part 8

7.4K 338 13
                                        

Happy reading!!

Sesampainya vanya dikelas, sambil menunggu bel masuk, dia duduk sambil memainkan pulpennya yang ada di atas meja.

"Gue kan sudah bilang jangan pernah deket sama dia." tiba-tiba saja Malvin datang dari arah kanan Vanya.

"Lo ngikutin gue?" tanya Vanya malas.

"Iya kenapa?, sekarang kan kita pacaran." ujar Malvin.

"Bohongan juga, lo cemburu gue deket sama dia?" ucap Vanya sambil menyipitkan matanya dan menunjuk Malvin pelan menggunakan pulpennya.

"Enggak lah, siapa juga yang cemburu?, semua anak HSS sudah tau kalau lo pacar gue, jadi gue gak mau pacar gue dibilang cewek yang udah punya pacar tapi lebih milih cowok lain selain gue." elak cepat Malvin.

"Najis." gumam vanya dengan malas membalikkan wajahnya kearah sembarang.

"Gue duduk disini." ucap Malvin sambil mengambil bangku yang kosong.

"Terserah." ucap Vanya malas.

Vanya mulai meletakkan kepalanya dan terpejam kearah Malvin, dan tak lama vanya hanyut dalam mimpinya.

"Va, lo tidur?" ganggu Malvin sambil mendorong bahu Vanya pelan.

"Jangan ganggu gue!" garang Vanya membuat malvin tersentak.

"Lo cewek atau macan sih va,garang banget." ucap Malvin.

Malvin pun mulai meletakkan kepalanya juga ke meja dan mengamati setiap rupa dan inci wajah vanya.

"Bisa cantik juga lo va." ucap Malvin berbicara sendiri.

"Nggak usah muji gue." ucapnya yang masih memejamkan matanya, ternyata dia belum tidur.

"Cewek aneh lo, dibilang cantik gak mau." kata Malvin,dan tak ada suara dari bentakan Vanya lagi, hanya terdengar suara dengkuran kecil saja.

Semenit kemudian datanglah Sarah teman sebangku Vanya sekaligus sahabat Vanya satu-satunya.

"Permisi gue mau duduk." ucap Sarah sambil menunduk takut menatap malvin, membuat malvin bangun dari meja.

"Kalau ngomong tuh lihat orangnya, mau ngeliat apa coba dibawah?" ucap Malvin membuat Sarah mengangkat kepalanya ragu-ragu.

"Gue duduk sini, lo duduk sama sean aja." sean yang mendengarnya cepat-cepat mengelaknya.

"Eh... engak-enggak gue gak mau duduk sama dia,  ngelindungin oksigen gue aja." elak Sean yang sedang bermain uno dibelakang bersama Mario.

"Yaelah yan gue dah pw nih disini!" ucap Malvin.

"Untung teman, duduk ajalah kasian gue sama badan lo yang besar ra." ucap Sean yang masih fokus sama kartu unonya.

"Hati-hati lo an, cinta lo lama-lama sama ara!" ujar Mario.

"Nggak mungkin lah!" elak cepat Sean.

"Masa? saat ini lo masih bilang nggak mungkin, nggak tau nanti bisa aja lo bilang 'mungkin gue suka sama lo ra'." kata mario membuat Sean memutar bola matanya malas.
"Sampe-sampe orang gak mau deketi gue, seanehnya kah gue?,  mudahan saja orang-orang yang ada di sini sadar agar tidak membeda-bedakan umatmu ya allah." batin sarah sambil meneteskan sebutir air bening dari pelupuk matanya, tak sengaja Mario melihat Sarah seperti menangis.

"Woi yan!, si ara nangis tu lo gituin!" teriak Mario sambil mendorong pundak Sean pelan, Sean pun yang mendengarnya cepat-cepat membalikkan badannya dan melihat si Sarah. Seketika juga Vanya bangun dari tidurnya.

Malvin King BullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang