XVIII

2.7K 288 0
                                    

Happy Reading
~
~
~

Waktu bergulir lambat dan setelah waktu yang terlewat Meisya merasa waktu rupanya cepat berlalu. Detik, menit, jam, hari, Minggu bulan serta tahun yang terlewat. Meisya menjadi saksi di setiap kejadian yang terjadi di sekelilingnya. Love life Arumi yang tak disengaja ia lihat dan saksikan, drama rumah tangga Leo dan Kiara disebabkan oleh beban stress mengurus pekerjaan masing-masing, pertumbuhan Sophia yang makin pintar dan lucu, hubungan Tari dan Wahyu yang mulai serius untuk dibawa ke jenjang lebih tinggi, mas Awang yang dikejar-kejar bu'dhe Hamidah karena hutangnya sudah menumpuk, dan masih banyak lagi. Termasuk drama perkuliahan. Sering di PHP-in dosen. Ini perkara yang bikin Meisya misuh-misuh dan nge-dumel dalam hati. Pengin ngatain dosen tapi serba salah, semenjengkelkan pun gitu-gitu mereka adalah sosok yang kudu dihormati.

Sampai kini tak terasa bahkan tahun berganti, usianya tepat memasuki kepala dua. 20 years old.

Keluarga, sahabat-sahabatnya yang datang dari jauh memberi surprise untuknya tepat jam 12 malam. Berakhir dengan mereka semua menginap dan tidur di kamar Meisya. Kecuali para lelaki, mereka tidur di ruang tengah.

Sejujurnya, Meisya capek fisik hari itu.

Dokter Franda memang sudah tak meminta Meisya melakukan metode rekayasa saat terapi, tapi bulan ini sudah dua kali dia melakukan hipnoterapi dan rasanya amat capek berkali-kali lipat. Meisya tidak tahu apa yang dia lakukan dan ucapkan sampai ia merasa se-letih itu. Dia pun tidak bertanya dan dokter Franda belum memberi tahu, kata beliau dia masih meng-observasi. Meski dia benar-benar belum sembuh dari phobia nya, ia merasa lebih baik. Emosi nya lebih terkontrol. Perasaannya terasa lebih ringan, ia merasa lebih menikmati hidup.

Esoknya ketika malam bertandang, Meisya mengundang beberapa anak PA, alumnus yang dekat dengannya dan sahabatnya untuk merayakan hari ulang tahunnya. Barbeque party di samping rumah. Sengaja dia tak mengundang banyak orang, biar keadaan lebih kondusif dan terasa intim.

"Uwuwuwuw!!" Beberapa bersorak heboh. Menyaksikan sebuah aksi yang jauh dari bayangan mereka.

"Anjir! begini model Pari yang sesungguhnya? Kaget gua!"

Pari adalah nama rimba Meisya. Mengapa pari? Karena anaknya suka menyendiri, kalaupun berkumpul malas nge-bacot.

"Ga nyangka gua, anying!"

Ngumpat lagi.

"Unpredictable, nice!"

Meisya memutar bola matanya, bosan.

"Nah abang-abang, yang minta Meisya out of the box. Yang case kudu girly? Nih! Dia lebih jago urusan di dapur."

Arumi membanggakan sahabatnya yang tengah sibuk dibantu Ajeng mengisi adonan dengan isian yang baru saja mereka tumis, setelah mengisi isian dan direkatkan seperti membuat pastel barulah di goreng. Meisya memang menuruti request menu dari Abra sudah jauh-jauh hari. spicy curry puff.

Namanya bukan barbeque party kalau enggak ada acara panggang memanggang. Oleh karena itu divisi memanggang diisi oleh para lelaki, yaitu, bang Sajad, Abra dan Beni yang berlagak macho.

"Nah, Mei aja jago Rum elu masak telur dadar asin banget, gila!"

Seru salah satu senior yang memang tinggal di tempat kost yang sama dengan Arumi.

Semua tergelak.

"Mas Awaaaaan!" Jerit Arumi sebal. "Jangan buka-buka aib aku doong!"

"UPS! Sengaja, udah rahasia umum soalnyee."

The Scenario (Different Grooves)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang