Thirty five : Second trial

494 20 4
                                    

Berikutnya kau yang akan memohon kepadaku. batin Bianca tersenyum miring memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya jika ia melaksanakan rencananya ini.

Bianca meminum jus yang di bawakan oleh maid tadi hingga tandas lalu menyalakan laptop yang sudah berada di atas meja.

Mengklik sebuah file yang terdapat di dalam salah satu foldernya, mencari sesuatu yang ia sebut sebagai bumerang lawannya untuk rencananya yang berikutnya.

Bianca tersenyum senang melihat isi file tersebut lalu ia mengambil ponselnya yang berada di samping laptopnya mencari kontak seseorang itulah yang ia lakukan sekarang, setelah ia menemukan kontak tersebut Bianca mengirimkan sebuah pesan yang berisikan sebuah perintah.

Pesan terkirim, tak butuh waktu lama pesan terbalaskan dengan kata yang siap menjalankan perintah yang diberikan oleh Bianca kepada orang itu.

"Kita lihat saja, siapa yang lebih pintar dalam permainan ini." gumam Bianca tersenyum miring.

Sepertinya aku harus bergerak cepat karena kakakku yang malang itu berpihak kepada lawanku bukan diriku. batin Bianca sambil berjalan keluar ruang kerjanya menuju kamarnya yang berada di sebelah ruangan tersebut.

Mungkin besok aku bisa memulai rencana berikutnya.

***
San francisco, USA.
09.00 am

Bianca sudah tampil rapi dengan red dress yang sudah melekat dengan sempurna ditubuh indahnya, ia sudah bersiap untuk pergi melanjutkan rencananya.

"Lacak lokasinya." ucap Bianca kepada seseorang melalui telepon, orang yang berada di seberang langsung mematuhi ucapan Bianca.

Tak butuh waktu lama sebuah pesan di ponsel Bianca masuk. Duduk, abu abu ditengah kota.

Pesan itu membuat Bianca tersenyum manis? ia sangat mengetahui apa maksud dari isi pesan tersebut. Bianca segera menyambar kunci mobil miliknya berjalan keluar kamar dengan langkah cepat agar ia bisa segera menemui targetnya itu.

Disisi lain

Kev dan Sia sudah rapi dengan setelan kasual mereka. "Nona kita berangkat sekarang?" tanya Kev saat mereka sudah berjalan menuju sebuah mobil sport hitam milik pria itu. Sia hanya mengangguk menanggapi ucapan Kev.

Mobil sport hitam itu berjalan meninggalkan gedung yang sudah terbengkalai itu di ikuti sebuah mobil van hitam di belakangnya.

15 menit berlalu mereka sudah sampai didepan sebuah restoran, sebelum keluar dari mobil tak lupa Sia menggulung rambutnya terlebih dahulu dan setelah selesai ia memberi kode kepada Kev agar pria itu turun terlebih dahulu.

"Tunggu." ucap Sia tiba tiba saat kev hendak ingin keluar dari mobil.

Kev melihat Sia dengan pandangan bertanya. Sia yang dilihat seperti itu hanya mengangkat dagunya menunjuk sesuatu yang tak jauh berada didepan mobil mereka.

Kev mengikuti arah yang Sia tunjukkan seakan mengerti pria itu kembali menutup pintu mobilnya.

"Mengapa dia berada disini?" tanya Kev tanpa sadar.

Sia menoleh melihat pria yang berada si sampingnya ini. "Melakukan rencananya yang berikutnya." jawab Sia yang membuat Kev menoleh kearahnya.

Mine (ST) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang