part 13

6.2K 273 23
                                    

Happy reading!!

Suasana sekolah HSS dipagi hari telah mulai ramai dengan suara kendaraan siswa siswi yang mulai berdatangan. Begitu juga dengan Malvin dan Vanya mereka telah sampai diparkiran HSS, mereka berdua seperti pasangan yang serasi, realitanya hanya sebatas kebohongan.

Mereka berdua berjalan berdampingan dan menunjukkan kepada semua siswa siswi sekolah HSS kalau mereka bisa menjadi sepasang kekasih yang serasi.
Wajah Vanya terlihat jelas kalau dia pucat dan tidak ingin diganggu, maka dari itu Malvin hanya diam saja karena takut mendapatkan amukan dari perempuan yang di sampingnya ini.

"Nih jaket lo." ucap vanya. Malvin mengambilnya tanpa mengucapkan terima kasih dan Vanya mendengus kesal.Malvin meletakkan jaketnya kedalam lokernya dan menuju kelas mereka.

Hari ini adalah hari kamis dimana para semua siswa dan siswi memakai batik bebas dengan bawahan putih. Beda dengan Malvin dkk, mereka memakai setelan yang kompak dengan tema yang beda dari yang lain.

Mereka menggunakan kemeja kotak-kotak flanel yang sengaja dilepas kancingnya dan membiarkan kaos didalamnya yang bewarna putih terlihat, dan tidak lupa dengan celana sekolah putih, menambah kesan tampannya.
Para siwsi berhisteris setiap Malvin dkk melewati mereka, tapi tidak hari ini karena malvin sedang tidak berjalan dengan teman-temanya,melainkan dengan kekasih bohongannya.

Banyak yang kagum melihat ketampanan Malvin hari ini, dan tak jarang juga mereka sinis dengan vanya yang setiap hari disamping Malvin.
"Lo kenapa pakek baju begini?" tanya Vanya sambil memegang ujung kemeja Malvin melihat dan sedikit bertanya, membuat para siswi berhisteris ria melihat Vanya.

"Males gue pakek batik, kek orang mau ke kondangan." jawab Malvin.

"Jadwalnya harus pakek batik, lo mau dihukum karena melanggar peraturan?" ceramah Vanya.

"Biarin, kalau nggak ada yang nakal di sekolah ini, berasa dipesantren yang harus matuhi perintah pak haji!" jawab Malvin yang masih menatap lurus koridor didepannya.

"Sok nakal lo." Vanya dan mulai mempercepat jalannya yang hampir sampai ke dalam kelasnya.

Pelajaran sudah dimulai, Vanya menopang kepalanya yang pusing diwaktu pelajaran,membuat Malvin sedikit kasihan kepadanya dan terus menatapnya disepanjang pelajaran.

Akhirnya pelajaran telah usai, Vanya masih diam dibangkunya sedangkan Sarah yang pergi duluan kekantin bersama kedua temannya Malvin, ya Malvin dkk sekarang berteman baik dengan Sarah dan Vanya, tidak ada lagi kilatan musuh dimata mereka, meskipun ada rencana Malvin dan Sean yang busuk di belakang Sarah.

Malvin menghampiri Vanya yang sedari tadi memegang kepalanya di waktu pelajaran.
"Kenapa?, lo pusing?" tanya malvin pelan sambil memegang tangan Vanya yang dibuat untuk menopang kepalanya dan Vanya langsung menepis kasar tangan milik Malvin karena tak suka.

"Gue beliin makan, tunggu sini!"ujar malvin, tapi Vanya mencegahnya untuk pergi.

"Gue ikut!" ujar Vanya.

"Nggak usah, kalo masih pusing." ucap Malvin sepertinya peduli.

"Gue nggak selemah apa yang lo bayangkan!" sinis Vanya dan langsung berdiri menuju pintu kelas, tiba-tiba saja dari arah belakang ada yang merangkul bahunya dengan pelan.

"Nanti makan yang banyak biar lo nggak lemah." ucap Malvin, membuat Vanya menatap sinis bahunya yang dirangkul oleh Malvin.

Banyak para siswi merasa kecewa melihat malvin yang merangkul Vanya dengan rasa pedulinya terhadap sang kekasih.

"Gue mau dirangkul sama Malvin."

"Beruntung banget, Vanya bisa dirangkul ama malvin."

Malvin King BullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang