"Ken? Apa ini ada hubungannya dengan wanita itu?" tanya Bianca menatap sang kakak.
Ken diam membalas tatapan sang adik lalu mengangguk.
"Kau masih berhubungan dengan wanita itu, Ken?" tanya Bianca menatap sang kakak.
"Kau masih memiliki perasaan kepadanya bukan? Kau masih memilikinya bukan?" tanya Bianca lagi dengan nada penuh emosi karena sang kakak yang tak menjawab pertanyaannya.
Ken menatap adiknya dalam diam, tak ada suara yang lolos dari mulutnya itu. Ia mendadak menghilangkan fungsi dari indera miliknya itu.
"Ken! Jawab!" bentak Bianca yang kesal melihat sang kakak yang diam saja tak menjawab pertanyaan darinya.
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
Masih sama.
Tak ada jawaban yang keluar dari mulut lelaki bermata hijau itu. Ia diam bak orang bisu.
"Julius Kenerla Wels jawab aku!" ucap Bianca berteriak yang sudah tak tahan dengan diamnya sang kakak.
"Aku harus menjawab apa?" balas tanya sang kakak dengan tak bernada menatap adiknya dalam. Tak ada emosi didalam nada maupun ekspresi itu.
Ia seperti seseorang yang tak memiliki harapan dan gairah untuk hidup lagi.
"Sejak dua tahun yang lalu mereka menganggapku telah mati Bianca. Itu semua karena ulah kalian yang memaksaku harus melakukan hal itu dan tadi kau tanya bahwa aku masih memiliki perasaan kepada diakan?" tanya sang kakak menatap sang adik dalam.
"Jawabannya IYA. Aku masih mencintainya tapi karena rencana dan ulah kalian aku menderita dan... Dan aku telah membuatnya hancur." tambah sang kakak dengan nada bergetar.
Bianca diam mendengarkan sang kakak berbicara.
"Demi tuhan. Aku masih mencintai Arselisia dan perasaan ini tak pernah berubah sedikit pun dari dulu. KAU HARUS TAHU ITU." ucap sang kakak mengeluarkan teriakan yang selama ini hanya tersimpan didalam hatinya.
"Kau tahu. Aku telah membuat hancur seseorang dan hari ini aku juga hancur karena orang yang ku hancurkan dulu." ucap sang kakak menunduk lesu.
Bianca yang melihat itu tak tahan untuk memeluk sang kakak. "Aku dianggap mati dengan orang yang sangat aku cintai." tambah sang kakak bernada parau.
"Aku akan menghancurkannya lagi." ucap Bianca tiba tiba setelah beberapa saat mereka sama sama terdiam.
"Kau bilang apa?"tanya sang kakak tapi tak ada jawaban yang keluar dari mulut sang adik.
"Menghancurkannya lagi? Kau manusia atau bukan, Bianca? Kau gila! Kau juga seorang wanita Bianca. Bagaimana kau bisa berpikir untuk menyakitinya lagi Bianca? Jawab aku Bianca!" kini berganti sang kakak lah yang berteriak marah melepas pelukan tersebut secara kasar.
"Bagaimana pun aku akan tetap menghancurkannya sampai ia tak ingin hidup." bukannya menjawab Bianca malah mengatakan sesuatu yang membuat sang kakak marah besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (ST) ✔
Action[1] SUDAH TERBIT Ia itu dingin. Tapi dingin itu hanyalah sebuah cover. Sebuah cover yang sengaja ia buat untuk menutupi segala kerapuhan yang ia miliki, ia hanya berusaha tidak terlihat lemah dan menyedihkan ITU SAJA. #2-lian (81018) #2-sia (18101...