Malam cerah, seorang wanita sedang berjalan menghampiri seorang pria yang berada disalah satu meja yang terdapat direstoran yang ia kunjungi saat ini.
"Hai..." sapanya ramah.
"Ya?"
"Ah... Maaf sepertinya kita harus berkenalan terlebih dahulu."
Pria yang berada didepannya menatapnya bingung "Apakah kita memiliki janji? Siapa kau? Aku tidak pernah mengenalmu." ucap Lian datar.
Sepertinya aku salah menduga pria ini. batin wanita itu.
"Ah, sepertinya kita memang belum pernah bertemu." ucap Bianca manis.
"Tapi sepertinya mulai kedepan kita akan sering bertemu." ucapnya lagi.
Tiba tiba ada seorang pria yang menghampiri meja mereka "Tuan, nona ingin bertemu denganmu." Lian mengangguk lalu mengikuti Stev yang sudah berjalan duluan.
Tidak akan ku biarkan rubah itu mencari kesempatan untuk mendekati Lian. batin Stev.
"Dimana dia?"
"Dia di atap hotel tempatmu menginap." ucap Stev.
Mereka berdua berjalan ke hotel tempat Lian dan Sia menginap. "Anda harus keatas secepat mungkin karena nona tidak suka menunggu." ucap Stev mengingatkan lalu pergi meninggalkan Lian yang sudah berada didepan pintu lift.
Mengapa Sia ingin bertemu denganku secara tiba tiba. batin Lian bertanya.
Sesampainya di atap hotel, Lian melihat Sia sedang berkelahi dengan beberapa pria berbadan besar yang menggunakan topeng. Lian berlari menuju ke arah Sia bermaksud ingin membantu dan ia melayangkan sebuah tendangan kepada seorang pria yang paling dekat dengannya.
"Sedang apa kau?" tanya Sia yang melihat salah satu anak buahnya jatuh karena tak memiliki persiapan.
"Membantumu."
"Membantuku?"
"Iya, mereka bermaksud membunuhmukan?"
Salah satu dari pria tersebut membuka topengnya. "Anda salah. Kami sedang berlatih."
"Berlatih menghabisi Sia?"
"Tidak. Memang seperti inilah cara nona berlatih." ucap Edward yang datang tiba tiba.
"Ini nona." ucap Edward memberi sebotol air mineral kepada Sia.
"Tapi itu berbahaya kalian bisa membuatnya celaka."
"Tidak akan, nona sudah terbiasa." Edward menjelaskan.
"Sia, aku ingin bertanya Stev bilang kau ingin bertemu denganku. Benar begitu?" tanya Lian kepada Sia.
"Ya. Aku memang ingin bertemu denganmu." ucap Sia.
"Untuk melatihmu agar kau bisa menjaga dirimu dengan baik." Selesai berkata Sia langsung melayangkan tendangan kearah Lian.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Lian yang sudah tersungkur akibat tendangan Sia.
"Aku mengajarimu untuk meningkatkan pertahanan dirimu agar tidak lemah."
Lian masih memegangi perutnya yang terkena tendangan Sia. "Besok datanglah ke depan pintu kamar hotelku ada sesuatu yang ingin ku bicarakan." ucap Sia.
"Tapi aku besok harus kembali."
"Tidak perlu, uncle mengabariku bahwa kau harus kembali bersamaku."
"Ayahku?" Sia hanya mengangguk.
"Sampai jumpa dan jangan terlambat." selesai mengatakan hal tersebut Sia berjalan meninggalkan Lian yang diikuti seluruh anak buahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (ST) ✔
Action[1] SUDAH TERBIT Ia itu dingin. Tapi dingin itu hanyalah sebuah cover. Sebuah cover yang sengaja ia buat untuk menutupi segala kerapuhan yang ia miliki, ia hanya berusaha tidak terlihat lemah dan menyedihkan ITU SAJA. #2-lian (81018) #2-sia (18101...