"Karena aku mengetahui siapa yang ingin bermain main dengan perusahaan ini." ucap Jason menyeringai.
"Siapa?" tanya Edward, kini pria itu sudah duduk menghadap meja Jason.
"Didepan nona saja agar kita segera mengambil tindakan yang tepat dan cepat." jawab Jason yang diangguki oleh Edward.
Edward mengambil ponselnya yang berada di sakunya, mencari kontak Stev. Edward mendekatkan benda pipih itu ke telinganya.
Nada sambung pertama belum ada jawaban dan kini sudah berbunyi beberapa kali tapi belum ada jawaban juga dari Stev yang membuat Edward mengernyit heran.
"Bagaimana?" tanya Jason yang melihat ekspresi partnernya kerjanya ini. Edward menggeleng tanda bahwa Stev tidak mengangkat teleponnya.
"Ah. Aku lupa bahwa disana masih tengah malam." ucap Jason yang membuat Edward menepuk jidatnya sendiri.
"Astaga pantas saja. Dia tidak menjawab teleponku." balas Edward lalu meletakkan ponselnya di atas meja kerja.
***
Los Angeles, USA.
00.18 amKringg
kringg kringg kringg
Nada panggilan di ponsel Stev berbunyi selama beberapa kali, pria itu bergerak di atas kasurnya tanda bahwa tidurnya telah terusik lalu tanganya mencoba meraih benda pipih yang saat ini berada di atas nakas di samping tempat tidurnya.
Nyawanya belum terkumpul semua, mata pria itu masih kabur melihat ke layar ponselnya tapi setelah membaca nama yang tertera dilayar matanya menjadi terbuka lebar.
Ada apa Edward menelponku? Apakah mereka ingin menanyakan tentang nona? batin Stev.
Jika benar besok aku harus mengabari nona. batin Stev lagi lalu pria itu kembali meletakkan ponselnya di atas nakas dan melanjutkan tidurnya kembali.
7.10 am
Stev. Pria itu sudah rapi dengan setelan kantornya, saat ini ia sudah berjalan turun ke lantai bawah untuk sarapan bersama Mason yang sepertinya telah menunggunya di meja makan.
Ternyata benar dugaannya bahwa Mason sudah menunggunya, pria itu sudah duduk di salah satu kursi yang terdapat di meja makan sambil membaca koran.
"Mason, kamarin malam Edward menelponku." ucap Stev yang sudah duduk berhadapan dengan Mason, sarapan mereka sudah tersedia yaitu nasi goreng dan roti serta selainya.
"Edward?" ulang Mason memastikan, kini pria itu melipat dan meletakkan korannya lalu melihat pria yang berada dihadapannya yang kini sudah menjadi partner kerjanya.
"Ya. Apa mungkin mereka akan menanyakan soal nona?" tanya Stev sembari mengambil nasi goreng yang berada dihadapannya untuk di taruh diatas piringnya.
"Mungkin. Sepertinya kau harus memberitahu nona dan mungkin ada sedikit masalah yang terjadi disana." ucap Mason mengambil roti dan mengolesinya dengan selai kacang.
"Ya. Nanti aku akan menelponnya." ucap Stev dan setelah itu mereka memakan sarapan mereka masing masing.
Saat selesai sarapan mereka berdua berjalan menuju ruang tamu yang berada di mansion tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (ST) ✔
Aksi[1] SUDAH TERBIT Ia itu dingin. Tapi dingin itu hanyalah sebuah cover. Sebuah cover yang sengaja ia buat untuk menutupi segala kerapuhan yang ia miliki, ia hanya berusaha tidak terlihat lemah dan menyedihkan ITU SAJA. #2-lian (81018) #2-sia (18101...