part 4

9.4K 478 9
                                    

Happy reading!!

Sekarang ini ada sesosok pria anak HSS, sedang menuggu seseorang dengan bersandar di balik dinding sekolah. Siapa lagi kalau bukan Vanya yang dicarinya, ya pria itu adalah Malvin dia menunggu Vanya sejak tadi, tapi Vanya belum muncul juga.

"Mana sih si cewek itu, mana gue lupa lagi namanya ah!" frustasinya.

Setelah menunggu vanya beberapa menit yang lalu,akhir sesosok perempuan itu pun datang yaitu Vanya dengan memakai baju dan perlengkapan sekolah dengan  sederhana yang dihiasai jam tangan kecil bewarna hitam ditangan kanannya, dan tas polos bewarna hitam dipunggunya.

Sungguh beda dengan wanita-wanita di HSS yang memakai atribut sungguh berlebihan.Bagi semua murid laki-laki vanya itu sempurna tanpa cacat satu pun, walau menurut mereka vanya itu miskin, tapi sebenarnya tidak, pasti kalian tau lah untuk apa vanya menyembunyikan identitasnya.

"Lama banget sih lo, pup dulu lo dirumah ?" ujar Malvin dingin.

"Ya sorry, nih baju lo!"kata vanya sambil menyodorkan bajunya malvin.

"Thanks,"ucap singkat Malvin,  dan seketika ada pikiran untuk mencium bajunnnya.

"hucmm...tunggu dulu." cegah Malvin sambil mencium bajunya. Vanya yang ingin masuk kelas pun dicegah oleh Malvin.

"Apa?" tanya Vanya.

"Blueberry? pengharum lo?"tanya malvin

"Emm bukan itu pengharum laundry, baju lo gue laundry kemaren biar cepet." jawab bohong vanya.

"Yakin? emang lo punya uang buat ngelaundry?" omongan malvin membuat vanya dibuat bisu.

"Loh kok diem? sakit lo?"perhatian malvin dan  medekat kearah vanya untuk memegang dahinya vanya.

"Ciee perhatian." ucap Vanya mengalihkan pembicaraan.

"Apaan sih lo? eh tunggu lo kok bau blueberry?"tanya malvin membuat vanya membatin.

"Gobloknya gue,kenapa tadi gue gak kasih harum strawberry aja. Goblok,goblok,goblok lo vanyaa" maki Vanya di dalam batin.

"Ehhh---itu sebenarnya pengharum gue." jujur Vanya.
"Ha? emang orang kayak lo bisa beli pengharum kayak gini. Ah palingan ini pengharum murah kalik yang sering lo beli dipasar malam ya kan?" katanya malvin membuat hati vanya menciut.

"Masih untung baju lo gue cuci, kalau enggak baju lo bau soto kalik. Satu lagi semiskin-miskinya gue, gue bisa beli barang itu dengan hasil tangan gue, bukan hasil minta dari orang tua!" maki Vanya didepan muka Malvin sambil melipat tangannya didada mengundang banyak orang untuk menonton mereka.

"Eh lo! Jangan sok deh!,lo gak tau aja Malvin itu anak dari keluarga Sanjaya, anak pemilik sekolah!" dan datang lah cewek jelmaan dari langit kedelapan.

"Gue tau kok, palingan si malvin yang lo bangga-banggakan ni anak mama!" ucap Vanya.

"Eh asal lo tau aja ya si bebeb Malvin ini juga adalah anak termuda yang memiliki usaha sendiri yaitu cafe yang terkenal itu namanya malv cafe's disamping toko terkenal juga namanya vava  cake's, pasti lo gak tau ya?" kata Keyna cewek termenor gayanya di seluruh antero sekolah.

"Oh dia toh yang punya cafe disamping gue menarik juga,dapet dicontoh tapi gayanya gak baik dicontoh suka memperbudak orang" batin Vanya yang masih terdiam sambil melipat kedua tangannya didepan dadanya.

"Yaiyalah gak tau, mainnya aja dikampung sama dibelakang warteg." kata salah satu teman si Keyna yang bernama chindy.

"Emang dia ngapain di warteg? mau makan?" kata salah satu dayang yang kadang-kadang otaknya suka gesrek, namanya lili.

Malvin King BullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang