Mahiru menenggelamkan kepalanya pada kedua tangannya yang ia lipat di atas meja. Ia baru saja menyelesaikan latihan keras bersama dengan semua pemain yang lain beserta dengan beberapa teman sekelasnya yang menjadi pelatih. Hatinya pun terasa semakin sakit ketika melihat scene ending di mana Saori dan Zen akhirnya bersama. Kenyataan pahit yang ia dapatkan kemarin kembali memenuhinya membuatnya hanya ingin bermalas-malasan sambil merenungkan kesedihannya itu sekarang.
“Woi! Ada yang gak ada kerjaan sekarang? Tolong belikan bahan-bahan yang kurang dong!” seru suara salah satu murid namun karena terlalu fokus pada pikirannya sendiri, Mahiru tidak berusaha untuk mencerna permintaan murid itu. Hah.. kesal.. batinnya.
“Watanabe! Kau gak ada kerjaan kan? Tolong belikan ini dong!” seru suara seseorang tapi tidak digubris Mahiru. “Watanabe?” panggil orang itu lagi sambil menusuk-nusuk pelan bahu Mahiru tapi tetap saja tidak digubris laki-laki itu. Orang itu yang adalah Chiaki menarik napas dalam-dalam lalu mendekatkan mulutnya di dekat telinga Mahiru, “WATANABE! TOLONG BANTU KAMI BELIKAN INI!” teriaknya membuat Mahiru terlonjak kaget. Saking kagetnya, ia kehilangan keseimbangan dan jatuh bersama dengan kursi yang ia duduki. Murid-murid lain di dalam kelas yang juga ikut kaget mendengar teriakan Chiaki itu langsung menghentikan pekerjaan mereka dan mengarahkan tatapan mereka ke arah kedua orang itu.
“Ah.. maaf, maaf. Kau tidak apa-apa Watanabe?” tanya Chiaki dengan raut wajah yang tidak menunjukkan penyesalan sedikit pun. Malahan terlihat seperti ia sedang menahan tawa. Dasar! Kagetin orang aja! Apaan sih cewek ini?! Kesal Mahiru dalam hati. Suasana hatinya semakin memburuk.
Chiaki tanpa mengatakan apa pun menyodorkan secarik kertas ke arah Mahiru dengan senyum termanisnya ia pasang di wajah. Mahiru mengambil kertas itu dan melihatnya lalu mengernyitkan dahinya. “Ini terlalu banyak! Aku gak akan bisa bawa sendiri!” keluhnya. Chiaki mengangguk-angguk setuju sambil mengedarkan pandangannya. “Ah! Kalau begitu! Zen!” Chiaki tanpa menjelaskan apa pun langsung memanggil Zen yang baru masuk ke dalam kelas.
Dengan bingung, Zen berjalan mendekati sahabatnya itu. “Ada apa?” tanyanya. Chiaki menarik Mahiru berdiri membuatnya terpekik kaget. “Temani Watanabe beli barang-barang yang ada di dalam list barang ini!” mohon atau lebih tepatnya perintah Chiaki.
Zen menyipitkan matanya, “Kenapa harus aku?” tanyanya. “Karena kau terlihat tidak ada kerjaan. Kau lihat orang di dalam sini, mana ada yang bisa pergi beli barang!”. Zen mengedarkan pandangannya dan memang seluruh murid di dalam kelas memiliki pekerjaan mereka sendiri-sendiri dan itu terlihat membutuhkan waktu yang cukup lama untuk diselesaikan. “Baiklah,” jawabnya akhirnya.
Mahiru membelalakkan matanya. Aduh! Tolak dong! Ah! Kalau gitu lebih bagus aku pergi sendiri saja! Keluh Mahiru. Ia memasang wajah keberatan tapi tidak ada yang menggubrisnya. Ia pun tidak berani mengeluarkan keberatannya dalam kata-kata karena bagaimanapun juga, ia tetap masih takut dengan pandangan tajam dan gelap dari Zen itu.
“Ada apa?” tiba-tiba Saori muncul dari belakang Zen. “Ah.. Shinohara.. ehm.. kami menyuruh mereka membeli bahan yang kurang,” jelas Chiaki secara singkat. Entah mengapa ia tidak suka melihat gadis itu sedangkan kedua laki-laki yang menyukai gadis itu hanya melihatnya dengan pandangan dalam berbagai perasaan yang bercampur menjadi satu.
“Oh.. aku lagi gak ada kerjaan. Boleh aku ikut juga?” tanya Saori yang bagi Mahiru terlihat sangat manis. Zen melihat mantan tunangannya itu dengan perasaan yang aneh. Perasaan yang tidak ia ketahui artinya dan yang selama ini belum pernah ia rasakan ketika melihat gadis yang ia cintai itu. Yang pastinya, itu bukanlah perasaan berbunga-bunga yang biasanya ia rasakan ketika bertemu dengan Saori.
Melihat tidak ada jawaban dari ketiga orang itu, Saori menatap Mahiru tepat pada matanya. Mata mereka bertemu dan Mahiru bisa merasakan jantungnya berdegup kencang. Saori memasang wajah memelas dan memohon. Ia membuka mulutnya membentuk sebuah kalimat, ‘tolong aku ya, Watanabe-san’. Mahiru langsung paham maksudnya. Saori ingin ikut karena ia ingin dekat dengan Zen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect X Worst [BxB] ✔️
Romance(Zen x Mahiru) Watanabe Mahiru masuk ke sekolah SMA Swasta Kaijou untuk mengejar gadis yang ia sukai. Ternyata ada seorang laki-laki bernama Nakayama Zen yang juga menyukai gadis itu akan tetapi Mahiru tidak menyerah. Keberuntungan datang ketika Mah...