part 26

3.3K 176 26
                                    

Happy reading!!

"Gue nggak boleh cerita tentang ini."

"Vanya nggak boleh tau, cukup gue aja yang ngerasain sakit."

Batin Sarah tersiksa, dia harus apa?

Kalau diceritakan masalah akan berkepanjangan, Vanya nggak ada ikut campur dengan masalahnya.

Vanya nggak boleh tau, sampai kapan pun dia nggak boleh tau.

Malam ini, bulan menjadi saksi rasa sakit hati Sarah.

Malam ini juga Sean baru menyadari cinta untuk Sarah benar-benar ada.

Perasaannya ini bukan kebohongan belaka, ini benar kenyataan.

Kalau sudah gengsi cinta memang susah untuk dinyatakan.

Sean duduk sambil membersihkan lukanya sehabis kelahi dengan sahabatnya. Mereka juga melakukan apa yang dilakukan oleh Sean. Malvin dan Agi yang tidak ikut dalam masalah dapat pukulan dari Sean.

"Pantas lo dapet tinjuan dari gue, buat ninggalin jejak ciuman ara." Sean terus menekankan lukanya dengan handuk yang didalamnya terdapat es batu.

"Gak waras lo, kalau gue dapet ciuman dibibir, lo bakalan tonjok mulut gue?" tanya Mario sambil meringis karena kalau dia gerak tulang pipi rasanya ingin remuk.

"Mungkin." jawab singkat Sean.

"Gila lo sama sahabat ndiri." ujar Mario.

"Lo bilangin Malvin kepala batu, lo ndiri aja kepala batu,"

"Nggak mau nyelesein masalah secara ke-keluargaan, ah maksud gue nggak mau denger pernyataan orang terlebih dahulu." tambah Mario, seperti biasa memasukkan sindiran halus.

"Lo nyindir gue?" tanya Malvin dingin.

"Gue tau rasa jadi lo gi." ucap Mario berpihak ke Agi tanpa memedulikan Malvin yang menatapnya tajam.

Mario mah kalau diplototin, balas plototin balik.

Di heningnya suasana, hanya ada suara gesekan sepatu dari orang yang gelisah.

"Gue harus apa?" tanya Sean yang pening.

"Nyatain, sebelum terlambat." ujar Agi.

"Oke." Sean berdiri mengambil kunci mobilnya di meja depannya.

"Gue bakalan nyatain malam ini." Sean yang ingin pergi ditahan kembali oleh Agi.

"Besok pagi aja, beri dia waktu yan." ujar Agi.

Dan dia mendengar perkataan sahabatnya dan kembali baring ke kasur milik Malvin.

"Kalau ada yang macam-macam sama Sarah, berurusan sama gue." ucap Sean dengan maksud menyindir sahabatnya, Mario.

****

"Papa sakit, dia mau kamu pulang kesini" suara yang dirindukan oleh Sarah.

"Iya ma, Sarah bakalan berangkat besok pagi."

"Kamu pindah kesini Sa?" suara lemah lembut yang menenangkan hati Sarah.

"Gak tau ma, ini juga untungnya Sarah liburan akhir tahun."

"Yaudah Sa, sampai bertemu di paris, mama rindu kamu."

"Sarah juga."

Sarah mendapatkan telfon dari mamanya kalau papanya sakit dan memintanya besok pulang ke paris, negara tempat kedua orang tuanya tinggal dan kerja mengurus perusahaan.

Malvin King BullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang