Lesson 15

539 70 0
                                    

Mulai hari ini hingga satu bulan ke depannya, kegiatan belajar akan ditiadakan dan digunakan untuk persiapan acara tahunan bagi yang duduk di kelas 2 dan 3 SMA. Kelas 1 SMA tetap belajar seperti biasa karena acara ini memang dilakukan untuk menyambut mereka dari para kakak kelas.

Mahiru dengan tidak semangat datang ke sekolah jam 6 pagi untuk mendapatkan pengajaran dari Zen lagi. Padahal kemarin ia sempat senang karena sudah dapat memahami sedikit tentang pelajaran tapi karena kejadian kemarin, bertemu Zen menjadi sesuatu yang tidak enak. Ia merasa aneh untuk bertemu dengan orang itu. Mereka bahkan tidak berbicara satu patah kata pun sejak pengambilan undian itu.

Di depan perpustakaan, Mahiru berhenti sebentar. Ia menarik napas dalam-dalam bagaikan ia ingin mengambil semua udara yang ada di sekitar situ. Setelah selesai melakukan hal itu, ia masuk ke dalam perpustakaan. Menempelkan kartu pelajarnya ke alat untuk mengabsen orang-orang yang masuk ke dalam perpustakaan dan berjalan menuju meja biasa yang ia tempati dengan Zen.

Ohayou* ...,” gumam Mahiru sambil duduk di kursi yang biasa ia tempati. Zen yang sedang membaca sebuah buku yang sangat tebal – Mahiru merasa ia akan melempar buku itu setelah membaca satu atau dua halaman – mengangkat wajahnya dan membalas salam dari Mahiru. “Keluarkan buku matematika. Kita lanjutkan yang kemarin,” ujarnya sambil menutup buku yang ia baca kemudian membetulkan posisi duduk dan letak kacamatanya.

(* Selamat Pagi

Mahiru mengeluarkan bukunya dan Zen pun mulai menjelaskan. Eh? Dia biasa-biasa saja... batinnya bingung. Apakah ia saja yang terlalu banyak memikirkan undian kemarin sehingga membuatnya tidak tahu harus berekspresi seperti apa kalau bertemu dengan Zen?

“Kau dengar tidak sih?” tanya Zen dengan nada kesalnya, menarik Mahiru kembali dari pikirannya yang kacau. “Ah, eh.. ah.. ma-maaf, aku tidak mendengarkan,” ujarnya seraya menundukkan kepalanya. Zen menghela napas, “Dengarkan baik-baik. Aku lanjutkan sekarang,” ujarnya lalu kembali mengulang penjelasannya dan kali ini Mahiru dengan serius mendengarkan penjelasan. Lama kelamaan, Mahiru mulai tenggelam dalam pelajaran sampai segala pikiran tentang undian kemarin hilang tak berbekas.

*****

Ohayou..,” sapa Kaoru kepada Mahiru yang melihat sebuah buku berwarna biru dengan muka pucat dan khawatir. “Kau kenapa?” tanyanya lagi tapi tidak dibalas. Sekarang sudah jam 8.30 dan kelas sudah mulai penuh dengan murid-murid yang bersemangat menyiapkan acara tahunan mereka.

“Ah, Sendagaya! Ini buku naskahnya! Kau belum dapat kan?” tanya Iori sambil mengayunkan sebuah buku bersampul biru yang sama dengan buku yang dipegang Mahiru. Oh.. ternyata dia sedang lihat naskah.. batinnya seraya berjalan untuk mengambil buku naskah itu. Ia membuka naskah itu dan mulai membaca sambil berjalan kembali ke tempat duduk yang ada di depan meja Mahiru.

Cerita drama itu mengisahkan seorang penyihir bernama Erina yang sangat jahat yang tinggal di dalam hutan terlarang beratus-ratus tahun lamanya. Ia adalah penyihir yang mendapat keabadian dan sebagai gantinya ia tidak boleh mencintai seseorang.

Orang-orang yang dapat memasuki hutan terlarang hanyalah orang-orang yang penuh dengan kebencian. Mereka akan meminta Erina untuk memberikan kesengsaraan kepada orang yang mereka benci itu. Suatu hari, ada seorang pangeran bernama Andrew dari kerajaan tetangga, kerajaan Roymianya yang mendatangi Erina dan menyuruhnya membunuh sang pangeran kerajaan Reisirgh yang merupakan penguasa wilayah tempat ia tinggal. Nama pangeran itu adalah pangeran Randolph dan ia terkenal akan kebijaksanaan dan kebaikan hatinya oleh para warga.

Pangeran Andrew membenci pangeran Randolph karena dia akan menikah dengan wanita yang telah dipacari Andrew selama 7 tahun lamanya. Ia tidak terima wanita itu direbut oleh Randolph. Akhirnya, sang penyihir Erina masuk ke dalam kerajaan sebagai seorang putri dari kerajaan yang letaknya jauh dari sana yang hancur karena perang. Ia menyihir sang ibunda ratu untuk menerimanya tinggal di dalam kerajaan. Erina yang sangat suka bermain-main membuat sebuah rencana untuk membuat sang pangeran untuk jatuh cinta kepadanya dulu sebelum membunuhnya. Namun, seiring berjalannya waktu, ia malah jatuh cinta kepada pangeran itu.

Perfect X Worst [BxB] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang