part 31

3.7K 170 17
                                    

Happy reading!!

Hari ini ibukota dihujani oleh derasnya air hujan dari langit. Sekolah menjadi hening karena suara deras hujan lebih mendominasi kelas.

Vanya mulai mengigil karena hawa dingin yang muncul bersama hujan.

Malvin mengamati pergerakan Vanya dari tadi. Ia merasa kasihan kepada Vanya.

Malvin teringat hoodie abu-abunya di loker.

Setengah jam lagi pelajaran akan berakhir. Mudahan Vanya masih bisa bertahan.

Kringgg....

Bel pun akhirnya bunyi.

Malvin berdiri dari duduknya dengan cepat dan mengamati Vanya. Dia terus berjalan dan saat dia berpapasan dengan vanya dia akan membuang muka.

Malvin mengambil ponselnya saat dia berada di luar kelas.

Agi

10.30 AM

Dtngngi gue d loker kls 11 IPS:

: Ok.

Malvin menuju lokernya berada.

Menunggu Agi sampai dia datang menemuinya.

Agi datang menggunakan hoodie.

"Napa?" tanya Agi to the point.

Malvin mulai membuka lokernya dan mengeluarkan hoodie bewarna abu-abunya dengan pewanginya yang lekat karena telah dipakainya.

"Kasih ini ke Vanya." Malvin memajukan benda yang di pegangnya.

"Kenapa gak lo aja?" tanya Agi bingung dengan tangan yang masih di dalam kantong hoodienya.

"Lo tau kan gue sama Vanya gimana?"

"Dia kemaren marah gara-gara gue kasih kotak bekalnya ke Bella, tapi gak jadi karena gue cuma buat dia cemburu aja."

"Lo gila anjir, ya gimana nggak marah. Lo anter ndiri sana." Agi mulai malas dan menyiapkan kakinya untuk melangkah.

"Tadi pagi gue liat lo berangkat sama Vanya, jangan karena ini gue tonjok lo." ucapan dingin dari Malvin membuat Agi membalikkan tubuhnya.

Agi merasa bersalah karena merebut doi sang sahabat.

"Hidup lo ribet amat, pake bawa-bawa Bella di kisah lo. Gimana lo mau jadian sama dia." ujar Agi dan mengambil benda bewarna abu-abu itu.

"Itu tergantung yang mengatur, kalau gue sama dia jodoh pasti di kasih jalan yang lancar." ucap Malvin.

"Elah, Lo aja yang ngeribetin pake mau buat cemburu. Gak guna cara lo, norak!" Agi mulai capek mendengarkan perkataan manis dari Malvin.

"Lo bakalan ngerasaain gimana jadi gue." Malvin menutup lokernya.

"Suka dengan seseorang dengan perasaan tak terbalaskan, dan akhirnya ia membenci apa yang dianggapnya benar padahal salah." perkataan Malvin membuat Agi menyerngit.

"Itu sakit." tambah Malvin.

"Segini galaunya ditolak perempuan?, kok lama-lama najis ya denger Malvin nge-galau." batin Agi sambil mengedikkan bahunya.

"Gue duluan." pamit Agi.

"Jangan bilang dari gue!" teriak Malvin ketika Agi sudah dipertengahan jalan.

Agi mulai mengambil langkah lebar dan menuju kelas dimana Vanya berada.

Terlihat disana Vanya memegang kepalanya dan sesekali memengusap bahunya.

Malvin King BullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang