Mahiru berjalan menyusuri jalan pulang dengan otot-ototnya yang terasa nyeri di sana sini karena ia terlalu tegang ketika duduk di sebelah Zen. Sesampainya di depan rumah, ia membuka pagar rumah dan berjalan masuk ke dalam.
“Tadaima..” gumamnya sambil melepas sepatu pada genkan ketika ia mendengar suara bicara dari bagian dalam rumah. Mahiru berjalan menuju sumber suara itu dengan penasaran dan apa yang ada di dalam sana membuatnya kaget. RIku dengan riang sedang berbicara dengan seorang wanita berambut panjang bergelombang serta tubuh yang ramping.
“Mama?” gumam Mahiru tanpa sadar membuat perhatian kedua orang itu terarah kepadanya. “Mahiru!” seru wanita yang ternyata adalah mama Mahiru dengan riang. Ia langsung berdiri dan memeluk laki-laki itu dengan erat sampai ia merasa sesak. “Mama.. sesak!” serunya membuat wanita itu tersadar dan melepas pelukannya. Riku tertawa kecil melihat sikap ibu dan anak itu dan sedikit rasa cemburu menyergapinya tapi langsung ia tepis.
“Mama kapan datang? Bukannya sekarang tinggal di Korea?” tanya Mahiru masih tidak percaya. “Aku sedang ada kerjaan di sini jadi sekalian deh nemuin anakku yang tercinta ini!” serunya lalu mencium pipi Mahiru dengan gemas. “AH! Mama! Aku sudah bukan anak kecil lagi!” seru Mahiru malu. “AH! Sok dewasa! Bagi mama, kamu masih anak kecil!” ujar mama tidak peduli seraya mencubit pipi anaknya itu.
“Tadaima..” suara seseorang yang rendah terdengar yang lanjutkan dengan suara langkah kaki pada lantai kayu rumah. “Eh? Kyoko?” Kouji kaget melihat keberadaan mantan istrinya di dalam rumahnya. Ia menatap Riku meminta penjelasan tapi Riku hanya memberi isyarat bahwa ia akan menjelaskannya nanti dan izin undur diri ke dapur untuk menyiapkan makan malam.“Kenapa? Tidak senang aku ada di sini?! Aku gak datang buat ketemu kau kok! tenang aja!” seru Kyoko dengan nada kasar, sangat beda dengan cara bicaranya kepada Mahiru. Kouji menggaruk-garuk kepalanya, “Iya, aku tahu,” ujarnya singkat dan berjalan masuk ke dalam ruang makan. “Mahiru, pergi mandi dulu setelah itu baru lanjut bicara dengan mama ya,” perintah Kouji yang langsung dituruti Mahiru.
Kouji menggeleng-geleng melihat anak laki-lakinya itu. Dari dulu, anak itu hanya mau mendengarkan kata-kata mamanya dan sekarang, hanya karena mamanya datang, ia langsung mendengarkan kata-kataku tanpa membantah sama sekali.
Kyoko menatap mantan suaminya dengan kedua tangan terlipat di depan dadanya, “Jadi.. sepertinya kehidupan kau sekarang lancar..,” ujarnya. “Kau tidak perlu basa basi. Apa yang kau inginkan tiba-tiba datang ke sini?” tanya Kouji memahami kebiasaan mantan istrinya yang tidak akan pernah datang menemui sesuatu yang sudah menjadi bekas baginya kalau tidak ada manfaatnya.
“Ah..” Kyoko menggaruk-garuk pipinya. RIku yang sedang membawa piring berisikan sayur masakannya langsung berhenti di balik dinding yang memisahkan dapur dengan ruang makan.
“Aku ingin membawa Mahiru ke Korea dan tinggal bersamaku,”
*****
Zen menutup laptopnya seraya melepaskan kacamatanya. Ia memijit-mijit kepalanya yang pusing sambil sesekali menghela napas. Ia tidak bisa fokus pada kerjaannya dan terus teringat Saori yang tadi berbicara dengan anak peringkat terendah itu di sekolah. Merasa cemburu dan kesal hanya karena dua orang itu berbicara membuat Zen mulai kesal pada dirinya sendiri. Itu juga mengapa ia menahan diri untuk tidak melampiaskan semua kekesalannya itu kepada anak peringkat terendah itu dengan memfokuskan perhatiannya kepada hal lain selama pelajaran dan itu benar-benar membuat segala stressnya semakin menumpuk.
“Hah.. aku ini parah..” gumamnya. Ia benar-benar benci dirinya yang harus cemburu pada setiap orang yang dekat dengan Saori dan itu membuatnya lelah. Apa lagi, dengan segala masalah tentang otak anak peringkat terendah itu semakin membuat kepalanya sakit. Ia membuka smartphonenya dan mencari kontaknya. Ketika menemukan kontak bernama anak peringkat terendah, ia langsung memencetnya dan mengetik SMS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect X Worst [BxB] ✔️
Romance(Zen x Mahiru) Watanabe Mahiru masuk ke sekolah SMA Swasta Kaijou untuk mengejar gadis yang ia sukai. Ternyata ada seorang laki-laki bernama Nakayama Zen yang juga menyukai gadis itu akan tetapi Mahiru tidak menyerah. Keberuntungan datang ketika Mah...