Twenty eight : Reson's Disappointment

418 23 3
                                    

"Siapa Sia?" tanya Austin menatap sang putra dan sang cucu bergantian.

"Ah, Sia itu..." ucap Reylson tergantung bingung ingin menjawab apa.

Memangnya Sia siapaku? Sia kan hanya mengenal Reson bukan diriku, melihatku saja tidak apalagi berbicara denganku. batin Reylson bergelut dalam hati.

"Who is she?" ulang Austin yang tak mendapat jawaban dari kedua orang yang berada dihadapannya lalu ia beralih menatap sang cucu yang masih sibuk dengan sandwichnya.

"Reson siapa Sia?" tanya Austin menatap sang cucu.

"Dia aunty Reson oma. Kemarin kami bertemu direstoran saat Reson tak sengaja menabraknya." jawab Reson karena melihat sang ayahnya tak menjawab.

"Bertabrakan? Direstoran?" tanya ulang Austin yang masih tidak mengerti.

"Iya oma." ucap Reson gemas melihat wanita pengganti ibunya ini.

"Jadi sekarang kalian menjadi dekat?" tanya Austin tersenyum menatap sang cucu yang sangat antusias saat membicarakan wanita yang bernama Sia.

"Ya, nanti kami akan mengunjunginya." jawab Reson lalu meminum susunya karena sandwich miliknya sudah habis.

"Mengapa tidak sekarang saja?" tanya Austin.

"Tidak bisa mom. Mungkin ia belum berangkat kekantor." ucap Reylson menjawab pertanyaan sang ibu.

"Kantor?" ulang Austin.

"Iya. Dia CEO dari A'Corp." jawab Reylson yang sudah selesai dengan sarapannya.

"Ah. Yasudah nanti kita akan berangkat bersama ketempat aunty Sia bagaimana?" tanya Austin yang ingin melihat reaksi sang cucu.

"Oke oma." ucap Reson tersenyum senang.

Wah aku jadi penasaran wanita seperti apa itu Sia sampai Reson sangat senang hanya karena ingin bertemu dengannya. batin Austin yang tersenyum melihat ekspresi sang cucu.

Tak terasa waktu cepat berlalu, sekarang jam sudah menunjukkan pukul 9 dan itu artinya Reylson harus mengantarkan Reson dan sekarang ditambah sang ibu untuk bertemu dengan Sia.

"Ayo dad!" ajak Reson menarik tangan sang ayah untuk keluar dari mansion mereka.

"Sabarlah sayang." ucap Reylson mengusap rambut sang putra yang begitu senang saat ini.

Mereka bertiga naik kemobil yang sudah terparkir didepan pintu utama mansion. Mobil silver tersebut melaju meninggalkan pelataran mansion.

Butuh waktu lebih dari 20 menit untuk sampai disalah satu perusahaan besar ini. Reylson dan Reson serta Austin turun dilobi utama, berjalan masuk menuju sang resepsionis.

"Permisi." ucap Reylson yang membuat resepsionis tersebut mendongak.

"Ya? Ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis itu tersenyum ramah.

"Saya ingin bertemu dengan Sia." jawab Reylson.

"Nona Arselisia?" ulang resepsionis memastikan.

"Ya." jawab Reylson.

"Mohon tunggu sebentar tuan akan saya cek." ucap resepsionis tersebut yang diangguki oleh Reylson.

Beberapa menit setelah resepsionis menelpon seseorang. "Tuan, maaf nona sedang tidak berada ditempat." ucap sang resepsionis tersebut sambil tersenyum minta maaf.

"Kemana dia?" tanya Austin tiba tiba.

"Maaf nyonya anda pasti mengerti bahwa kami tidak bisa memberitau hal tersebut." jawab sang resepsionis masih dengan ekspresi yang sama.

Mine (ST) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang