup lagi batin Reina. "Percaya deh," Reina langsung memakai tasnya dipunggungnya saat wajah Reno sudah jauh dari wajahnya.
Reno langsung menarik tangan Reina membawanya menuju mobil BMW yang ia parkir di pinggir jalan dekat dengan posisi Reina saat dibekap oleh Vero.
"Ih... No gue mau pulang sendiri," sebenarnya Reina tidak mau menolak permintaan Reno. "Denger yah Reina yang cantik. Sekarang udah sore udah mau magrib apa lo mau ditangkep sama orang yang lebih jahat?" Ancam Reno yang sepertinya terdengar paksaan ditelinga Reina.
"Udah masuk," Reno langsung membukakan pintu penumpanh yang bersebelahan dengan pengendara. Setelah itu memutar dan membuka pintu pengemudi dan menutupnya kembali saat ia sudah berada didalam mobil.
****
Terjemahan.
Nipak : Ngaca.

KAMU SEDANG MEMBACA
DONT GO
Teen Fiction(TAMAT) (Warning! Belum revisi) Reina adalah cewek yang sangat terkenal di SMA BAKTHI sekolah yang sangat terkenal dengan prestasinya dan sangatlah mewah. Tetapi ia sangat memiliki otak yang pas-pasan dan orang tuanya yang memasukinya kearah model...