Happy Monday
Naif- Membenci untuk MencintaimuHappy Reading
~
~
~Cowok-cowok sudah pada pergi ke lapangan basket di kompleks perumahan mereka, Leo bahkan langsung ikut gabung. Katanya sudah lama dia tidak bermain terlalu sibuk dengan kerjaan, kalau weekend waktunya habis istirahat dan main sama anak, istri.
"Ckck," decakan keras keluar dari bibir Ajeng, muka nya kembali ketus dan judes. "Fisik gede tapi kelakuan macam anak-anak malah main nyelonong pergi tanpa bawa pembekalan, dikira abis main ga aus?"
Ayu meringis lalu terkikik, "jangan galak-galak dong, Mak. Maklum ya kalau dilanda euforia lupa segalanya."
"Mereka masih seneng banget tau Jeng, apalagi Bi makin liar matanya nemu pemandangan baru."
Arumi tertawa. Well, si Bi alias Beni suka ada-ada aja.
"Eh eh... Si Bi mana? Jangan bilang dia ikutan main?"
"Katanya dia ikut, Ay."
"Emang bisa?" Balas Ayu skeptis. "Tampangnya aja yang sok cool badan mah hello Kitty," ejeknya nampak sebal. "Jangan sampe deh dia rebutan sama gue lagi. Heran. Kenapa tipe gue tuh selalu se-tipe nya Bi juga."
Arumi dan Meisya menepuk-nepuk pundak Ayu, menabahkan. "Sabar Ay, akan indah pada waktunya."
Yang kontan dibalas oleh Ayu dengan kerucutan bibir plus wajah ditekuk, masam.
Meisya dan Arumi kemudian mengisi botol air mineral dingin dari kulkas ke dalam kantong plastik.
"Ini enggak apa-apa kita bawa semua Mei?" Tanya Arumi yang melihat Meisya tak ragu-ragu mengisi semua botol ke dalam kantong.
Meisya mengangguk. "Stok air mineral masih ada, nanti sebentar paling bibi isi lagi yang baru."
"Sini, biar gue sama Ayu yang bawa."
"Loh kok kita berdua?"
"Jangan manja Ay, lo pengin rebut hati siapa? Carmuk bawa ini nih, kali aja tuh orang khilaf jadinya kecantol."
"Mas Arif!" Pekik Ayu sambil meredam suaranya dengan telapak tangan yang telah menutupi mulutnya.
"Ganti lagi?"
Ajeng dan Arumi mendesah tak abis pikir.
"Kan sama mas Awan tadi becanda doang, beb."
"Ckckck," Ajeng berdecak malas. "Kadang-kadang gue bertanya-tanya Ay, Lo mata keranjang apa maruk sih?"
"Ehmm.." Ayu tampak berpikir, "sepertinya tak ada perbedaan dari dua hal itu, Jeng."
"Serah lo deh, seraaah!"
"Kalian duluan aja, tau kan posisi lapangannya?"
"Loh? Kenapa enggak barengan Mei?"
"Ada yang mau gue beresin."
"Oh ya udah kalau gitu Lo sama Arum di sini. Gue sama Ayu duluan."
"Siip."
Meisya dan Arumi naik ke lantai atas, dimana kamar Meisya berada. Dia membawa beberapa kado yang diberi oleh teman-temannya.
"Gue penasaran isi kado mas Arif, dibuka dong Mei soalnya diantara semua kado, kadonya yang paling kecil."
Meisya pun agak penasaran, apa isi kado sekecil ini? Diantara milik orang lain yang sedikit lebih normal. Kado dari Arif berbentuk pipih, persegi panjang dan agak bervolume.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scenario (Different Grooves)✓
General FictionCerita ini terangkum dalam tujuh kata, "Cinta dan jodoh itu skenario takdir Tuhan." Arif percaya kalau siapapun di belahan bumi ini memiliki kisah cintanya masing-masing. Unik, lucu, menggemaskan, tragis, menyedihkan atau malah malu-malu in? Tapi Ar...