Los Angeles, USA.
07.10 amTing.
Dia disini.
Sebuah pesan masuk diponsel Sia. Pesan berisi dua kata itu adalah sebuah kabar bahwa lawannya sudah memulai permainan selanjutnya.
"Mason." panggil Sia yang membuat Mason secara otomatis melihat kearahnya. Pria itu sedang memakan roti selai kacangnya.
"Ya nona?" tanya Mason menatap adik majikannya itu.
"Kau sudah mendapatkan kabar tentang Dave?" tanya Sia.
"Sudah nona. Kondisi pria itu baik baik saja, ia sedang dirawat dirumah sakit tempat tuan Albert." jawab Mason yang membuat Sia mengangguk.
"Kau pantau terus perkembangannya, mungkin sebentar lagi aku akan kembali ke San Francisco." ucap Sia.
"Pulang ke mansion nona?" tanya Mason.
"Tidak." jawab Sia singkat yang membuat Mason mengerti maksud dari adik majikannya itu.
"Sebentar akan saya siapkan." ucap Mason.
"Siapkan tiket pesawat biasa jangan gunakan pesawat pribadi, aku ingin ke pulanganku tidak diketahui siapa siapa dan lagi jangan beritahu siapapun." ucap Sia.
"Baik nona." balas Mason mengangguk patuh.
Sia melanjutkan sarapannya sedangkan Mason beranjak pergi menuju ruangnya yang berada dilantai dua.
Saat selesai sarapan Sia berjalan menuju ruang tamu yang bersamaan dengan Stev yang masuk kedalam mansion bersama beberapa orang yang Sia kenali membawa masing masing box.
"Nona? Apa kabar?" tanya Stev tersenyum menghampiri Sia yang sudah duduk disofa single.
"Baik. Kau sendiri?" balas tanya Sia masih meneliti apa yang dibawa orang orangnya.
"Baik nona." jawab Stev lalu memberi kode kepada orang orang yang berada dibelakangnya agar naik kelantai dua.
"Itu pistol atau pisau?" tanya Sia.
"Keduanya nona." jawab Stev ikut duduk dikursi seberang, Sia mengangguk mengerti.
"Nona ingin kembali ke mansion utama?" tanya Stev, Sia hanya mengangguk menjawab pertanyaan tersebut.
"Boleh aku antar?" tanya Stev yang membuat Sia lagi lagi hanya mengangguk.
"Bagaimana perusahaan disini?" tanya Sia.
"Aman terkendali nona." jawab Stev merasa bangga menyebutkan hasil kerjanya.
"Nona, mengapa Edward tidak ikut denganmu?" tambah tanya Stev.
"Ia harus membantu Jason menangani perusahaan yang berada di Rusia." Jawab Sia.
"Ah begitu. Tapi bila terjadi apa apa dengan nona bagaimana?" tanya Stev, ada terselip nada khawatir dari ucapan itu.
"Kau tau diriku bukan?" tanya balik Sia.
Stev mengangguk. "Tapi nona dia itu sangat licik, menghalalkan segala cara untuk menghancurkanmu." jawab Stev.
"Aku mengerti, tapi bukankah kau tau bahwa aku lebih licik darinya?" tanya Sia balik yang membuat Stev terdiam.
Aku lupa akan hal itu, bahwa nona lebih licik dari siapapun tapi tak pernah bermain kotor. batin Stev yang berhasil mengingat beberapa kejadian yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (ST) ✔
Action[1] SUDAH TERBIT Ia itu dingin. Tapi dingin itu hanyalah sebuah cover. Sebuah cover yang sengaja ia buat untuk menutupi segala kerapuhan yang ia miliki, ia hanya berusaha tidak terlihat lemah dan menyedihkan ITU SAJA. #2-lian (81018) #2-sia (18101...