Happy reading!!
Paginya Malvin dan Agi masuk kembali ke kamar Sean. Terlihat disana Mario masih tidur sambil mengorok.
Sean masih berbaring lemah diatas kasur.
Malvin mendekat ke arah Sean, dia menoel-noel tangan milik Sean. Sean benar-benar seperti mayat hidup.
Mario pun juga bangun, menghampiri Malvin sambil menggaruk rambutnya. Mario menguap tanda dia masih mengantuk.
"Yan cepet bangun napa, lo nggak laper apa tidur mulu." Mario yang masih setengah nagantuk mengguncang lengan Sean.
"Yo dia lagi sakit bego." ujar Agi sambil memegang gelas berisi air mineral.
"Sorry yan gue lupa, sini gue pijetin biar sakitnya ilang." ujar Mario dan memegang tangan luka milik Sean.
"Yo cuci muka dulu sana, sinting ya lo. Orang sakit lo ajak pijet." Mario yang tersedar, menggaruk kepalanya yang tak gatal dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
"Aduhh." suara ringisan.
Malvin dan Agi melihat Sean bergegas menghampirinya.
"Mama." panggil Sean dengan suara serak.
Sean mulai membuka mata.
"Kepala Sean sakit banget ma." desis Sean dan bangun sambil memegang kepalanya.
"Sean lo sadar." ucap Malvin pelan.
"Dimana nih?" tanya Sean sambil memperhatikan sekitar.
"Di rumah sakit." jawab Agi.
"Agi?, kok lo disini?" Sean melihat Agi sangat terkejut.
"Kenapa kalau gue disini?" tanya Agi sambil mendekat ke arah Sean.
"Bukannya lo sama Malvin musuhan?" ucap Sean sambil menunjuk Malvin dan Agi bergantian. Mereka pun bingung mendengar perkataan Sean.
"Panggil dokter vin." ucap Agi, Malvin memanggil dokter dengan memencet tobol di dekat Sean.
Mario keluar dari kamar mandi dan matanya tertuju ke Sean yang bersender lemah dikelapa kasur rumah sakit.
"Yan lo dah bangun." Mario cepat-cepat menghampiri sahabatnya.
"Gue kenapa?" tanya Sean yang terus memegang kepalanya.
"Lo habis nabrak truk." ujar Mario.
Sean ingin mengingat kejadian itu, tapi tak bisa kepalanya tambah sakit dan dia terus meringis menahan sakit.
"Permisi biar saya cek dulu." ujar dokter meminta jalan untuk memeriksa Sean.
Sean diperiksa oleh dokter, dokter menanyakan kejadian yang dialaminya tapi Sean menjawabnya dengan gelengan. Dia tidak ingat tentang kejadian itu dan dia terus mengatakan pusing.
Orang tua Sean datang setelah Malvin menelfon dan memberi kabar Sean sadar.
"Sean." mama Sean langsung memeluk Sean.
"Ma, Sean kenapa?, kenapa kepala Sean diperban?" tanya Sean bingung.
Dokter yang melihat itu, tau kalau Sean mengalami sesuatu.
Doter mengajak papanya sean menjauh dari sana.
"Anak saya kenapa dok?" tanya papa Sean.
"Anak bapak sepertinya terbentur sangat keras di kepalanya, membuat ingatannya sedikit terganggu." kata dokter.
"Maksud dokter anak saya amnesia?" tanya papa Sean.
"Bisa dibilang begitu, tapi ingatannya bisa pulih secara perlahan." dokter tersebut mengangguk dan mengiyakan pertanyaan orang tua Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malvin King Bully
Teen Fiction[Story' 1] "Lo jangan siksa temen gue please! gue akan turuti kemauan lo, gue janji!" -Vanya AudiZ- "Oke gue mau lo pindah sekolah dari sini dan jadi babu gue di HSS!" -Malvin Angelo Sanjaya- Ditulis sejak ©Jun 2017, oleh @ad...