Pilu

2.2K 135 2
                                    

Megan sudah sampai di Bandung sekitar jam 1 siang.

Megan memilih untuk pergi dari rumah dan menenangkan dirinya disebuah kafe di Bandung yang tidak terlalu jauh dengan rumahnya.

"Mau kemana Gan?" Tanya papanya seraya menjinjing kopernya kedalam rumah.

"Pergi sebentar pa" Megan yang sebari berjalan keluar rumahnya menuju kafe.

Tara yang mengerti keadaan Megan saat ini. Dan Tara pun memilih untuk membiarkan Megan, karena Tara percaya bahwa Megan bisa menenangkan dirinya sendiri.

***

Ratna sudah kembali ke Bandung, dan orang tua Ratna segera kembali ke Jakarta. Karena harus menyelesaikan urusannya.

Ratna pun segera memberi kabar kepada Megan, bahwa dirinya sudah berada di Bandung.

"Iya Rat?" Suara Megan yang terdengar sangat sendu. Yang membuat Ratna sangat khawatir dengan keadaannya.

"Kamu kenapa? Kamu nangis ya?"

"Engga, aku lagi flu. Emang kaya orang lagi nangis ya?" Megan pun terpaksa untuk berbohong, karena Megan tidak mau Ratna ikut sedih atas kejadian yang pagi tadi di alaminya.

Ratna pun tak percaya dengan ucapan Megan, tetapi Ratna ingin tau. Apa yang sebenarnya sudah terjadi dengan Megan, hingga membuatnya untuk berbohong kepada Ratna?

"Yaudah kalo gitu, kamu istirahat aja ya. Aku udah di Bandung sekarang"

"Iya Rat, kamu juga istirahat. Nanti kita ketemu di sekolah ya" Ucap Megan yang sebenarnya tak mau untuk memutuskan teleponnya.

"Iya, yaudah. Aku tutup teleponnya ya"

"Iyaa"

***

Dirundung Pilu

Bukan ku tak mau memberi tahu mu wahai kekasihku
Aku hanya tak mau kau merasa iba kepadaku.

Seorang lelaki beku yang kau kenal itu
Yang terlihat kuat dihadapanmu
Kini dia sedang dilanda pilu yang amat mengganggu.

Mungkin ini tak adil bagimu
Maafkan aku
Jika aku tak menyentuhmu dalam keadaanku.

Lamunan ku terpacu
Aku butuh kau untuk mengobatiku
Tapi aku tak mampu
Untuk membagi kisahku padamu.

Masih belum ada kata terucap
Emosi ku masih meluap.

Bukan kau tak berarti
Tapi ingatlah sebuah janji
Bahwa kita akan membuat harapan tinggi
Tanpa adanya luka di hati.

Megantara, Bandung.

***

MEGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang