Happy reading!!
Setelah mereka membawa Sarah kembali dan membatalkan Sarah untuk pergi ke paris, mereka pun memutuskan ke sebuah cafe yang terhits dikalangan muda atau remaja.
Cafe tersebut adalah milik Malvin dengan nama Malv cafe's, jangan salah meskipun Malvin berjiwa nakal dan suka membully orang, tapi dia punya usaha sendiri untuk mencukupi uang jajannya.
Kenapa begitu, karena suatu saat kalau papahnya mengambil kartu kredit atau kartu atm milik Malvin yang diberikan oleh papahnya, Malvin masih punya uang tambahan dari usahanya.
Jadi jangan heran mengapa Malvin suka membeli mobil atau motor yang dia mau dengan mudah, padahal papahnya telah menasehatinya untuk menyimpan uang untuk masa depannya.
Dan Malvin selalu membantah kalau papahnya menasehatinya untuk menyimpannya.
Dan malvin selalu membalas perkataan papahnya dengan "Uang malvin nggak akan habis pah, banyak pengunjung yang datang setiap harinya, karna pemiliknya yang ganteng parah ini." ucap Malvin percaya diri, dan semua yang Malvin bilang benar.
Bahwa para pengunjung kalangan muda maupun para remaja perempuan yang terutama adalah para fansnya Malvin menyempatkan waktunya untuk sekedar meminum secangkir kopi maupun menongkrong ria bersama teman-temannya.
Semua pengunjung meranggapan bahwa cafe Malvin adalah cafe yang kreatif dengan dekorasinya, dan terjangkau dari ibu kota.
Cafe Malvin juga berdekatan dengan toko kue yang terkenal untuk kalangan semua umur, nama toko kue tersebut adalah vava cake's yang pemiliknya adalah gadis cantik dan muda bernama Vanya.
Tapi Vanya selalu tidak memberi tau identitasnya bahwa dia pemilik toko tersebut maupun dia adalah anak pengusaha dari keluarga Zylar.
"Gila...mantep bro...cafe lo makin rame aja!" ujar Sean sambil menabok keras bahu milik malvin.
"Anjir!, lo nabok atau ngebegal gue, sakit bener njir!" balas Malvin saling tabok-menabok.
"Hehe...peace bro." kata Sean sambil menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya.
"Cafe lo makin ramai aja, mudahan kedepannya tambah ramai lagi ya vin." pujian dari Sarah.
"Iya, mudahan aja kedepannya tambah ramai de---" belum selesai Malvin menyelesaikan perkataannya, Vanya pun langsung memotong pembicaraan Malvin tanpa mempunyai dosa.
"Lo gak nawarin kita duduk apa vin, berdiri terus pegel nih!" sahut Vanya, membuat mereka bertiga termasuk pengunjung yang ada disekitar mereka mengalihkan pandangannya ke Vanya.
"Va sopan dikit, ini di tempat umum bukan dirumah lo!" ujar Sarah membuat Vanya melemaskan badannya seperti anak kecil yang lelah habis bermain sepanjang waktu.
"Habisnya gue capek sa, berdiri terus, ngalangin orang lewat tau nggak." ucapannya benar karena sedari tadi orang yang ingin lewat, jadi susah untuk lewat karena mereka.
Dan Malvin diam saja, melihat tingkah laku Vanya yang selalu cerewet dan membuat Malvin membatin didalam hati.
"Jadi inget syerin yang selalu cerewet, tapi beda banget cerewetnya syerin sama vanya, kalau cerewetnya vanya bikin gue tambah nggak mau ngejauh dari vanya, tapi gue gak tau itu tandanya apa kalau gue deket dia." batin Malvin dengan raut wajah yang datar tapi teduh dan enak dipandang, dan tak lupa dia masih dengan posisi wajah menatap Vanya dengan lekat.
Vanya geram dan heran karena tidak di respon perkataannya, mengangkat kepalanya dan memalingkan wajahnya ke Malvin.
Vanya yang sadar kalau dia sedari tadi ditatap oleh Malvin, membalasnya dengan omelan yang berisik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Malvin King Bully
Teen Fiction[Story' 1] "Lo jangan siksa temen gue please! gue akan turuti kemauan lo, gue janji!" -Vanya AudiZ- "Oke gue mau lo pindah sekolah dari sini dan jadi babu gue di HSS!" -Malvin Angelo Sanjaya- Ditulis sejak ©Jun 2017, oleh @ad...