Rumah kediaman keluarga Zylar
Happy reading!!
"Ya makanlah aneh." sinis vanya sambil memeutar kedua matanya.
"Siapa juga yang ngomong sama lo aneh." Balasnya tak kalah sinis.
"Kenapa sih kalian berdua,udah mau malem varell mandi dulu, vanya bantuin bunda siapkan makanan malam!" suruh bunda Vanya, Vanya dan Varell kembali bertatapan dan cepat-cepat membuang muka kesembarang tempat.
***
Makan malam keluarga Zylar telah tiba, disana sudah terdapat sang ayah dan bunda, disana juga terdapat keluarga abangnya Vanya,Vanya yang baru turun bersamaan dengan adekknya Varell."Apaan sih lo deket-deket" kata vanya memulai duluan perdebatan ini, dan teng perdebatan dimulai.
"Ih sapa juga yang mau deket sama lo, lo bau. Juga jalanan masih lebar mata lo buta?" tanya varell.
"Durhaka lo sama kakak!" sinis vanya
"Lo kakak gue? sepengetahuan gue, gue gak punya ka---" ucapannya terpotong oleh teriakan vanya.
"Bang lo gak dianggap sama varell kakak lo!"
"Ih manada!" elak varell
"Asal nuduh lo, fitnah lebih kejam daripada mulut-mulut para cabe yang ngegosipin elo!" ujar Varell."Dad,kenapa uncle dan aunty kelai?" kata perempuan kecil polos seperti mengeja, bernama Caramellya Anjayani Zylar, yang sering dipanggil caca.
"Woy kenapa kalian kelai?gatau apa ada anak kecil!" bentak Vallen pelan, yang dibentakpun menoleh.
Semua sudah berada di meja makan termasuk Vanya dan Varell, Vanya dan Varell masih diam diaman meskipun sudah ditanyai, dan jawabnya hanya gumaman saja.
"Hemmm, ayah mau tanya ke vanya dulu kenapa kamu berantem dan diam diaman sama varell?" tanya ayahnya Vanya, Vanya yang merasa diomongi menoleh.
"Emm, dia ngerusakin sisir aku yah." ujar Vanya ke ayahnya.
"Ih manada, lo duluan yang ngerusakin kaset ps gue kan?" ujar Varell tidak mau mengalah dari Vanya.
"Kalian tuh ya kayak anak kecil aja!" bentak kakaknya yang bernama Vallen Aldi Zylar.
"Emang masih kecil, emang situ, udah tua." gumam mereka masing-masing.
"Enak aja kalian bilang gue tua, umur gue masih 25." kata Vallen ikut-ikutan tidak mau mengalah juga.
"Dad, kata bu guru setiap orang tua itu tua, berarti dad itu tua." kata Alvaro polos,nama lengkapnya Alvaro Anjaya Zylar, yang sering dipanggil Varo.
"Betul itu, kompak dulu." kata vanya langsung menghadapkan telapak tangannya ke sesampingnya,karna Varo berada di sampingnya jadi dengan mudahnya dia berkompak ria. Umur Varo dan Caca hanya berbeda dua tahun,umur Varo lima tahun dan umur Caca tiga tahun.
Dan semua keluarga yang ada dimeja makan tertawa karna omongan Varo tadi, membuat Vallen terkucilkan.
"Caca mau kompak uga cama uncle varell." katanya yang ingin berkompak ria dengan Varell, yang diajak pun menoleh dan tersenyum kecil.
"Vanya, Varell bunda mau bilang. Kamu itu udah mau sma, apalagi kamu va sekarang kamu udah sma,kalian itu bukan tua tapi kalian itu sudah besar kalian itu bukan anak kecil lagi,kalian itu sudah tau A dan B. Jadi bunda minta sekarang kalian maaf-maafan, cuma hal sepele aja kalian ributkan, beli lagi yang baru kan bisa!" suruh bundanya.
"Gue minta maaaf kak." katanya tak bertatapan muka dengan vanya, begitu juga dengan vanya.
"Hmm." gumamnya tak bertatapan muka,hanya berjabat tangan sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malvin King Bully
Jugendliteratur[Story' 1] "Lo jangan siksa temen gue please! gue akan turuti kemauan lo, gue janji!" -Vanya AudiZ- "Oke gue mau lo pindah sekolah dari sini dan jadi babu gue di HSS!" -Malvin Angelo Sanjaya- Ditulis sejak ©Jun 2017, oleh @ad...