Lesson 14

532 67 3
                                    

Mahiru terbangun jam 5.30 karena alarmnya yang menyebalkan. Dengan ogah-ogahan, ia bangun dan pergi ke kamar mandi untuk menyiapkan diri ke sekolah. Pada akhirnya, kemarin ia tetap tidak mengerti satu pun yang tertulis di dalam buku-buku itu walaupun sudah ia baca sampai ia mau pingsan. Hah.. pasti si brengsek itu akan marah.. batinnya merasa tubuhnya sedikit gemetar.

Keluar dari kamar mandi, ia segera menggunakan seragamnya. Jam menunjukkan pukul 5.40 ketika ia selesai melakukan semuanya. Ketika ia mau keluar dari kamar, ia teringat untuk membawa buku-buku yang dibelikan Zen. Setidaknya ia benar-benar ingin memahami pelajaran yang tertera di dalam buku-buku itu dan berdoa Zen dapat mengajarinya – walaupun ia merasa harga dirinya tercabik-cabik.

Setelah memasukkan buku-buku itu ke dalam kantong kain yang ditenteng di tangan, ia keluar dari kamar. Sesampainya di lantai bawah, rumah masih gelap. ia masuk ke dalam ruang makan yang juga masih gelap untuk mengambil air. Langkah kakinya terhenti ketika ia melihat sebuah kotak segiempat dengan sebuah kain sudah membungkus kotak itu dengan rapi terletak di atas meja.

Mahiru mendekati meja dan mengambil memo yang tersemat di atas kotak itu. Mahiru, ini dibawa ke sekolah ya. Kau hari ini pergi ke sekolah jam 6 lagi kan? Bawa ini buat sarapan. Riku-. Rasa sakit di dadanya langsung kembali menghinggapinya. Ia sedikit ragu, tapi akhirnya ia mengambil kotak itu lalu berjalan menuju dapur untuk mengambil air putih.

Kenapa dia harus seperti ini sih? Batinnya. Ia melihat kotak bekal yang ada di tangannya itu dengan ekspresi wajah sedih.

*****

“Kau ini ada belajar atau gak sih?!” ah... sudah kuduga.. batin Mahiru melihat Zen yang memasang wajah kesal di depannya itu. “Belajar kok, tapi...” Mahiru menggantungkan kalimatnya. “Tapi?!” seru Zen kesal dan tidak sabar. “..a....dak.....ti....sa....pun,” gumam Mahiru tidak jelas. “HAH?!” Zen semakin kesal membuat Mahiru semakin ketakutan. “A-aku tidak mengerti satu pun!” serunya dalam satu tarikan napas.

Zen menatap Mahiru sejenak tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Mahiru menatap Zen yang tidak berekspresi itu dengan horor. Badannya mulai gemetaran ketika ia melihat mata Zen yang gelap itu. Apakah dia marah? Iya! Dia pasti marah karena aku memang bodoh! batinnya dengan pikiran yang mulai kacau sambil menundukkan wajahnya.

“Hah..,” helaan napas Zen terdengar membuat tubuh Mahiru menegang. Dengan takut-takut, ia melirik untuk melihat ekspresi Zen tapi tanpa sadar langsung menegakkan kepalanya karena Zen menghela sekali lagi sambil mengacak-acak rambutnya yang tertata rapi. Mati aku! Pikirnya. Ia semakin tegang ketika melihat tatapan mata tajam dari Zen yang terarah lurus-lurus ke arahnya.

“Sini, aku ajarkan satu-satu..,” ujar Zen membuat Mahiru bengong. Dia bilang apa? “Woi! Dengar gak sih?! Aku bilang aku akan ajarkan satu-satu! Cepat sebelum aku berubah pikiran!” seru Zen mulai kesal lagi dan Mahiru dengan secepat kilat menyerahkan buku-buku yang ia bawa.

*****

Mahiru memakan bekal untuk sarapannya dengan gembira. Setelah diajarkan oleh Zen, ia mulai memahami konsep beberapa pelajaran yang selama ini tidak ia mengerti sama sekali. Ia kesal mengakuinya tapi cara mengajar Zen sangat mudah untuk dimengerti.

“Mahiru, kau kenapa makan di sekolah?” tanya Kaoru menarik Mahiru dari lamunannya. Kaoru muncul dari belakangnya dan duduk di depan Mahiru seperti biasa. “Ah.. ehmm.. yah kau tahu, aku harus datang pagi-pagi tiap hari,” jawab Mahiru. “Tumben kau bawa bekal? Dari Riku-san?” tanya Kaoru yang langsung membuat Mahiru sedikit muram. “Ah.. tidak usah jawab juga tidak apa-apa,” tambah Kaoru. Mahiru melanjutkan acara makannya tanpa bicara apa pun.

Kaoru mengarahkan pandangannya ke bawah dan bingung ketika melihat tas kain tentang yang terisi penuh. “Apa ini?” tanyanya sambil mengeluarkan isi tas itu yang ternyata adalah buku. Ada yang penuh dengan sticky notes dan ada juga yang masih bersih. “Kau beli semua ini untuk belajar?” tanya Kaoru kaget. Ini benar-benar keajaiban.

Perfect X Worst [BxB] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang