Happy reading!!
Mereka duduk dan memesan makanan mereka masing-masing. Melahap isi makanan mereka dan tanpa mereka sadari ada seseorang yang mengamati mereka dengan wajah datar dan sedikit kesal dari depan Vanya.
Siapa lagi kalau bukan Malvin, sejak tadi pagi dia kesal dengan Vanya karena berdekatan dengan Agi.
Saat Vanya mengangkat wajahnya dan menatap kedepan, tak sengaja mata mereka bertemu. Malvin menyipitkan matanya tanda tak suka dan Vanya balas tidak peduli, dan melanjutkan makannya lagi.
Mereka hanya terhalang satu meja didepannya. Dan suara obrolan mereka masih bisa didengar oleh Malvin.
"Gue mau ke wc dulu yah, kebelet nih!" Vanya benar-benar kebelet dan untung saja kantin dengan wc tidak jauh dari sini.
Vanya dengan cepat menuju wc, saat selesai menuntaskan hadasnya tiba-tiba saja dia dikejutkan seseorang disamping luar wc, Malvin.
"Ngapain lo disini?!" terkejut Vanya.
"Kenapa?" tanya Malvin malas dan datar.
"Oh ya,nanti gue nggak pulang sama lo," ucap Vanya sedikit kikuk. "Gue mau nemenin Agi." tambah Vanya.
"Nggak usah!" ujar Malvin, dan memindahkan pandangannya ke Vanya.
"Gue nemenin Agi buat cari kado nyokapnya, dan gue tetep nemenin Agi karna gue udah janji." ucap Vanya tetap kekeh dengan pendiriannya dan meninggalkan Malvin sendiri.
Malvin diam, diam menatap kepergian Vanya, Malvin memilih pergi ke rooftop untuk melakukan kebiasaannya, menurutnya mungkin dengan merokok kesetressannya dapat menghilang.
Malvin terus berjalan, tanpa memperdulikan manusia-manusia berisik yang melihatnya. Baju sekolahnya sengaja dia keluarkan karena gerah, kancing bajunya dibuka satu, dan rambutnya sengaja dibiarkan berantakan, terkesan bad dan membuat para siswi dan siswa 'belok', histeris melihatnya.
Sampai di rooftop, Malvin mengeluarkan rokok di saku celananya. Rokok yang dihisap mulai mengeluarkan asap-asap tipis berwarna abu-abu.
Waktu bel telah berbunyi para siswa-siswi segera masuk kedalam kelas mereka masing-masing begitu juga dengan Vanya dan Sarah.
"Va, lo liat Malvin?" tanya Sean dari bangkunya, dan Vanya menjawab dengan menggelengkan kepala.
"Gue kira Malvin datengi lo, emang lo habis dari mana?" tanya Sean lagi.
"Wc, terakhir lo liat dimana emang?" tanya Vanya.
"Pas lo pergi dari kantin, dia juga pergi." jawab Sean.
"Nyusahin aja tu anak" batin Vanya.
Dilain tempat Malvin sedang menghabiskan sepuntung rokok dalam beberapa menit yang lalu, dan terus merokok sampai dia bosan.
Tiba-tiba seorang guru galak datang sambil membawa batang kayu, dan tidak lupa dia ditemani oleh guru BK.
"Hey! Kamu ngerokok lagi?!" ujar pak Mansur sambil membawa kayu yang dibawa dan menghampiri Malvin.
"Dasar buta, dah tau ngerokok, masih aja nanya." gumam Malvin bodo amat yang akan membuatnya dihukum lagi.
"Pak tolong bawa dia ke lapangan, dan suruh dia hormat ketiang bendera, saya akan menghubungi orang tuanya!" tegas guru BK tersebut, Malvin digiring ke tengah lapangan dan dihukum dibawah sinar matahari. Malvin yang tidak bisa melakukan apa-apa dan tak peduli, melaksanakan hukumannya dan hormat kebendera merah-putih.
Sinar matahari yang terik, membuatnya bercucuran keringat. Banyak siswa-siswi yang belum masuk kedalam kelasnya, mereka menatap kasihan dan juga histeris karena keringat sexy di wajah Malvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malvin King Bully
Teen Fiction[Story' 1] "Lo jangan siksa temen gue please! gue akan turuti kemauan lo, gue janji!" -Vanya AudiZ- "Oke gue mau lo pindah sekolah dari sini dan jadi babu gue di HSS!" -Malvin Angelo Sanjaya- Ditulis sejak ©Jun 2017, oleh @ad...