Happy reading!!
Sean mengantar Sarah pulang dengan selamat tapi sesungguhnya hatinya sedang emergency karena Sean membuatnya melayang hampir ke surga.
Sarah yang terlalu senang tidak tau harus melakukan apa, karena dirumah hanya dia sendiri, orang tuanya kerja diluar negri tapi untung saja dia masih memiliki sahabat disini.
Segera Sarah menekan nomor ponsel yang sudah di pilihnya, waktu yang tepat untuk menelfon Vanya.
Kringgggg
Suara alarmnya berdering keras dekat telinganya, Sarah membuka matanya. Ternyata ini benar- benar mimpi?
"Oh shit!" gumam Sarah dan bangun untuk mencuci wajahnya.
"Sarah sadar!" Sarah terus menepuk pipinya agar sadar dari mimpinya.
"Si Sean nggak mungkin romantis kayak gitu ke gue." tambahnya sambil menatap wajahnya di cermin.
Sarah keluar dari kamar mandinya dan turun dari kamarnya menuju dapur. Dibukanya salad yang berisi buah-buah segar.
Memakannya dengan meminum sebotol air mineral.
Setelah makan dia menuju ke area dekat kolam renang, kemarin dia membeli mesin tredmill. Daripada dia bolak- balik pergi ke tempat fitnes.
Setelah itu dia mengistirahatkan badannya di bangku dekat kolam. Memikirkan kejadian dalam mimpi, seperti nyata tapi itu mimpi.
Apa mimpinya minggu kemarin tentang kecelakaan hanya mimpi atau apa?, itu juga seperti kenyataan.
Sarah pusing dan sesekali memijat pangkal hidungnya, mungkin ini efek dari diet.
Sarah melihat benda bersembunyi di bawah lemari dekat ruang keluarga, dia menuju kesana dan mengambilnya.
Dia menimbang tubuhnya, mungkin saja memakan satu porsi di alam mimpi bisa menaikkan berat badannya kembali.
Disana terlihat jelas berat badan Sarah 70kg, berarti dia berhasil untuk menurunkan berat badannya.
Sarah membersihkan badannya dan mandi. Dia akan ke rumah Vanya untuk menunjukkan ini.
Setelah selesai dia merias wajahnya dan memakai kaca mata kesayangannya. Dengan baju dress memanjang sampai dibawah lutut dan dilapisi dengan hoodie kuningnya.
Sampai dikarangan rumah milik Vanya, Sarah turun dari mobil yang dibawa oleh supirnya.
Sarah menyapa bunda Vanya yang sudah dianggap orang tuanya sendiri dan naik ke lantai atas dimana kamar Vanya berada.
"Vanya!" panggil Sarah dan masuk. Ternyata Vanya sedang bermain onsel mahalnya di kasurnya.
Vanya yang melihat kedatangan Sarah mematikan ponselnya dan menaruhnya di sampingnya.
"Va, berat gue dah turun loh." ujar Sarah senang.
"Anjay cepet banget, ah miskin dah gue." kata Vanya hanya bercanda.
"HAHA, lo nggak usah ngasih gue uang atau apa, cukup lo motivasi gue, gue seneng." ujar Sarah dan ikut merebahkan badannya di kasur empuk milik Vanya.
"Enggak lah, janji harus ditepati," balas Vanya.
Vanya mengambil ponselnya dan memesan makanan online untuk pesta hari ini.
****
Hari ini adalah hari dimana murid HSS akan menerima hasil nilainya. Dan Vanya mendapatkan nilai yang memuaskan meskipun tidak mendapat peringkat 5 besar. Kelas ini memeiliki murid pintar melebihi Vanya, dan Vanya mendapatkan peringkat 8 dikelas ini. Dan disekolah lamanya dia mendapatkan peringkat 1, sekarang di sekolahnya barunya bukanlah dia yang mendapatkannya, tapi Malvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malvin King Bully
Teen Fiction[Story' 1] "Lo jangan siksa temen gue please! gue akan turuti kemauan lo, gue janji!" -Vanya AudiZ- "Oke gue mau lo pindah sekolah dari sini dan jadi babu gue di HSS!" -Malvin Angelo Sanjaya- Ditulis sejak ©Jun 2017, oleh @ad...