Twenty four : Something?

468 28 1
                                    

"Uncle kapan Sia akan pulang?" tanya Lian.

"Dia baru berangkat kemarin sore dear. Ayolah jangan terlalu bersedih." ucap Lisa tak menjawab pertanyaan Lian.

"Tergantung jika kerjaannya disana selesai dengan cepat ia akan pulang dengan cepat jika tidak mungkin sampai satu bulan lebih." jawab Daniel. Lian mengangguk mengerti.

"Jadilah CEO yang membanggakan kedua orang tuamu Lian." ucap Daniel yang diangguki oleh Lian. "Pasti Uncle."

"Ah sepertinya malam semakin larut. Kami harus pulang dan lain kali datanglah berkunjung." ucap Darlin.

"Mengapa tidak menginap saja?" tanya Lisa.

"Tidak bisa, besok Aldira harus pergi kekampus lebih cepat." jawab Andin tersenyum lalu bangkit diikuti Darlin dan kedua anaknya.

"Ah yasudah. Mari kami antar." ucap Daniel mempersilahkan tamunya berjalan terlebih dahulu.

"Selalu jaga kesehatan." ucap Lisa lalu berpelukan dengan Andin.

"Kau juga." ucap Andin membalas pelukan tersebut.

"Hati hati." ucap Lisa tersenyum saat tamunya ingin masuk kedalam mobil, tamunya hanya tersenyum dan mobil pun melaju meninggalkan pelataran mansion Albraham.

Tak lama setelah mobil keluarga Harrys pergi, sebuah mobil hitam metalik masuk kedalam pelataran mansion dan berhenti didepan Daniel dan Lisa.

"Syukurlah kalian sudah pulang." ucap Lisa menatap kedua putranya.

"Mengapa mom?" tanya Niel menatap sang ibu.

"Mommymu hanya khawatir." ucap Daniel. "Yasudah ayo masuk." tambahnya lalu semuanya masuk kedalam mansion.

"Jadi ada urusan apa yang membuat kalian sangat terburu-buru pergi tadi?" tanya Daniel kepada kedua putranya saat mereka sudah duduk diruang keluarga.

"Ada pengacau dibar." jawab Nathan singkat.

"Sudah selesai?" tanya Lisa, kedua putranya hanya mengangguk.

"Tapi aku tidak melihat itu diekspresi kalian berdua? Ada apa? Ada sesuatu yang terjadi?" tanya Daniel curiga.

Nathan dan Niel saling komunikasi lewat tatapan mereka lalu tak lama mereka mengangguk secara bersama. "Dad." panggil Niel ragu.

Daniel menatap kedua putranya "Ya. Ada apa? Katakan saja." tanya Daniel menunggu dengan sabar.

"Julius kembali."

"Apa!" Kaget Daniel. "Bajingan itu?" tanyanya dengan nada marah.

"Iya dad. Selama dua tahun terakhir saat dia pergi menghilang yang kita anggap ia telah mati, aku memantaunya." jawab Nathan.

"Beberapa hari yang lalu orangku memberitahu bahwa ia telah sampai dikota ini dan besoknya seperti dugaanku bahwa ia akan menemui Sia dikantor." cerita Nathan sedangkan Lisa hanya mendengarkan apa yang dibicarakan suami dan kedua putranya.

"Dikantor?" tanya Daniel.

"Ya dad. Ia datang tepat saat aunty Andin dan Lian mengunjungi Sia." jawab Niel.

"Apakah mereka datang hari ini karena terjadi sesuatu saat Julius datang?" tanya Lisa.

"Ya mom. Sia mengakui bahwa Lian adalah kekasihnya karena Julius masih tidak mempercayai bahwa Sia memiliki pengganti Julius dan karena Julius tak mempercayainya juga Lian angkat bicara tentang pertunangannya dengan Sia." jawab Nathan menjelaskan.

Mine (ST) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang