Chapter 21

1.7K 66 0
                                    

Reina sedang berada ditaman dengan udara yang sejuk. Ia juga bingung kenapa berada disini?

Akhirnya dari pada bingung dia berjalan pelan. Dengan pakaian dress putih tanpa alas dan rambut tergebyar.

Ia berjalan sampai ia berada dihadapan cahaya. Reina mengerutkan kening bingung sambil menutupkan wajahnya agar tidak terkena sinar yang begitu silau.

Tiba-tiba lelaki dengan baju yang seluruhnya putih dengan tampilan bersih menghampirinya. "Rein," lelaki itu menepuk pundaknya. Reina membuka matanya perlahan.

Melihat lelaki itu. Seketika air matanya menetes. "Jangan nangis tolong!!" Perintahnya sambil menghapus air mata yang turun kepipi tembam Reina.

"Rein aku mau pamit sama kamu, maaf yah selama aku hidup nggak pernah buat kamu seneng," Reina menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Farel jangan tinggalin aku, aku sayang sama kamu...," Yap lelaki itu Farel. Farel tersenyum dan sedikit mengecupkan dahi Reina.

"Ya udah Reina waktu aku udah habis, berubahlah jadi cewek dewasa ikhlasin aku ya Rein," dan Farel pun menghilang. Reina menangis tersedu-sedu.

"Hah!!" Ternyata itu hanya mimpi tapi ia bisa merasakan bekas dahinya yang dikecup. Dan pipinya yang basah. Ia memegang bekas kecupan itu.

Ia menangis sejadi-jadinya. Sampai suara ketukkan pintu kamarnya terdengar. "Rein sekolah nggak!!" Teriak Pangeran. Reina langsung menoleh menatap jam wekernya yang sudah menunjukan enam lewat lima.

Ia menghela nafas kesal. Dan berjalan menuju kamar mandinya. Setelah menyelesaikan ritualnya ia mengambil tasnya dan berjalan menuju ruang makan.

"Rein sinih duduk," Vera langsung menyiapkan tempat duduk untuk Reina. Reina berjalan dengan muka datar dan matanya yang sembab.

"Mamah olesin yah selainya," tanpa menunggu jawaban Vera langsung mengoleskan selai cokelat diroti tawar untuk Reina.

Reina terus melamun sampai tepukkan dibahu membuatnya tersadar. "Reina kamu kenapa?" Tanya Vera. Reina hanya tersenyum tipis dan mengambil roti yang sudah diolesi selai dan melahapnya.

Tiba-tiba saja mobil mengklakson rumah Reina. "Siapa itu?" Tanya Marcel yang sedang fokus membaca koran menjadi tertunda.

"Aku aja yang liat," Pangeran pun keluar. Beberapa menit kemudian Pangeran kembali dengan seringaiannya. "Siapa nak?" Tanya Vera tak sabaran.

"Itu mah pacar kaka," Reina yang mendengarnya langsung melototkan matanya kepada Pangeran. "Kamu udah punya pacar nak?" Tanya Vera tak yakin.

"Nggak mah, awas lo Pang ya udah aku keluar dulu yah," yang langsung diangguki Vera. "Pangeran... kamu itu yah nakal," Pangeran hanya tertawa saja.

Reina sudah berada didepan rumahnya. Ia melihat mobil tak asing yang terparkir di halaman rumahnya. Lalu pengendaranya mana? Itulah yang dipikiran Reina. Saat ia berbalik ingin kembali masuk. Ia malah melihat Reno yang duduk dikursi santai diteras rumahnya.

"Reno ngapain lo kesini?" Tanyanya penasaran. "Jemput lo," jawabnya polos. Penampilan Reno sama seperti kemarin tak memakai kacamata dan rambutnya yang acak-acakkan itu malah terkesan keren bagi Reina.

"Yuk berangkat?" Sambil berdiri dari duduknya. "Tardulu gue mau pamit sama mama papa," jawab Reina dan menjauhkan tangannya dari tangan Reno yang ingin menarik Reina.

"Ikut dong gue kangen sama bonyok lo," Reina langsung mengajak Reno masuk menuju ruang makan.

"Mamah ada Reno," teriak Reina dari luar sambil menggenggam tangan Reno. "Pah ada Reno," Vera pun memberi tahu Marcel walaupun Marcel sudah tau karena teriakan Reina terdengar olehnya. Marcel melipat korannya dan mendekati Vera yang sedang berbicara dengan Reno.

Ia mendekat. "Hai Reno," suara berat Marcel membuat Reno mendongak dan menyalimi Marcel. "Mau jemput Reina yah?" Tanya Vera yang dijawab anggukan dan senyum manis. Kalau saja Vera masih muda mungkin ia sudah mendekati Reno. Itulah pikiran Vera.

"Ya udah mah aku berangkat dulu yah?" Pamit Reina sambil membenarkan letak tasnya dan menyalami Marcel dan Vera. Begitu juga Reno.

Mereka berjalan beriringan. Disepanjang perjalan pun sangat hening karena mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. 

DONT GOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang