Karena author ternyata punya banyak kesibukan besok sehingga tidak memungkin author untuk update, akhirnya author memutuskan untuk update hari ini!
Enjoy! 😊
________________
_____________________Zen duduk pada bangkunya sambil menatapi kursi Mahiru yang kosong. Ia menghela napas panjang.
Kemarin, dokter yang menangani Mahiru mengatakan kalau lukanya tidak parah tapi ia kehilangan cukup banyak darah. Ia hanya butuh istirahat dan besoknya mungkin ia sudah akan sadar. Zen hanya bisa menghela napas lega ketika mendengar hal itu.
Ayah dan ibunya sempat heboh mendengar kejadian itu dan meminta maaf habis-habisan ketika tahu semua penyebabnya ada pada Zen. Tapi Riku dan Kouji hanya menyuruh mereka tidak perlu meminta maaf dan mengajak mereka bersama-sama untuk menjaga Mahiru.
Chiaki dan Atsushi juga datang ke rumah sakit malam harinya dan ia menceritakan semuanya kepada mereka. Mereka cukup kaget ketika mendengar Mahiru lah anak culun yang mereka kenal saat SMP itu dan berharap kalau Mahiru bisa cepat sembuh.
Pada saat itu, Kaoru, sahabat Mahiru juga datang untuk membawakan baju Mahiru yang dimintai tolong oleh Riku. Saat bertemu dengan Kaoru, entah mengapa Atsushi memucat dan langsung pergi dari rumah sakit. Katanya ia ada urusan keluarga dan Chiaki pun langsung ikut pulang bersama Atsushi.
Ngomong-ngomong tentang Daisuke, Takuma, Jin, dan Saori. Katanya mereka akan ditindak lanjuti melalui hukum dan kemungkinan besar Saori akan dibawa ke psikiater karena ia mengalami kelainan mental yang sudah parah.
Ketika Yoshihiko datang saat hari sudah gelap, Zen teringat akan pertanyaannya mengenai Riku. Ketika ia bertanya, ternyata Riku adalah mantan polisi yang dikenal Yoshihiko. Riku yang mendengar hal itu juga ikut bertanya-tanya bagaimana Yoshihiko tahu ia adalah mantan polisi karena ketika ia bertemu dengan Yoshihiko, ia sudah bukan bagian dari kepolisian. Yoshihiko hanya tersenyum dan mengatakan itu rahasia.
Zen juga menanyakan satu hal lagi yang selama ini ingin ia ketahui kepada Yoshihiko. Bagaimana hubungannya dengan Eiji. Yoshihiko tertawa dan menjawab bahwa mereka sudah menikah tapi karena mereka jadian ketika Zen dalam masa-masa sulit, Eiji merasa sangat bersalah dan akhirnya merahasiakan hubungan ini hanya dari Zen. Eiji juga membuat perjanjian dengannya untuk membiarkannya tinggal di rumah selama Zen masih dalam keadaan amnesia karena ia tidak ingin Zen mengetahuinya dulu sebelum ia mendapatkan kembali ingatannya. Kedua orang tuanya maupun Hikari tahu akan hal itu. Ah.. karena itu ayah dan ibu tidak kaget ketika mengira aku dan Watanabe pacaran.. batinnya.
Yoshihiko juga menambahkan bahwa ia akan menjemput Eiji untuk kembali ke apartemennya dalam waktu dekat karena Zen sudah mendapatkan ingatanya kembali.
Setelah semuanya sudah pulang karena sudah melewati jam untuk membesuk, Zen pun ikut menjaga Mahiru semalaman bersama dengan Riku dan Kouji yang sempat pulang sebentar untuk mengambil barang-barang mereka. Akan tetapi, Mahiru belum juga sadar. Ketika pagi tiba, ibunya membawakan seragam untuknya dan menyuruhnya pergi sekolah. Awalnya Zen menolak tapi akhirnya ia terpaksa pergi karena ibunya mengancam. Akhirnya, ia harus mengikuti pelajaran dengan perasaan yang tidak tenang.
“Sudah lah Zen, jangan khawatir begitu. Watanabe pasti akan baik-baik saja! Iya kan, Atsushi?” Chiaki berusaha menghibur. Atsushi mengangguk-angguk dengan wajah yang sedikit masih pucat.
“Kau kenapa pucat begitu?” tanya Zen bingung. “Eh? Ah.. kemarin aku kecapekan jadi mungkin karena itu,” jelas Atsushi. Zen hanya mengangguk-angguk dan menyuruh sahabatnya itu untuk lebih memerhatikan kesehatannya.
“Nakayama! Ada yang mencarimu!” panggil salah satu teman sekelasnya. Zen mengangguk dan berjalan ke arah pintu masuk. Di sana, Ishizuka Rina berdiri tanpa berani menatap ke wajah Zen. “Bo-boleh bicara di halaman belakang?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect X Worst [BxB] ✔️
Romance(Zen x Mahiru) Watanabe Mahiru masuk ke sekolah SMA Swasta Kaijou untuk mengejar gadis yang ia sukai. Ternyata ada seorang laki-laki bernama Nakayama Zen yang juga menyukai gadis itu akan tetapi Mahiru tidak menyerah. Keberuntungan datang ketika Mah...