Mahiru berjalan menyusuri koridor menuju perpustakaan setelah selesai diukur ukuran tubuhnya. Ia sempat memikirkan bagaimana kostum yang akan ia pakai dan itu membuat bulu kuduknya naik semua sehingga ia memutuskan untuk berhenti memikirkannya.
“Watanabe-kun?” panggil suara seorang perempuan yang langsung membuat Mahiru gembira. Ia menoleh dan mendapati Shinohara berdiri di belakangnya dengan senyum manisnya. “Ah, Shi-Shinohara-san..,” gumam Mahiru malu-malu. “Bagaimana? Sudah bisa hafal?” tanya Saori yang langsung dijawab Mahiru dengan wajah muram. “Ah.. pelan-pelan saja. Kau pasti bisa!” Saori mengepalkan tangannya dan mengangkat tangannya ke atas untuk menyemangati Mahiru. Mahiru langsung mengangguk gembira.
“Ah! Zen!” Saori tiba-tiba memanggil nama Zen yang membuat tubuh Mahiru langsung menegang. Ia dengan kaku memutar kepalanya menuju arah di mana Zen sedang berjalan mendekati mereka. Mata gelap Zen yang menatap lurus ke arah mereka membuat Mahiru sedikit merinding.
“Yang mendapatkan peran dalam drama tolong kumpul sekarang! Kita akan mulai latihan!” seru Chiaki dari dalam kelas. “A-ah! Ok!” seru Mahiru secepat mungkin lalu berlari masuk ke dalam kelas. Zen mempercepat langkahnya dan berjalan masuk ke dalam kelas setelah membalas sapaan Saori.
*****
Mahiru merentangkan tangan di atas meja perpustakaan sambil memegang buku naskah dengan helaan napas yang terdengar terus menerus. Tadi, ketika latihan, ia melakukan banyak sekali kesalahan dan banyak bagian yang tidak bisa ia keluarkan ekspresinya dari keseleo lidah, mau tertawa jahat tapi jadi malah aneh, menginjak kaki orang lain ketika latihan dansa, dan masih banyak lagi.
Dibandingkan dengannya, Zen melakukan semuanya bagaikan membalikkan telapak tangan. Semuanya laki-laki itu lakukan dengan hampir sempurna. Kesalahan pun hanya sedikit. Kaoru yang biasanya berekspresi datar pun bisa mengekspresikan tokohnya dengan baik. Mahiru jadi bertanya-tanya kenapa ia sangat tidak pandai dalam berbagai hal padahal papa dan mamanya termasuk orang yang cukup pintar.
“Hah...,” Mahiru kembali menghela napas panjang sambil menatapi buku naskah yang sudah ia baca berkali-kali setelah latihan. Ia lalu tiba-tiba menggelengkan kepalanya kuat-kuat dan mengangguk pada dirinya sendiri. Aku tidak boleh menyerah! Ayo latihan! Batinnya seraya berdiri dari kursi.
“Etto..hmm.. bagian dansa itu pertama harus..,” Mahiru bergumam sambil membuka buku naskahnya. Setelah mendapatkan halaman yang ia maksud, ia lalu mulai memperagakan sambil membaca naskahnya. “Lalu.. hmm.. dengan senang hat..i.. hmm.. sepertinya nadanya kurang..,” gumam Mahiru lalu mulai mencari nada yang cocok dengan kata-kata itu.
“Kau payah ya,” sebuah suara terdengar dari belakang Mahiru membuatnya terlonjak kaget. Ia langsung menoleh dan refleks mundur beberapa langkah ketika mengetahui bahwa Zen yang sedang berdiri di belakangnya.
*****
Zen dengan kesal berjalan menyusuri lorong sekolah tanpa tujuan yang jelas. Ia kesal karena Mahiru yang selama latihan selalu salah ini dan itu bahkan mungkin tidak ada satu kali pun ia benar dalam latihan tadi. Bahkan dalam latihan selama dua jam itu mereka belum sampai pertengahan naskah karena segala kesalahan Mahiru. Dia itu sebenarnya sengaja atau emang bodoh sih?! Batinnya. Waktunya terasa terbuang sia-sia.
Setelah beberapa lama menggerutu dalam hati, ia berhenti ketika menyadari tidak tahu ada di mana. Ia menoleh ke sebelahnya dan menemukan pintu yang sangat familiar. Entah mengapa, kakinya tanpa sadar sudah membawanya sampai ke depan perpustakaan. Karena sudah terlanjur di situ, ia memutuskan untuk sekalian masuk ke dalam. Mungkin dengan membaca beberapa buku, ia bisa menghilangkan kekesalannya.
Suasana perpustakaan tentu saja sunyi atau bisa dibilang tidak ada orang karena orang-orang sedang sibuk mempersiapkan acara tahunan. Zen meletakkan kartu pelajarnya pada mesin pengabsen lalu berjalan masuk. Kakinya terhenti ketika ia mendengar suara seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect X Worst [BxB] ✔️
Romance(Zen x Mahiru) Watanabe Mahiru masuk ke sekolah SMA Swasta Kaijou untuk mengejar gadis yang ia sukai. Ternyata ada seorang laki-laki bernama Nakayama Zen yang juga menyukai gadis itu akan tetapi Mahiru tidak menyerah. Keberuntungan datang ketika Mah...