part 24

3.2K 167 24
                                    

Happy reading!!

Akhir bulan biasanya HSS akan mengadakan event dan malam puncak setelah ujian akhir semester. Tepat minggu kemarin adalah ulang tahun sekolah HSS yang ke-38.

HSS akan mengadakan lomba basket, paskib, futsal, cerdas cermat, modern dance, dance cover, fotografi, dan masih banyak lagi. HSS juga akan mengadakan bazar seperti menjual makanan, baju, miniatur, dan lain-lainnya. Meraka menjualnya tidak tanggung-tanggung karena menjual barang yang lumayan berkualitas. Soal malam puncak akan diadakan saat event sudah terlaksanakan.

Besok lusa akan dilaksanakan lomba basket antara HSS dan SMA NEGERI 2. Dan mereka yang mengikuti lomba akan berlatih hari ini disekolah dan tau siapa saja yang akan ikut. Malvin, Sean, Mario, Agi, dan 4 pemain cadangan.

Itu membuat mau tak mau Malvin akan dekat dengan Agi. Kalian tau ini rencana siapa?

Ini rencana Sean dan Mario karena ingin sahabatnya ini baikan. Mereka merekomendasikan kepada pelatih mereka kalau Agi pernah menjadi kapten basket, tapi sekarang kapten bukan dipegang oleh Agi tapi Malvin yang akan memimpin.

Malvin selama latihan hanya diam karena tidak ada untungnya dia berbicara kalau ada Agi baginya.

"Oke vin, saya percaya sama kamu jangan ngecewakan tim kita dan sekolah, kamu sudah satu tahun memimpin tim ini dan meraih prestasi." ucap sang pelatih.

"Siap." ucap Malvin kepada pelatihnya.

Mereka pun dibagi posisinya, saat bermain bukannya bekerja sama tapi Malvin dan Agi malah adu kemampuan dan mencetak skor mereka sendiri-sendiri, membuat pelatih dan temannya bingung dengan mereka. Dan mereka berakhir dengan saling dorong-dorongan.

Pritttt

Suara peluit pelatih membuat mereka berhenti dan Malvin meninggalkan lapangan dengan raut wajah dingin.

"Kenapa sih gi?" tanya Sean menghampiri Agi.

"Kagak tau, tiba-tiba dia marah sama gue." ujar Agi.

Dan mereka pun melanjutkan latihan tanpa Malvin yang tidak tau kemana.

Ternyata Malvin ke kelas, menghampiri Vanya yang sedang sibuk menulis rangkaian kata dibukunya.

"Ngapain masih dikelas?, nggak pulang?" suara Malvin membuat mereka yang di kelas terkejut.

"Masih remed PKN." ucap Vanya memalingkan wajahnya dan kembali fokus untuk menulis.

Ternyata mereka tidak hanya berdua saja, tapi masih banyak murid yang mengikuti remed. Sebenarnya ini masih jam pelajaran karena ujian telah berakhir jadi sebagian yang tidak remedi boleh pulang dan yang remedi akan dipanggil.

Malvin duduk disamping Vanya, ternyata teman sebangku dan sekaligus sahabatnya Vanya tidak turun, karena tidak mengikuti remedi. Malvin memperhatikan yang lain ternyata mereka sibuk dengan soal yang berada di meja mereka masing-masing.

"Vin jauhan sana, keringet lo bisa netes di buku gue." Vanya mendorong pelan tubuh Malvin.

Malvin saat ini sangat berkeringat sehabis latihan tadi dan keringatnya menetes melalui rambut tebalnya. Malvin menjauhkan dikit badannya dan memperhatikan Vanya beserta bukunya.

"Vin lo nggak pernah remed ya?" Vanya selesai dan menyimpun alat tulisnya ke kotak pensil dan memasukkan ke dalam tas.

"Pernah, besok gue remed bahasa Indonesia." kata Malvin membuat Vanya mendengus.

"Lo orang Indonesia tapi remed, lo tinggal di Indonesia atau kutub utara." cibir Vanya sambil tersenyum dan menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Lo senyum ngebuat perasaan gue tambah aneh ke lo." batin Malvin.

Malvin King BullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang