part 33

4.1K 166 20
                                        

Happy reading!!

Selama di kelas Vanya dan Malvin hanya diam, salah satu dari mereka tak ada yang saling melirk.

Malvin yang merasa bersalah kepada vanya dan tak berani menampakan wajahnya, sedangkan Vanya yang sedikit canggung adanya Malvin disini.

Sampai istirahat pun Malvin hanya diam dan keluar dari kelas tanpa melirik siapa pun.

Vanya keluar kelas dan berniat ke kantin bersama teman-teman sekelasnya, tapi tiba-tiba saja seorang gadis yang lebih pendek darinya datang.

"Kak Vanya." panggil gadis itu dan Vanya terkejut ternyata yang memanggilnya Bella.

"Bisa ngobrol bareng nggak?" tanya Bella dengan wajah memelas dan sedikit memaksa.

"Gimana Va?, ikut ke kantin nggak?" tanya teman-temannya.

"Duluan, nanti gue nyusul." ujar Vanya dan mereka pun pergi.

"Ayo kak." aja Bella ke arah taman.

Bella menarik tangan Vanya dan membawanya ke bangku taman.

"Ada apa ya bel?, kok tiba-tiba ngajak ngobrol." ujar Vanya sambil meringis karena canggung.

"Kak Vanya mau balikan sama kak Malvin?" tanya Bella to the point. Vanya yang mendengarnya menyerngit dan bingung menjawabnya seolah dia ditembak Malvin tapi melalui perantara seseorang.

"Oh no no no, seharusnya bukan gue yang ngomong kayak gini." ucap Bella dengan mengangkat tangannya dan menyilang kan tangannya, terlihat menggemaskan.

"Kak Malvin itu cinta banget loh sama kak Vanya." ujar Bella dengan mata bulat dan serius menatap Vanya.

"Dia cerita ke gue kalau kakak yang ngebuat dia sadar kalau kelakuan dia selama ini salah."

"Kak Malvin sampai frustasi tau karena kakak marahin dia." ujar Bella mencoba menghilangkan sikap cemburunya.

Vanya mengerti kalau Bella saat ini sedang cemburu dengannya. Bella mengucapkan perkataannya dengan muka sedikit merah, entah menahan malu, amarah, atau cemburu.

"Gue tau kalau lo juga cinta sama Malvin, udah lah lo aja sama Malvin, gue nggak apa-apa." Vanya menepuk pundak Bella pelan.

"Mudah ya kak Vanya bilang kayak gitu, tanpa tau sebesar apa cinta kak Malvin ke Kakak." Bella menautkan alisnya.

"Tau nggak kak, kak Malvin makan bekal yang pertama kali kakak kasih, dia bilang dari mamahnya ternyata dari kakak."

"Hoodie yang dari kak Agi itu punya kak Malvin, dia perhatian sama kakak. Mau buat kakak cemburu aja milih orang yang baik dan polos, sepeti gue." Bella menjelaskan kejadian demi kejadian.

"Maaf Bell seharusnya gue nggak banyak berharap maaf sama Malvin." Vanya merasa bersalah.

"Berharap Maaf atau berharap cinta?" tanya Bella sedikit menggoda.

"Udalah kak, gue gak apa-apa, kak Malvin cinta sama kakak, kak Vanya juga kan?" Bella menampilkan senyum lebarnya.

"Untungnya aja kak Malvin manfaatin gue, kalau cewek yang di manfaatin modelannya kayak kak Key cabe itu, gimana nasib kakak coba?"

"Jadi kakak mau kan balikan sama kak Malvin." Bella mulai bertanya lagi.

"Makasih Bell udah ngertiin gue, tapi gue gak mau buat lo sakit hati dan perasaan gue ke dia masih ragu."

"Kenapa kak Vanya ngomong begitu?, gue gak apa-apa." Bella meyakinkan Vanya lagi.

"Lo tau Bell, gue sama Malvin cuma pacar bohongan dan ngebuat tantangan bodoh diantara kita." jujur Vanya.

Malvin King BullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang