"Huaaa... akhirnya selesai...," Mahiru merenggangkan otot-ototnya yang kaku - merayakan keberhasilannya dalam menyelesaikan PR-nya.
Tinggal minta Zen cekkan besok! Batinnya seraya membereskan semua barang-barangnya di atas meja belajar ke dalam tas sekolah. Ditengah-tengah kegiatan itu, mata Mahiru menangkap kalender yang terpajang di atas meja. Lingkaran merah pada kalender itu menarik perhatiannya.
Ah! Tiga minggu lagi sudah mau natal! Mahiru hampir lupa dengan hal itu padahal beberapa saat yang lalu, ia dengan semangat memikirkan hadiah untuk diberikan kepada Zen. Saking semangatnya, ia melingkar tanggal hari natal di kalendernya agar ia tidak lupa. Akan tetapi, karena mau dipikirkan selama apapun tetap tidak keluar ide hadiahnya, Mahiru akhirnya berhenti memikirkannya.
Untung aku melingkarnya.. syukurnya dalam hati. Mahiru duduk di kursi meja belajar dengan kepala penuh. Ia mulai memikirkan lagi hadiah yang ingin ia berikan pada Zen tapi tidak ada terasa pas.
Aduh! Pusing! Kenapa gak ada ide yang bagus sih?!
*****
"Hmm~hm~hmhm~" Riku bersenandung riang sambil memasak sarapan pagi. Suasana hatinya sangat gembira karena kabar dari Kouji kemarin. Pria yang sudah bersama dengannya lebih dari 8 tahun itu akhirnya mengajaknya untuk pergi jalan-jalan pada malam natal. Padahal selama ini, Kouji selalu sibuk dan akhirnya biasanya Riku hanya melewati malam natal dan hari natal sendirian di rumah. Ia juga tidak bisa mengajak Mahiru karena Mahiru sangst membencinya.
Riku dengan senyum lebar dan sedikit menari-nari kecil, membawa sayur yang sudah selesai ia masak ke meja makan.
"Ohayou...," sapa sebuah suara serak yang terasa habis melihat kiamat dunia.
"Uah! Ah.. ternyata Mahiru... ohayou. Kau kenapa tidak semangat begitu?" tanya Riku yang masih mengelus-elus dadanya karena terkejut.
Mahiru muncul dengan muka yang lusuh dan pucat, serta kantong mata hitam yang bergantung di bawah kedua matanya. Alasan mengapa ia begini karena ia terlalu serius memikirkan hadiah untuk Zen sampai ia lupa waktu. Tahu-tahu, ketika ia melihat jam, sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Akhirnya ia hanya tidur 30 menit lalu bangun lagi untuk siap-siap ke sekolah.
"Aku kurang tidur," jawab Mahiru singkat.
"Kau kenapa? Ada sesuatu yang mengganggumu?" tanya Riku sedikit cemas. Ia takut anak ini kembali ada masalah sepertu SMP dulu.
"Hmm.. sedikit tapi bukan sesuatu yang mengkhawatirkan. Ini masalah pribadi kok," ujar Mahiru berusaha menenangkan, mengetahui bahwa Riku mulai cemas.
Riku mengangguk-angguk mengerti. "Kalau begitu kau makan dulu ya! Aku hanya memasak bagianmu saja karena Kouji tidak secepat ini makan, jadi kau habiskan ya!"
Mahiru mengangguk mengerti lalu mulai makan setelah mengucapkan itadakimasu.
*****
"...hiru... Mahiru... MAHIRU!"
"WUAH!" Mahiru kaget membuat badannya terdorong ke belakang beserta kursi yang ia duduki. Ia kehilangan keseimbangan, bersiap-siap untuk jatuh mencium lantai. Akan tetapi, Zen dengan sigap berdiri dan menahan kursi beserta Mahiru.
"Aduh.. bahaya sekali...," Zen menghela napas lega begitu juga Mahiru.
"Aduh!" Mahiru mengeluh sakit karena tiba-tiba dijitak oleh Zen.
"Kau ini ya! Jangan bengong dong!"
"Ma-maaf," sesal Mahiru.
Zen mendengus lalu membungkukkan badannya agar tatapan matanya sejajar dengan tatapan mata Mahiru. Ia menatap pacarnya itu dengan tatapan cemas. "Kau kenapa? Sakit? Warna wajahmu juga gak bagus. Kau kurang tidur?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect X Worst [BxB] ✔️
Любовные романы(Zen x Mahiru) Watanabe Mahiru masuk ke sekolah SMA Swasta Kaijou untuk mengejar gadis yang ia sukai. Ternyata ada seorang laki-laki bernama Nakayama Zen yang juga menyukai gadis itu akan tetapi Mahiru tidak menyerah. Keberuntungan datang ketika Mah...