Chapter 3

3.2K 135 0
                                    

Reina berjalan cepat dengan mata yang tak fokus ke depan. Karena fokusnya sedang teralihkan dengan pita polkadot yang ia kenakan, sibuk merapihkan karena merasa pita yang ia pakai sedikit miring.

Duk!!

Tak ia sadari bahwa seseorang yang berjalan berlawan arah menabrak Reina begitu saja.

Dan saat itu juga api-api kemarahan keluar dari tubuh Reina, emosi mulai terasa dan hidung Reina kembang kempis. Saat mengetahui siapa yang telah menabraknya.

"Aww!!" Reina mengelus bahunya sama dengan seseorang yang sama tak sengajanya.

"Ih... biasaan banget sih LO RENO!?" kini mata hitam Reina menatap Reno tajam yang membuat Reno hanya terdiam dan menjawab.

"Perasaan kamu yang nggakㅡ"

"APA MAU NYALAHIN GUE!?" bentaknya tepat di depan wajah Reno.

"Nyebelin banget sih! Inget istirahat ke kelas gue dan pulang sekolah ikut gue ke rumah. Lo jadi pembantu gue sementara," jelas Reina dengan santai.

"Tapi Reiㅡ"

"Mau bantah?!" akhirnya karena melihat Reno terdiam.

Reina kembali berjalan tanpa merasa bersalah. Sebenarnya Reina yang salah. Tapi bagaimana lagi. Reina selalu benar.

Ada sebuah alasan mengapa Reina sebegitu bencinya dengan Reno. Tapi memang wajar jika kalian tahu apa masalah tersebut. Kenapa bisa Reina sangat benci dengan Reno.

Reno sendiri sadar diri dan tak menyalahkan Reina sampai memberi sikap begitu kepadanya. Masa lalu memang terkadang selalu mempengaruhi masa yang akan datang dan mempengaruhi setiap sifat dan perilaku semua manusia, bukan?

"Hai." Seseorang yang pasti perempuan menyapanya dari belakang.

Suara yang begitu familiar di telinga Reno.

Reno menoleh kebelakang. Dan melihat gadis manis yang tersenyum kepadanya.

"Lo pasti tau 'kan siapa gue?"

Reno membenarkan letak kacamatanya. Dan mengangguk ragu.

"Sabar yah. Reina emang kaya gitu." Tanpa harus diberitahu pun Reno sudah tahu dari lama.

"Oh ya lo mau jadi petugas yah? Maaf yah ganggu," Reno tersenyum dan mengangguk.

Dan setelah itu Reno berjalan menuju lapangan. Setiap senin Reno memang selalu bertugas menjadi petugas upacara. Walaupun hanya mengecek. Tapi jangan salah yang menjadi petugas upacara itu tak sembarang orang.

Dan bel pun berbunyi menandakan upacara bendera akan dimulai. Dan membuatnya tersadar dari lamunan.
Berdecak dan langsung buru-buru untuk menyiapkan diri.

Murid-murid yang semula masih berada di kelas segera berlari cepat saat beberapa osis mulai berkeliling untuk memeriksa setiap kelas. Semua petugas upacara mulai sibuk merapihkan posisi, merapihkan barisan.

Guru-guru pun mulai datang dari ruang guru, para staf tata usaha pun melakukan hal yang sama. Masing-masing mereka semua mulai sibuk menyiapkan semuanya.

Beberapa anggota paduan suara mulai menyiapkan suara yang sudah dilatih beberapa hari yang lalu. Dan akhirnya suara protokol pun mulai terdengar.

Dan Reno segera menyiapkan diri.

DONT GOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang