Nine : Challenger

1K 48 3
                                    

"Kau... " ucap Sia marah.

"Persiapkan dirimu melihat dia hancur dan kehilangan lagi." tambah orang itu lalu memutuskan sambungan telepon.

"Shit..." umpat Sia kesal.

"Ada apa sayang?" tanya Nathan melihat air muka Sia berubah.

"Dia kembali." jawab Sia.

"Dia?" tanya Niel Sia hanya mengangguk.

Sia mengambil ponselnya kembali lalu menelpon Stev.

"Ke LA lah segera." ucap Sia kepada seseorang di seberang telepon.

"Baik nona." jawab Stev dan tak lama sambungan telepon diputus oleh Sia.

"Aku keluar dulu." ucap Nathan menepuk kepala Sia sayang sambil meredakan emosi Sia yang mulai muncul dan Sia hanya mengangguk.

***

POV Arselisia

"Shit..." umpatku kesal.

Cish. Mengapa ular itu harus kembali. Menyebalkan, kali ini akan ku bunuh dia. batin Sia.

"Kau masih memiliki kepentingan disini?" tanyaku kepada Lian.

"Tidak, tapi aku ingin bertanya. Mengapa kau menyelamatkanku?" tanya Lian kepadaku.

"Pentingkah pertanyaan itu buatmu?" tanyaku balik.

"Ya." jawabnya.

"Tapi disini aku sedang tidak ingin menjelaskan sesuatu." ucapku.

"Tapi Sia..." ucapnya terpotong oleh Kak Niel. "Tak usah kau tanyakan itu akan tiba saatnya kau tau sendiri jawabannya."

"Ini Sia rotimu." ucap kak Niel memberikan aku sepotong roti. Aku mengambilnya lalu memakannya.

Cklek

Pintu terbuka menampilkan sosok Nathan.

"Ini untukmu." ucap Nathan sambil memberikan sebuah susu kemasan, aku menerimanya. Susu yang dibawa Niel sudah habis terlebih dahulu sebelum sia memakan rotinya.

"Siapa yang menyelakaimu Sia?" tanya Nathan.

"Bukan aku sasarannya, dia sasarannya." jawabku menunjuk Lian.

Nathan beralih menatap Lian lalu menatapku kembali.

"Mungkin musuh H'Corp." ucapku datar.

"Bisakah aku keluar dari tempat ini." ucapku lagi, jujur aku paling benci berada disini.

"Kau tidak boleh pulang, kau belum sembuh total." ucap Lian.

"Eh?" ucapku heran.

"Yasudah kita keluar dari sini." ucap Nathan. Baguslah, Kak Nathan memang paling mengerti diriku.

"Tapi Nath..." ucap Niel.

"Sudah biarkan saja dia." ucap Nathan memotong ucapan Niel.

"Kak Nathan dan Kak Niel pulanglah dulu." ucapku.

"Kau ingin kemana?" ucap Niel.

"Ada sesuatu yang ingin aku lakukan." ucapku.

"Baiklah. Jaga dirimu baik baik Sia." ucap Niel aku hanya mengangguk.

Keduanya pergi dan "Kau ini memang minta di usir ya..." ucapku ke Lian.

"Eh? Tidak aku akan menemanimu." ucapnya pelan.

"Apa! Tidak perlu." ucapku langsung masuk kekamar mandi untuk mengganti baju yang dibawa kak Niel.

Selesai mengganti pakaian aku mengirimkan sebuah pesan untuk Jason.

Mine (ST) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang