"Sudah ya bermain mainnya aku sudah bosan melihat kalian." ucap seorang wanita dari arah pintu.
"Bagaimana ini?" ucap salah satu pria dari lima pria yang berada di dalam ruangan tersebut.
"Diamlah bodoh." ucap salah satu pria.
"Nona kau lupa? Kau disini seorang diri sedangkan kami berlima. Apakah kau yakin bisa menang melawan kami?" tanya pria satunya lagi sepertinya seorang ketua dari lima pria itu.
Wanita dihadapanya hanya mengangkat sebelah alisnya. "Ya. Memang aku hanya sendiri tapi bukan berarti aku kalah dari tikus tikus seperti kalian." ucap wanita itu dingin.
"Sombong sekali wanita ini." ucap pria satunya lagi.
"Ayo kita habisi dia sekarang juga." ucap pria lainnya.
Keempat pria itu mengangguk dan langsung menyerang wanita itu, dengan sigap wanita itu menghindar dan menyerang balik, tak kurang dari 15 menit lima pria tersebut sudah terkapar tak berdaya di atas lantai.
"Kev keruanganku tolong bereskan tikus tikus ini. Cepat!" ucap wanita itu kepada seseorang yang ada diseberang telepon.
"Baik nona." balas seseorang dari seberang telepon.
Tak lama kemudian enam pria masuk kedalam ruangan dan langsung membereskan lima pria yang sudah tak berdaya di atas lantai.
"Bawa ke gudang milikku yang tak jauh dari sini, buatlah serapi mungkin agar tidak ada yang curiga." ucap wanita itu.
"Baik nona akan saya kerjakan." ucap Kev.
"Telepon aku jika semuanya sudah beres." ucap wanita itu lalu beranjak keluar dari ruangan.
Siapa yang berani beraninya mengirimkan tikus tikus itu kesini, jika aku tau siapa orangnya bersiaplah untuk menghadapi sesuatu yang mengejutkan. batin wanita itu.
Malamnya
"Nona semuanya sudah siap." ucap seorang pria dari seberang telepon.
Seorang wanita sedang berjalan di atas trotoar jalan yang sunyi hanya ada satu atau dua kendaraan yang lewat. Wanita ini menggunakan celana jeans hitam, jaket hitam serta topi putih dengan rambut panjangnya yang dibiarkannya tergerai.
Wanita ini berjalan dengan tenang untuk menunju kesuatu tempat menyelesaikan buruannya.
Tak lama ia pun sampai ditempat tersebut. "Nona semuanya sudah siap sesuai dengan perintah anda." ucap pria yang berada di depan gudang tersebut, ya wanita ini menuju gudang miliknya.
"Kau boleh pergi." ucap wanita itu dengan nada datar.
"Tidak nona kami akan membantu anda." ucap pria itu.
"Terserahmu." wanita itu lalu membuka pintu gudang.
Wanita itu terus berjalan masuk kedalam gudang diikuti enam pria yang berada didepan gudang.
"Bangun." ucap wanita itu dengan nada datar saat sampai di depan lima pria yang sedang diikat.
Kenalkan Wanita itu adalah Arselisia Albraham wanita cerdas, cantik, dingin dan tidak kenal ampun yang lebih dikenal dengan nama Sia.
Lima pria yang berada dihadapannya langsung menegakkan tubuh mereka ketika mendengar suara wanita itu.
"Atas dasar dan perintah siapa kau membuat masalah diperusahaanku?" tanya Sia kepada lima pria yang ada dihadapanya, tapi tidak ada jawaban yang keluar dari lima pria dihadapanya.
"Tidak ingin menjawab?" tanya Sia kepada lima pria.
"Masih tidak ingin juga ya?" tanyanya lagi setelah beberapa menit.
"Baiklah, jika itu mau kalian." ucap Sia sambil mengambil sebilah pisau dari saku celana belakangnya lalu melemparkannya kepada salah satu dari lima pria tersebut dan berhasil menggores lengan pria itu.
"Aku bisa melakukan lebih, tidak hanya lengan, kepala serta bagian tubuhmu yang lain juga bisa aku gores." ucap Sia dengan nada datar.
"Masih ingin bungkam? Itu artinya kalian ingin berkenalan dengan benda kesayanganku?" tanya Sia.
"Baiklah." ucap Sia sambil mengambil dua bilah pisau dari saku celana belakangnya.
"Aku jamin jika kalian tidak menjawab dalam hitungan kelima maka jangan salahkan aku jika benda kesayanganku ini menempel di salah satu bagian tubuh kalian." ucap Sia.
Dan mulai menghitung
"Satu...
Dua...
Tiga...
Empat...
Lim." Belum sempat Sia menyelesaikan hitungannya salah satu dari lima pria itu menjawab.
"Ka... kami ha..nya mengikuti perintah dari Bianca anak pemilik dari Welson Corp." ucap salah satu dari mereka dengan nada terbata bata.
"Ahh. Dia ingin bermain main ternyata." ucap Sia dengan senyum manis?
"Nona apa perlu kami yang membereskannya sekarang?" tanya Kev.
"Tidak aku saja." jawab Sia.
"Tapi no..."
Belum sempat Kev menyelesaikan kata katanya lima peluru meluncur begitu cepat tanpa suara kearah lima pria dihadapan mereka dan tepat pada jantung mereka masing masing.
"Urus mereka Kev." ucap Sia sambil berjalan kearah kursi kayu yang tak jauh dari sana dan mendudukinya.
"Kev cepatlah, apakah baru kali ini melihat caraku?" ucap Sia.
Kev yang merasa disebut namanya langsung tersadar dari shocknya, memang dia selalu menemani Sia untuk menyelesaikan buruanya padahal membunuh orang tapi Sia terus menyebutnya berburu, dia sering melihat cara wanita itu membunuh tapi tetap saja ia selalu shock.
Enam pria itu langsung membereskan lima pria yang sudah tergeletak tak bernyawa.
"Sudah beres nona." ucap Kev.
"Ambilkan aku air." ucap Sia.
"Baik nona akan saya ambilkan" ucap Kev.
Tak lama pun pesenan Sia datang dan ia langsung meminumnya, setelah selesai ia bangkit dan mengatakan "Aku pergi dulu buatlah tempat ini seperti semula Kev, mungkin dua atau tiga hari lagi kita akan berburu"
"Baik nona." ucap Kev.
"Selalu saja begitu, aku tidak pernah bisa melihat pergeraknya dia sangat cepat." ucap Ben.
"Ya kau benar. Ayo bereskan tempat ini dan segera pergi." balas Kev dan mereka langsung bergegas membereskannya.
Mau mencoba bermain main denganku ya tunggu saja waktunya. batin Sia.
Sia terus berjalan melalui gang kecil yang berada tak jauh dari gudang miliknya. Di perjalanan melalui gang kecil ia bertemu dengam seorang pria menggunakan setelan formal.
"Apa kau gila! minggirlah bodoh ... aku mau lewat!" ucap pria itu dengan nada dingin yang kentara.
Pria gila. batin Sia.
Bukannya merasa takut Sia yang berada dihadapnya menjawab dengan nada datarnya "Lewatlah aku tidak pernah menghalangi jalanmu bodoh."
"Kau!!" ucap pria itu kesal
Masa bodoh bagusan aku segera pergi. batin Sia.
Sia hanya mengangkat sebelah alisnya, dan pergi berlalu.
TBC
Jangan lupa vote and komennyaTY.
A.H
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (ST) ✔
Action[1] SUDAH TERBIT Ia itu dingin. Tapi dingin itu hanyalah sebuah cover. Sebuah cover yang sengaja ia buat untuk menutupi segala kerapuhan yang ia miliki, ia hanya berusaha tidak terlihat lemah dan menyedihkan ITU SAJA. #2-lian (81018) #2-sia (18101...