part 28

3.5K 182 10
                                    

Happy reading!!

Dipinggir lapangan masih ada pasangan yang masih enggan untuk berpindah tempat.

Sarah yang melirik Sean malas, akhirnya menghampirinya.

"Toh dia lupa ingatan. Dia benci gue, gue juga benci sama dia." batin Sarah.

Sarah mengambil bola basket dari keranjang dan menghampiri Sean yang menatap kesal lapangan.

"Lo mau ngambil nilai nggak?" tanya Sarah sambil memegang bola basket disamping pinggangnya. Badan Sarah tidak seperti dulu, sekarang badannya tidak terlalu gendut meskipun tidak seramping perempuan yang memiliki badan body goals.

"Males gue pasangan sama lo." ujar Sean.

"Lo kira gue mau sama lo?, dih." batin Sarah.

"Gue juga, seharusnya gue sama Satya." balas Sarah.

"Jangan sok jual mahal, kayak tampang lo bagus aja." ujar Sean dan bangun dari duduknya, menatap tajam mata hitam milik Sarah.

"Mata lo indah." ucap Sean terus menatap mata milik perempuan di depannya.

Bayang-bayang itu muncul, memenuhi pikiran Sean.

Sean yang merasa kepalanya sakit, menggelengkan kepalanya agar bayang-bayang itu hilang.

"Kayak lo paling ganteng aja." kata Sarah dan melempar bola basket itu ke arah Sean, membuat Sean tersadar dan meringis kesakitan karena bola itu terkena perutnya.

"Berani ya lo." Sean melirik Sarah dengan kesal.

"Ngapain gue takut." Sarah tidak peduli kalau dia akan siap di bully seperti dulu.

Sean yang sangat terpaksa pun mengajari Sarah bermain bola basket. Sean memberi tau cara melempar bola, mendrible, menipu lawan. Termasuk menipu Sarah dengan perasaannya.

"Lo sedot lemak ya?" tanya Sean tiba-tiba.

"Tapi lemak lo masih ada tertinggal, kayaknya lo harus sedot lemak lagi." tambah Sean membuat Sarah makin kesal mendengarnya.

Sarah melempar bola itu ke arah Sean dengan kasar dan meninggalkan lapangan dengan rasa benci.

Sean yang melihatnya tersenyum bangga bisa menghusir perempuan yang dibencinya. Tapi tunggu, kenapa setiap melihat matanya ada rasa tak rela dan kenapa bayang-bayang itu selalu muncul.

Sean juga ikut pergi, bodo amat dengan nilai.

Setelah olahraga selesai Vanya mencari Sarah tapi dia tidak ada dikelas, mungkin ganti baju di ruang ganti perempuan. Vanya pun mengambil baju gantinya di loker dan melangkahkan kakinya ke ruang ganti milik perempuan.

Vanya melihat Sarah yang sudah mengganti bajunya, ekspresi wajahnya merah padam seperti menahan amarah.

"Sa kenapa?" Vanya menghalang Sarah yang ingin pergi.

"Gue nggak apa-apa." jawab Sarah dan berhasil melewati halangan dari Vanya.

Vanya bingung dengan sahabatnya, kenapa sikapnya sedikit berubah. Biasanya dia akan gembira dan wajahnya akan cerah, tapi tidak hari ini wajahnya terus muram dan terlihat mendung.

Vanya segera mengganti bajunya dan akan melempar pertanyaan ke Sarah nanti.

Vanya kembali ke kelas dan suasana kelas hening karena ada sesuatu kejadian yang terlewatkan olehnya.

Ternyata Sarah menyiram wajah Sean dengan air minum miliknya.

"Gue nggak takut sama lo!" teriak Sarah di depan Sean.

Malvin King BullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang