•Camila
"Kok, bisa tertukar?"
....
"Lo harusnya jangan sampai teledor gitu."
....
"Gue lagi di luar sama Camila. Jadi lebih baik lo pulang sekarang. Dan berdoa aja, Sisil belum buka kado itu."
Aku memasukkan beberapa suapan terakhir ke mulut, sambil mendengar Keenan mengobrol di telepon yang bisa kutebak dari Farid.
"Farid, ya? Kenapa dia?" tanyaku sesaat setelah percakapan mereka berakhir.
Keenan lalu menjawab tanpa melihatku, masih sibuk mengetikkan sesuatu di ponselnya. "Biasa si Farid, ada-ada aja. Kado untuk Sisil malah tertukar dengan kado untuk pacarnya yang lain."
Aku kaget. "Farid punya pacar?"
Keenan tiba-tiba mengangkat kepalanya. Tampaknya dia telat menyadari telah kelepasaan bicara hal itu denganku.
"Hanya iseng aja, kok, si Farid."
"Kamu bilang itu iseng?"
"Dia hanya main-main aja sama ceweknya itu. Nggak untuk serius"
"Tetap aja itu berkhianat namanya, Keenan. Itu selingkuh." Aku mungkin terlihat sangat kesal sekarang.
"Maksud aku nggak gitu, Mila." Keenan buru-buru meralatnya. Berusaha memperbaiki apa yang sudah dia katakan. "Itu urusannya Farid. Risiko juga dia yang tanggung dan ...."
"Tapi Sisil teman aku, Kin," potongku cepat. "Kamu tahu apa yang dilakukan Farid, tapi kamu diam aja."
Keenan melemparkan pandangannya ke arah lain, lalu kembali menatapku. "Jangan nyalahin aku untuk hal ini, Mila."
"Apa kamu nggak merasa ini salah, Kin? Kamu sepertinya nggak ada masalah kalau teman kamu seperti itu." Aku menggeleng-gelengkan kepala keheranan. "Atau jangan-jangan kamu sama aja dengan dia?"
"Mila, aku nggak seperti itu. Jangan samain aku dengan Farid. Kami beda."
"Tapi tadi jelas kamu bilang itu hanya iseng." Aku menatapnya tak percaya. "Apa kamu tahu rasanya sakit hati? Apa kamu tahu rasanya diselingkuhin?"
Untuk pertama kalinya terlintas sebuah pertanyaan, apa Keenan pernah merasakan sakit hati?
"Aku mau pulang sekarang, Kin," ujarku yang tanpa berlama-lama lagi beranjak pergi meninggalkan restoran. Sehingga mau tak mau dia mengikuti langkahku.
•••
•Keenan
Suasana yang seharusnya romantis malah berubah menjadi tegang. Seperti saat kita baru saja mulai bersiap terhanyut pada adegan yang membawa kita pada keromantisan sebuah film, tapi tiba-tiba malah beralih pada adegan horor. Membuat kata romantis berantakan. Seakan-akan wujud hantu Valak tiba-tiba salah masuk adegan film lain. Si Farid yang selingkuh, tapi aku yang kena getahnya.
Aku menghancurkan sendiri suasana romantis yang tadinya sedang aku ciptakan, tapi malah berbalik mendapatkan kekesalan Camila. Setidaknya itu kutangkap darinya yang hanya diam sepanjang perjalanan aku mengantarnya pulang ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMILA [ Sudah TERBIT]
RomansaCamila menikah dengan Dimas atas dasar perjodohan. Pengakuan Dimas mengenai dirinya yang memiliki kekurangan, tidak menyurutkan langkah pasangan itu untuk tetap bersama. Namun sebuah kebohongan terkuak dan memercik rasa sakit hati Camila. Hingga Ke...